Category

Welcome Guys

Pages

Send Quick Massage

Name

Email *

Message *

ads

Sunday, July 12, 2015

LAPORAN METODOLOGI PENELITIAN HUBUNGAN GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN KARIAWAN DIPERTAMINA BALONGAN INDRAMAYU 2014

by Unknown  |  in LAPORAN at  2:27 AM

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang
Setiap aktifitas manusia disadari atau tidak, dapat menjadi sumber bising. Seiring perkembangan zaman manusia pun membutuhkan industri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun kebanyakan aktifitas dalam suatu industri terutama proses produksi, dapat menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu pekerja maupun masyarakat sekitarnya.
Kebisingan adalah bentuk energi yang bila tidak disalurkan pada tempatnya akan berdampak serius bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Upaya pengawasan dan pengendalian kebisingan  menjadi faktor yang menentukan kualifikasi suatu perusahaan dalam menangani masalah lingkungan yang muncul.
Kebisingan merupakan salah satu aspek lingkungan yang perlu diperhatikan. Karena termasuk polusi yang mengganggu dan  bersumber pada suara / bunyi. Oleh karena itu bila bising tidak dapat dicegah atau dihilangkan, maka yang dapat dilakukan yaitu mereduksi dengan melakukan pengendalian melalui berbagai macam cara.
1.2.            Maksud dan Tujuan
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Penyajian Ilmiah bagi mahasiswa Program Pasca Sarjana Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Bengkulu.

1.3.            Tujuan penulisan makalah ini adalah
Memberikan gambaran umum kebisingan sebagai salah satu faktor yang dapat menurunkan derajat kesehatan masyarakat;
Dapat memahami kondisi kebisingan, alat-alat monitoring pengendalian yang digunakan dan fasilitas-fasilitas lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai penambah dan pengembangan ilmu bagi mahasiswa khususnya dan Jurusan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan  umumnya.
1.4.            Batasan Masalah
Makalah ini membatasi pembahasan hanya pada pengendalian bising secara umum sebagai bagian dari mata kuliah Penyajian Ilmiah.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1       Defenisi
2.1.1    Bunyi
            Bunyi adalah perubahan tekanan yang dapat dideteksi oleh telinga atau
kompresi  mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium, medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) danamplitude atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel. Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran udara atau medium lain, sampai kegendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responya. Suara diatas 20 kHz disebut ultrasonic dan dibawah 20 Hz disebut infrasonik.
2.1.2    Kebisingan
            Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan lingkungan yang dinyatakan dalam satuan desibel(dB). Kebisingan juga dapat didefinisikan sebagai bunyi yang tidak disukai, suara yang mengganggu atau bunyi yang menjengkelkan. Berdasarkan Kepmenaker, kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat, proses produksi yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan pendengaran.
Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar. Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul udara sekitarnya sehingga molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara menurut pola ramatan longitudinal. Rambatan gelombang diudara ini dikenal sebagai suara atau bunyi sedangkan dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan kenyamanan dan kesehatan
Pengertian yang paling sederhana dari noise atau kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan. Kita mungkin dapat menikmati musik dari grup band rock favorit kita, akan tetapi jika suara musik tersebut mengganggu teman kita yang sedang belajar ataupun tidur maka suara musik dari grup bang favorit kita dapat dikategorikan sebagai suara bising atau “noise”. 
1. (JIS Z 8106 [IEC60050-801] kosa kata elektro-teknik Internasional Bab 801:
Akustikal dan elektroakustik)".
Kebisingan didefinisikan sebagai “suara yang tak dikehendaki, misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara, musik dsb, atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup 


