Category

Welcome Guys

Pages

Send Quick Massage

Name

Email *

Message *

ads

Friday, July 10, 2015

Proposal Perilaku yang berhubungan dengan bahaya seks bebas

by Unknown  |  in PROPOSAL at  3:18 AM


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan dari masa kanak-kanak kemasa dewasa, suatu tahap perkembangan sudah dimulai namun yang pasti setiap laki-laki maupun perempuan akan mengalami suatu perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja adalah munculnya dorongan-dorongan seks, perasaan yang terjadi pada remaja menimbulkan berbagai bentuk ekspresi hubungan seks (Pangkahila, 1998). Sudut pandang kesehatan masalah yang sangat mengkhawatirkan pada masa kelompok usia remaja adalah masalah yang berkaitan dengan seks bebas (unprotected sexuality), penyebaran Penyakit Menular Seksual (PMS), kehamilan diluar nikah atau kehamilan yang tidak diinginan dari kalangan remaja (adolocent unwanted Pregnancey) dan aborsi yang tidak aman (Laksmiwati, 1999).
Dikalangan remaja telah terjadi revolusi dalam hubungan seksual menuju kearah liberalisasi tanpa batas. Kebanggaan terhadap kemampuan untuk mempertahankan kegadisan sampai pada pelaminan telah sirna, oleh karena kedua belah pihak saling menerima kedudukan baru dalam seni pergaulan hidupnya. Informasi yang cepat dalam berbagai bentuk telah menyebabkan dunia semakin menjadi milik remaja. Informasi tentang kebudayaan hubungan seksual telah mempengaruhi kaum remaja Indonesia, sehingga telah tejradi suatu revolusi yang menjurus makin bebasnya hubungan seksual pranikah (Manuaba, 1998).
Data demografi menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia menurut Worl Health Organization (WHO) pada tahun 1995 sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja berumur 10-19 tahun. Sektiar 900 juta berada dinegara sedang berkembang. Data demografi di Amerika Serikat (1990) menunjukkan jumlah remaja berumur 10-19 tahun sekitar 15% populasi. Jumlah penduduk di Asia Pasifik merupakan 60% dari penduduk dunia, seperlimanya adalah remaja umur 10-19 tahun. Menurut Biro Pusat Statistik (1999) di Indonesia kelompok umur 10-19 tahun adalah sekitar 22%, yang terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan (Seotjiiningsih, 2004).
Praktik seks bebas (free sex) yang menjalar dikalangan remaja zaman sekarang telah menjadi problem serius. Berubahnya orientasi seks dari sesuatu yang sangat pribadi dan tertutup lalu kini dibuka lebar-lebar, seolah menjadi fenomena umum remaja modern. Mereka menjadi begitu permisif untuk saling menyentuh, bergandengan, berpelukan, Petting (bercumbu tanpa melakukan coitus) dan bahkan bersenggama dengan lawan jenis. Memang tidak semua remaja melakukan hal itu (www.pikiran-rakyat.com)
            Kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) di Amerika Serikat yang dilaporkan setahunnya terjadi 20 juta kasus IMS, 30% adalah remaja, dan lebih dari 50% merupakan kelompok remaja dan dewasa muda yaitu umur dibawah 25 tahun. Hampir diseluruh Inggris terjadi peningkatan insidensi IMS dan terjadi terutama pada kelompok remaja. Pada tahun 2000, dari seluruh infeksi klamidia tercatat 34% dan 40% dari Ghonorhoe pada perempuan dewasa, terdapat pada remaja perempuan. Berbagai laporan di Indonesia menunjukkan bahwa kelompok umur paling banyak menderita IMS adalah kelompok umur muda. Selama 2 tahun (1993-1994) di Rumah Sakit Pringadi Medan untuk penyakit kondiloma akuminata tercatat 35,4% adalah penderita kelompok umur 20-24 tahun, 33,3% dari kelompok umur 25-29 tahun. Selama 4 tahun (1990-1994) di Rumah Sakit Dr.Kariadi Semarang tercatat 3803 kasus IMS pada unit rawat jalan,1325 kasus(38,8%) adalah penderita umur 15-24 tahun,dan tercatat 1768 orang (46,5%) adalah umur 25-34 tahun. Demikian juga halnya di Rumah Sakit Umum Pemerintah Sanglah Denpasar, tercatat 59,1% dari penderita IMS yang tercatat antara tahun 1995-1997 adalah kelompok remaja. (Soetjiningsih, 2004)
            Berdasarkan penelitian di berbagai kota besar di Indonesia, sekitar 20%-30% remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks. Ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik dipondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Pakar seks di Jakarta mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat. Dari sekitar 5% pada tahun 1980-an, menjadi 20% pada tahun 2000. Kisaran angka tersebut, menurut Dr.Boyke, dikumpulkan dari berbagai penelitian dibeberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Palu, dan Banjarmasin. Bahkan di Pulau Palu, Sulawesi Tenggara, pada tahun 2000 lalu tercatat remaja yang pernah melakukan hubungan seks pra nikah mencapai 29,9%. (Majalah Gemari, 2001)
Dilihat dari sisi kesehatan, bahaya perilaku seks bebas bisa menimbulkan berbagai gangguan. Diantaranya, terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Selain tentunya kecenderungan untuk aborsi, juga menjadi salah satu penyebab munculnya anak-anak yang tidak diinginkan. Seks bebas juga bisa meningkatkan resiko kanker mulut rahim. Jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, resiko terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat. Selain itu, bahaya seks bebas akan meningkatkan kasus penyakit menular seksual, seperti sipilis, Ghonorhoe (GO), hingga Humman Immunodeficiency Virus (HIV) atau Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS). (Majalah Gemari, 2001).
Hasil survey yang dilakukan peneliti pada tanggal 13 April di SMA Teladan menunjukkan bahwa pengetahuan siswa tentang bahaya seks bebas dalam kategori cukup atau 57 %.
b.      Rumusan Masalah Dan pernyataan penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka penulis mengambil Rumusan Masalah yaitu “Bagaimanakah pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya seks bebas di SMA Teladan Metro?”
Pernyataan penelitian Adalah: Bagaimanakah gambaran sikap remaja terhadap seks bebas ?