2.  (KepMenLH No.48 Tahun 1996)
Kebisingan yaitu bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan 
3. (KepMenNaker No.51 Tahun 1999)
Semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran
jadi dapat disimpulkan bahwa kebisingan bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan ketulian.
2.1.3    Sumber kebisingan
Sumber bising ialah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap mengganggu   pendengaran baik dari sumber bergerak maupun tidak bergerak. Umumnya sumber kebisingan dapat berasal dari kegiatan industri, perdagangan, pembangunan, alat pembangkit tenaga, alat pengangkut dan kegiatan rumah tangga. Di Industri, sumber kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu
1.      Mesin : Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin.
2.      Vibrasi : Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat gesekan, benturan atau ketidak seimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada roda gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain-lain.
3.      Pergerakan udara, gas dan cairan : Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, dan lain-lain.
Jenis-jenis Kebisingan
            Perbedaan frekuensi dan intensitas menyebabkan adanya jenis-jenis kebisingan yang memiliki karakteristik yang berbeda. Jenis-jenis kebisingan dapat dibedakan menjadi 4 bagian yaitu:
1.      Kebisingan kontinyu dengan spectrum frekuensi sempit, misalnya suara mesin gergaji sirkuler
2.      Kebisingan terputus-putus (intermittent) misalnya lalu lintas, suara pesawat terbang dibandara.
3.      Kebisingan impulsive (impact or impulsive noise) misalnya tembakan meriam, ledakan.
4.      Kembisingan implusif berulang misalnya suara mesin tempa.
2.1.4    Faktor Resiko di Tempat Kerja
Berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan kerja, seperti disebutkan diatas, dalam melakukan pekerjaan perlu dipertimbangkan berbagai potensi bahaya serta resiko yang bisa terjadi akibat sistem kerja atau cara kerja, penggunaan mesin, alat dan bahan serta lingkungan disamping faktor manusianya.
Istilah hazard atau potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan cedera atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami oleh tenaga kerja atau instansi. Sedang kemungkinan potensi bahaya menjadi manifest, sering disebut resiko. Baik “hazard” maupun “resiko” tidak selamanya menjadi bahaya, asalkan upaya pengendaliannya dilaksanakan dengan baik.
Ditempat kerja, kesehatan dan kinerja seseorang pekerja sangat dipengaruhi oleh:
1.      Beban Kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan.
2.      Kapasitas Kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan, kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
3.      Lingkungan Kerja sebagai beban tambahan, baik berupa faktor fisik, kimia, biologik, ergonomikm, maupun aspek psikososial.
Dampak terhadap Kesehatan
Adalah suatu kenyataan bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita dikelilingi oleh berbagai sumber bunyi mulai dari bising lalu lintas, bising di tempat kerja, maupun bising saat sedang belajar sekalipun. Itu artinya kita tidak akan pernah lepas dari dampak yang ditimbulkan oleh suara bising itu sendiri. Salah satunya adalah dampak terhadap kesehatan manusia.
Pengaruh kebisingan terhadap kesehatan tergantung  pada frekuensi, intesitas, lama paparan, jenis bising dan sesitivitas individu. Seorang ekerja yang kesehariannya berhadapan dengan mesin akan lebih beresiko mengalami gangguan kesehatan yang ditimbulkan karena adanya suara bising dari mesin dibandingkan dengan seorang mahasiswa yang kesehariannya dihabiskan di kelas yang suasananya cenderung lebih tenang. Hal ini disebabkan karena intensitas bising yang dihadapi oleh kedua orang tersebut berbeda.
Bising menyebabkan berbagai gangguan pada tenaga kerja.Gangguan kesehatan yang ditimbulkan akibat bising pada tenaga kerja bermacam-macam. Efek atau gangguan kebisingan dapat dibagi menjadi dua yaitu : Gangguan fisiologis dapat berupa peningkatan tekanan darah dan penyakit jantung dan Gangguan pada indera pendengaran.(Siswanto, 1992).
Pada umumnya bising yang bernada tinggi sangatlah mengganggu, apalagi jika suara bising itu datang secara tiba-tiba atau menimbulkan efek kaget pada si pendengar. Gangguan yang mungkin akan terjadi adalah peningkatan tekanan darah, denyut nadi dan juga membuat jantung berdebar-debar. Gangguan seperti ini disebut sebagai gangguan fisiologis.
Seseorang yang terpapar kebisingan dengan intensitas yang tinggi akan beresiko menderita penyakit jantung. Hal ini dikarenakan kebisingan dapat menimbulkan rasa stres bagi si pendengar. Stres yang berkelanjutan akan merusak kerja sistem saraf yang kemudian akan memicu detak jantung menjadi lebih cepat dan kenaikan tekanan darah. Kenaikan darah yang terus-menerus akan berakibat pada hipertensi dan stroke.
Salah satu contoh dari gangguan pada pendengaran adalah Trauma Akusitik. Trauma Akustik terjadi karena adanya pemaparan bising yang intensitasnya sangat tinggi dan terjadi secara tiba-tiba. Seperti gangguan pendegaran atau ketulian yang disebabkan karena ledakan bom yang mengakibatkan  robeknya membran Tympani dan terjadinya kerusakan pada tulang-tulang pendengaran.
Contoh gangguan pendengaran lainnya adalah tuli sementara, tuli menetap, tinitus merupakan suatu gejala awal terjadinya gangguan pendengaran berupa  telinga berdenging. dan Prebycusis, penurunan daya dengar sebagai akibat pajanan bising ditempat kerja.
Selain gangguan fisiologis dan pendengaran, kebisingan juga akan menimbulkan gangguan psikologis berupa stress, insomnia, depresi dan sebagainya.
Disamping itu, kebisingan juga dapat menggaggu komunikasi. Seseorang yang sudah terbiasa berkerja dalam keadaan bising biasanya berkomunikasi dengan yang lainnya dengan cara berteriak agar suaranya terdengar.  Oleh karena sudah terbiasa berbicara keras di lingkungan kerja sebagai akibat dari lingkungan kerja yang bising. Maka kebiasaan ini akan terbawa ke dalam lingkungan keluarga. Bisa jadi hal ini dapat menimbulkan kesalahan komunikasi atau membuat kesalahan persepsi di lingukan keluarga karena dipersepsikan sebagai kemarahan.
Pengaruh Kebisingan
Pengaruh utama dari kebisingan kepada kesehatan adalah kerusakan kepada indera-indera pendengar. Mula-mula efek kebisingan pada pendengaran adalah sementara dan pemulihan terjadi secara cepat sesudah pemaparan dihentikan. Tetapi pemaparan secara terus-menerus mengakibatkan kerusakan menetap kepada indera-indera pendengaran.
Dempak kebisingan tergantung kepada besar tingkat kebisingan. Tingkat kebisingan adalah ukuran energy bunyi yang dinyatakan dalam satuan desiBell (dB). Pemantauan tingkat kebisingan dapat dilakukan dengan alat sound Level Meter.
Selain gangguan kesehatan kerusakan terhadap indera-indera pendegar, kebisingan juga dapat menyebabkan : gangguan kenyamanan, kecemasan dan gangguan emosional, stress, denyut jantung bertambah dan gangguan-gangguan lainnya. Secara umum pengaruh kebisingan terhadapa masyarakat dapat dibagi menjadi 2, yaitu: Gangguan fisiologi, dan Gangguan psikologis  Pengaruh bising terhadap masyarakat dapat dibagi menjadi dua macam yaitu:
Ganguan Fisiologis
Ganguan fisiologis yang diakibatkan oleh kebisingan yakni gangguan yang langsung terjadi pada faal manusia. Gangguan ini diantaranya:
Ø  Perederan darah terganggu oleh kerena permukaan darah yang dekat dengan permukaan kulit menyempit akibat bising  > 70 dB.
Ø  Otot-otot menjadi tegang akibat bising  > 60 dB
Ø  Gangguan tidur
Ø  Gangguan pendengaran, oleh karena bunyi yang terlalu keras dapat merusak gendang telinga.
Penerunan daya dengar dapat dibagi menjadi 3 kategori meliputi:
1.      Trauma Akustik
Trauma akustik adalah efek dari pemaparan yang singkat terhadap suara yang keras seperti sebuah letusan. Dalam kasus ini energi yang masuk ke telinga dapat mencapai struktur telinga dalam dan bila melampaui batas fisiologis dapat menyebabkan rusaknya membran thympani, putusnya rantai tulang pendengaran atau rusak organ spirale (Goembira, Fadjar, Vera S Bachtiar, 2003). Trauma akustik adalah setiap perlukaan yamg merusak sebagian atau seluruh alat pendengaran yang disebabkan oleh pengaruh pajanan tunggal atau beberapa pajanan dari bising dengan intensitas yang sangat tinggi, ledakan-ledakan atau suara yang sangat keras, seperti suara ledakan meriam yang dapat memecahkan gendang telinga, merusakkan tulang pendengaran atau saraf sensoris pendengaran (Prabu,Putra, 2009).
2.      Temporary Threshold Shift (TTS)/Tuli Sementara
            Tuli sementara merupakan efek jangka pendek dari pemaparan bising berupa kenaikan ambang pendengaran sementara yang kemudian setelah berakhirnya pemaparan bising, akan kembali pada kondisi semula. TTS adalah kelelahan fungsi pada reseptor pendengaran yang disebabkan oleh energi suara dengan tetap dan tidak melampui batas tertentu. Maka apabila akhir pemaparan dapat terjadi pemulihan yang sempurna. Akan tetapi jika kelelahan melampui batas tertentu dan pemaparan terus berlangsung setiap hari, maka TTS secara berlahan-lahan akan berubah menjadi PTS (Goembira, Fadjar, Vera S Bachtiar, 2003). TTS diakibatkan pemaparan terhadap bising dengan intensitas tinggi. Seseorang akan mengalami penurunan daya dengar yang sifatnya sementara dan biasanya waktu pemaparan terlalu singkat. Apabila tenaga kerja diberikan waktu istirahat secara cukup, daya dengarny