D. Tujuan Penelitian
1.   Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya seks bebas di SMPN 1 Terisi
2.   Tujuan Khusus
Dengan memperhatikan masalah dan permasalahan dikemukakan diatas maka tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Diketahuinya pengetahuan remaja tentang bahaya seks bebas di SMPN 1 Terisi
b. Diketahuinya sikap remaja tentang bahaya seks bebas di SMPN 1 Terisi

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Bagi Remaja
Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman bagi remaja tentang bahaya seks bebas.
2. Bagi SMPN 1 TERISI
Dengan adanya penelitian ini maka penulis berharap bahwa penelitian ini akan bermanfaat dan berguna untuk dijadikan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.
      3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai sumber referensi dan bacaan untuk peneliti selanjutnya dalam kaitannya dengan pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya seks bebas.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.          Konsep Dasar Bahaya seks bebas
.1 Pengertian Seks Bebas

          Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan di luar  ikatan pernikahan,baik suka sama suka atau didalam prostitusi.Seks bebas bukan hanya dilakukan oleh kaum remaja bahkan yang telah berumah tangga pun sering melakukannya dengan orang yang bukan pasangannya.Biasanya dilakukan dengan alas an mencari variasi seks ataupun sensasi seks untuk mengatur kejenuhan.
          Seks bebas sangat tidak layak dilakukan mengingat resiko yang sangat besar.Pada remaja biasanya akan mengalami kehamilan diluar nikah yang memicu terjadinya aborsi,ingat aborsi itu sangatlah berbahaya dan beresiko kemandulan bahkan kematian.Selain itu tentu saja para pelaku seks bebas sangat beresiko terinfeksi virus HIV yang menyebabkan AIDS ataupun penyakit menular lainnya.