3.      Permanent Threshold Shift (PTS)/Tuli Permanen
Tuli permanen adalah kenaikan ambang pendengaran yang bersifat irreversible sehingga tidak mungkin tejadi pemulihan. Gangguan dapat terjadi pada syaraf-syaraf pendengaran, alat-alat korti atau dalam otak sendiri. Ini dapat diakibatkan oleh efek kumulatif paparan terhadap bising yang berulang.
1.      Gangguan pencernaan
2.      Gangguan system saraf
Gangguan Psikologis
Gangguan yang secara tidak langsung terhadap manusia dan sukar untuk diukur. Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, dan cepat marah.. Bila kebisingan diterima dalam  waktu lama dapat menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan dan lain-lain.
Bising juga dapat berpengaruh terhadap produktifitas kerja bagi masyarakat pekerja. Pengaruh bising terhadap produktivitas kerja yaitu:
1.      kuantitas hasil kerja sama, kualitas berbeda bila dalam keadaan bising
2.      kerja yang banyak menggunakan pemikiran lebih banyak terganggu dibanding dengan kerja manual.
Selain sisi negative berupa gangguan fisiologis dan psikologis bising juga memberikan sisi negataif salah satunya adalah menambah produktifitas music.
Gangguan Kesehatan Akibat Suara Bising
Kebisingan di tempat kerja seringkali merupakan problem tersendiri bagi tenaga kerja. Umumnya berasal dari mesin kerja, genset serta berbagai peralatan yang bergerak dan kontak dengan logam, kompressor dan sebagainya. Sayangnya banyak tenaga kerja yang terbiasa dengan kebisingan tersebut, meskipun tidak mengeluh tetapi gangguan kesehatan akibat suara bising tetap terjadi. Efek kebisingan terhadap kesehatan tergantung dari: intensitas, frekuensi, kontinuitas, dan variasi waktu paparan.
Ada beberapa cara sederhana untuk menentukan bahwa tingkat suara di tempat kerja terlalu keras yaitu :
Apabila anda harus berteriak atau berbicara keras dari jarak rentangan tangan untuk dapat dimengerti oleh lawan bicara.
Apabila telinga anda berdengung, jika anda meninggalkan lokasi kerja.
Apabila anda merasa kesulitan menangkap pembicaraan biasa setelah bekerja.
Apabila anda merasa pusing atau mengantuk akibat kebisingan .
Apabila setelah diperiksa oleh dokter dan ternyata anda memiliki gangguan pendengaran seperti yang dialami oleh rekan kerja anda dalam satu unit.
Kebisingan dengan intensitas tinggi akan merusak sel rambut di bagian dalam telinga dan mengurangi kemampuan telinga untuk mendengar dan menghantarkan informasi ke otak. Apabila sel rambut ini rusak, tidak dapat diperbaiki, sehingga kehilangan pendengaran yang terjadi akan permanen. Gangguan lain yang dapat diakibatkan oleh bising diantaranya: pusing, mengantuk, tekanan darah tinggi, stres emosional yang dapat diikuti gangguan pada saluran pencernaan, sulit tidur dan sakit
Untuk mencegah penyakit akibat suara bising, tingkat kebisingan harus dikurangi, antara lain dengan upaya-upaya :
Mendesain kembali peralatan, untuk mengurangi kecepatan dan benturan dari bagian yang bergerak, memasang peredam pada lubang pemasukan dan pembuangan, mengganti peralatan yang telah lama dengan yang baru.
Merawat peralatan, dengan mengganti yang telah aus serta memberikan pelumas pada semua bagian yang bergerak.
Mengisolasi peralatan, dengan mejauhkannya dari pekerja.
Memasang peredam getaran, dengan menggunakan bantalan karet, agar bunyi yang ditimbulkan oleh getaran dapat dikurangi.
Terhadap pekerjanya sendiri, dapat dilakukan upaya-upaya:
Menggunakan penyumbat dan pelindung telinga. Dengan cara ini kebisingan tetap ada karena hanya mengurangi jumlah suara yang masuk ke telinga.
Sebaiknya pekerja yang bekerja di tempat dengan kebisingan tinggi digilir, sehingga bukan hanya pekerja tertentu saja yang bekerja di lingkungan yang berisiko tinggi tersebut
Cara Mencegah Efek Buruk Kebisingan
Apabila seseorang dalam jangka waktu yang lama terus saja terpapar langsung oleh kebisingan dapat menimbulkan ketulian. Perlu perlindungan khusus bagi masyarakat, khususnya para pekerja yang kesehariannya bekerja dengan mesin guna mencegah dan meminimalisir dampak terburuk yang ditimbulkan.

Berikut hal yang perlu dilakukan untuk mencegah dampak yang ditimbulkan oleh kebisingan :
1.      Tidak mendengarkan suara yang sangat keras tanpa pelindung telinga selama lebih dari 15 menit.
2.      Hindari paparan suara yang terlalu keras hingga lebih dari 110 dB. Paparan rutin yang berlangsung selama 1 menit lebih dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen.
3.      Gunakan pelindung telinga ketika menggunankan mesin-mesin yang mengeluarkan suara berisik.
4.      Apabila menyalakan TV, Radio dan Handpone dengan volue suara yang sewajarnya, tidak terlalu keras









BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN
HIPOTESSIS PENELITIAN
3.1       Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang inggin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005). Kerangka konsep adalah bagaian penelitian yang menyajikan konsep atau teori dalam bentuk kerangka konsep penelitian.
Dalam penelitian ini dapat dilihat kerangka konsep sebagai berikut:
Gambar 3.1 KerangkaKonsep
Variabel Independent
 
Variabel Dependent
 
 


Text Box: Kariawan 
Ditempat kerja 

Text Box: Kebisingan                                    

                                                                                                           
DefinisiOperasional
Definisi operasional variabel digunakan untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel diamati atau diteliti, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberi batasan atau definisi operasional.Definisi operasional ini bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variable – variabel bersangkutan berserta pengembangan instrumen (alat ukur) (Notoatmodjo, 2005).
Tabel 3.1
Definisi operasional
Variabel
Definisioperasional
Alatukur
Hasilukur
Skalaukur
Terikat:
Kebisingan
Pekerja  yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerjanya
Kuesionerdengan Metode Recall sertadikonversikank
Baik, Jika asupan kalori≥ 200.000 Kalori

Kurang , Jika asupan kalori < 200.000 Kalori

Nominal
Bebas:
ProduktivitasKerja
Kemampuan menghasilkan suatu kerja yang lebih banyak daripada ukuran biasa yang telah umum
Kuesioner



Baik, Jika skor ≥ Mean

Kurang , Jika skor < Mean
Nominal

Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah pernyataan tentang suatu dalil atau hukum yang belum teruji secara empiris atau pernyataan yang berisi dugaan tentang hubungan antara dua variabel yang memungkinkan untuk dibuktikan secara empiris.(Arief, 2008:26). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hipotesis Alternatif yaitu jawaban sementara yang menyatakan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih (Nursalim, 2005). Hipotesis alternatif dalam penelitian ini adalah












BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1.      Desain Penelitian
Dalam penelitian ini dilaksanakan dengan jenis penelitian Dekskriptif analitik yaitu penelitian yang bertujuan mencari hubungan antar variabel yang diteliti (Dharma,2011:75). Dengan pendekatan crossectional yaitu desain penelitian analitik yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variable dimana variable independen dan variab eldependen di identifikasi pada satu satuan waktu  (Dharma,2011:79).
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi adalah unit dimana suatu hasil penelitian akan diterapkan (Dharma,2011:104). Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh karyawan wanita  pertamina balongan yang berjumlah 293 orang.
Sampel
Sampel adalah unit yang lebih kecil lagi merupakan sekolompok individu yang merupakan bagian dari populasi terjangkau dimana peneliti langsung mengumpulkan data pada unit ini (Dharma,2011:104).
Besarsampel yaitu169  responden dengan teknik pengambilan sampel acak sederhana.
n          =  Jumlah sampel
N         =  Jumlah populasi
e          =  Standareror (5%).
             ( Setiawan&Saryono, 2011:99).
Jadi, besar sampel kader adalah 169 responden.
Variabel Penelitian
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah gizi kerja karyawan wanita di pertamina balongan 2
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah produktivitas kerja karyawan wanita di pertamina balongan
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di pertamina balongan tahun 2014.