2. Penyebab Seks Bebas

          Sebelum kita melangkah kepembahasan tentang apa yang harus kita lakukan,lebih baik kita lihat dulu sebenarnya bagaimana keterkaitan faktor-fakto diatas dalam kontribusinya terhadap terjadinya aktifitas perilaku seks remaja.Jika merujuk pada penjelasan diatas,maka ada beberapa faktor yang menjadi pemicu terjadinya perilaku seks bebas pada remaja.Antara lain media,perkembangan teknologi,pemerintah,masyarakat,keluarga,rekan sebaya,sekolah,dan institusi agama.
          Dari semua faktor tersebut ada yang bisa menjadi pemicu karena “lemahnya pengaruh” dan ada yang menjadi pemicu dikarenakan “kuatnya pengaruh”.Faktor pemicu yang dikategorikan kedalam golongan “lemahnya pengaruh” adalah pemerintah,masyarakat,keluarga,sekolah dan institusi agama,sedangkan faktor pemicu yang termasuk didalam “kuatnya pengaruh” hal ini adalah media,perkembangan teknologi,dan rekan sebaya atau lingkungan pergaulan.
          Sementara di satu sisi terjadi pengaruh yang kuat dari media (baik cetak,maupun elektronik),pengaruh dari lingkungan pergaulan dengan teman sebaya,dan berkembangnya sarana teknologi.Faktor-faktor diatas tentu saja tidak berdiri sendiri-sendiri,namun saling terkait.Mungkin keterkaitannya cukup unik dan berbeda setiap kasus.Satu lagi hal yang menarik yang kita dapati bahwa sebenarnya banyak faktor pengendali tersebut selalu terkaitdengan faktor keluarga.Agama biasa diajarkan lewat keluarga,regulasi pemerintah bisa diinformasikan melalui simulasi mini dalam dalam keluarga.Norma masyarakat pun bisa disosialisasikan dalam keluarga,tidak berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa keluarga merupakan “faktor pemicu” terjadinya atau tidaknya seks bebas.

3 Akibat Seks Bebas
          Bagi seorang remaja perempuan atau laki-laki yang mempunyai seorang pacar dan sering melakukan seks bebas biasanya mudah terjangkit penyakit menular yang diakibatkan oleh seks bebas,antara lain :
A .AIDS    
            AIDS (Acquerid Immune Defieciency disease Sindrome) adalah penyakit yang bisa menyebabkan kematian.AIDS disebabkan oleh virus HIV (Human Imnunodefieciency Virus).
 AIDS disebabkan oleh indeks virus HIV,virus ini akan merusak system kekebalan tubuh dengan cara menyerang sel darah putih.Seseorang yang mengidap penyakit AIDS tidak dapat melindungi dirinya dari segala macam penyakit.Akibatnya penderita bisa terserang berbagai penyakit.
B.     SIFILIS
            Sifilis adalah penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri Spirotesa Triponema Palidum,Penularan biasanya melaluikontak seksual.Gejala dan tanda dari sifilis banyak dan berlainan,sebelum perkembangan tes serelogikal,diagnosis sulit dilakukan dan penyakit ini sering disebut “peniru besar” karena sering dikira penyakit lainnya.