4.2.      Etika Penelitian
Informed Consesnt
Informed Consesnt merupakan bentuk persetujuanan tara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed Consesnt tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi reponden. Tujuan Informed Consesnt adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika calon responden tidak besedia, maka peneliti harus menghormati hak calon responden.
Anonimity (TanpaNama)
Memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembaral atu kurdan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
Confidentialit (Kerahasiaan)
Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat,2007:93-95).


Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah langkah yang sangat penting dalam penelitian. Data yang terkumpul akan digunakan sebagai bahan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan, oleh karenaitu pengumpulan data harus dilakukan dengan sistematis, terarah dan sesuai dengan masalah penelitian  (Sulistyaningsih, 2012:121).
Jenis Data
Jenis berdasarkan sumbernya yaitu:
Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan sendiri oleh peneliti.
Data skunder adalah informasi yang telah dikumpulkan oleh pihaklain, peneliti tinggal memakai sesuai dengan topic penelitian. (Sulistyaningsih,2012:121-122).
Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah suatu alat yang dgunakan oleh peneliti untuk mengobservasi, megukur atau menilai suatu fenomena (Dharma,2011:136). Instrument yang digunakan dalam penelitianini adalah kuesioner atau angket yaitu suatu cara pengumpulan data mengenai suatu penelitian masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum/orang banyak atau teknik pengumpulan data yang digunakan dalam teknik komunikasi tidak langsung, artinya responden secara tidaklangsung dihubungi melalui daftar pertanyaan tertulis yang dikirim dengan media tertentu (Sulistyaningsih, 2012 : 139 ).

Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah data, sehingga dapat di analisis dan diambil kesimpulannya (Sulistyaningsih,2012:149). Langkah – langkah mengolah data adalah sebagai berikut:
Editing
Editing adalah kegiatan memeriksa data, kelengkapan, kebenaran pengisian data, keseragaman ukuran, keterbacaan tulisan dan konsistensi data berdasarkan tujuan penelitian.
Coding
Coding adalah pemberian kode pada data yang berskala nominal dan ordinal. Kodenya berbentuk angka / numeric / nomor, bukan symbol karena hanya angka yang dapat diolah secara statistic dengan bantuan program komputer.
Entry
Entry adalah memasukan data yang telah dikoding kedalam computer dengan teliti dan cermat.
Cleaning
Cleaning adalah proses pembersihan data sebelum diolah secara statistic. Carame lakukan pembersihan  data adalah data diperiksa di monitor  atau dicetak di kertas.

Tabulating
Tabulating adalah memasukan data kedalam table berdasarkan tujuan penelitian   ( Sulist yaningsih, 2012 : 150 – 152 ).
4.3.      Analisa Data
Analisa Univariat
Analisa ini dilakukan agar kita dapat mengenal baik data tersebut yang kemudian dilanjutkan dengan analisa lebih kompleks sesuai tujuan penelitian. Analisa yang digunakan untuk mengukur produktivitas kerja yaitu dengan rata-rata hitung(Mean) yaitu jumlah seluruh hasil pengamatan (X) dibagi dengan banyaknya pengamatan(n) populasi atau sampel, Rumus yaitu sebagai berikut:
Rumus: X =
Keterangan:    
X         = Mean( nilai rata-rata)
     = Jumlah data
          = Banyaknya data
AnalisaBivariat
Analisa data yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu memakai analisa chi-square dengan bantuan program SPSS Versi 16.00..
Rumusnya adalah:       X2       f
Keterangan:     fo         = Frekuencies of Observed
                        Fe        = Frekuencies of Expected

(Sunyoto, 2012:87).

0 comments:

Proudly Powered by Blogger.