4 Dampak Seks Bebas
       seks bebas atau free sex itu memang seharusnya sudah diketahui oleh remaja itu sendiri sebelum mengetahui dampak seks bebas terhadap kesehatannya,Seks bebas atau free sex sebenarnya memiliki definisi yang sederhana yakni perilaku seksual yang dilakukan oleh seseorang bersama orang lain diluar ikatan pernikahan yang telah disahkan secara legal oleh badan hukum negara dan atau badan hukum agama. Free sex tidak hanya ditujukan untuk perilaku dikalangan remaja atau seseorang yang belum menikah, namun dikalangan orang yang sudah menikah dan apabila dia melakukan dengan orang lain selain pasangan suami atau istrinya, itu juga termasuk free sex.
Adapun dampak dari free seks bagi kesehatan kita diantaranya adalah: 
     A. Dampak Fisik
a. Untuk perempuan dibawah usia 17 tahun yang pernah melakukan hubungan seks bebas  akan beresiko tinggi terkena kanker serviks.
b. Beresiko tertular penyakit kelamin dan HIV-AIDS yang bisa menyebabkan kemandulan bahkan kematian.
c. Terjadinya KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan) hingga tindakan aborsi yang dapat
menyebabkan gangguan kesuburan, kanker rahim, cacat permanen bahkan berujung pada kematian.
     B. Dampak Psikologis
       yang seringkali terlupakan ketika melakukan free seks atau mengalami dampak fisik akibat free seks diatas adalah akan selalu muncul rasa bersalah,marah,sedih,menyesal,malu,kesepian,tidak punya bantuan,binggung,stress,benci pada diri sendiri,benci pada orang yang terlibat,takut tidak jelas,insomnia (sulit tidur),kehilangan percaya diri, gangguan makan,kehilangan konsentrasi,depresi,berduka,tidak bisa memaafkan diri sendiri,takut akan hukuman Tuhan,mimpi buruk, merasa hampa.






5 .Penanggulangan Seks Bebas
          Seks bebas yang terjadi di kalangan remaja sudah sangat meresahkan kita semua.Prilaku seks bebas itu dapat dicegah melalui keluarga.Apalagi anak yang baru beranjak dewasa da memberi pengertian pada anak tentang apa itu seks dan akibatnya jika seks itu dilakukan.
          Seks bebas itu juga dapat dicegah melalui keinginan diri sendiri.Remaja harus lebih memikirkan akibat sebelum berbuat paling tidak remaja lebih meningkatkan lagi iman dan lebih meningkatkan keimanan pada Tuhan.Pemerintak juga sangan berperan dalam usaha penanggulangan seks bebas dikalangan remaja seperti mengadakan penyuluhan di sekolah-sekolah.
.6 Peran Keluarga
          Keluarga adalah pilihan yang tepat untuk membicarakan masalah yang dihadapi anak.Sehubungan dengan pertumbuhan dan perkembangannya.Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup remaja dengan cara mengarahkan dan membimbing sikap dan perilaku, mengenal kepribadian dan watak anak,mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam membina hubungan yang akrab antara orang tua dan anak.Peran orang tua dalam hal ini adalah :
-   Sebagai panutan
-   Sebagai perawat dan pelindung
-   Sebagai pembentuk keperibadian yang baik

7 .Peran Pemerintah
          Dalam hal ini,pemerintah harus menjadi orang yang terdepan dalam menanggulangi oknum-oknum yang sudah membuat para remaja melakukan seks bebas.Peran pemerintah diantaranya:
-  Memblokir situs-situs pornografi
-  Mengembangkan program pendidikan seks bebas dengan bahan resmi untuk  disediakan  disekolah



B.    Konsep Perilaku yang berhubungan dengan bahaya seks bebas

1.      Media Masa
Media masa yang mudah diakses oleh para remaja sehingga para remaja mudah memperoleh situs situs porno yang ada di internet
2.      Tingkat Pergaulan
Pergaulan para remaja seperti pacaran yang berlebihan sehingga dapat memicu hubungan seks bebas
3.      Tingkat Pengetahuan dan ekonomi
Banyak di daerah pedesaan atapun perkotaan banyak orang tua yang menyuruh anak nya untuk bekerja di bidang psk tampa tau pekerjaan tersebut sangat beresiko














BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A.  Kerangka Konsep

BAIK



MINAT
MOTIVASI

 
                        Siswa/Siswi, dapat melaksanakan segala sesuatu yang berkaitan dengan kesehatan (Health Behavior) dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya pengetahuan. Pengetahuan merupakan modal dasar seseorang untuk mengetahui segala sesuatu yang akan dilakukan. Sesuai identifikasi perilaku yang dikembangkan dari  kerangka konsep penelitian ini digambarkan sebagai berikut :






                                                                                        

0 comments:

Proudly Powered by Blogger.