Category

Welcome Guys

Pages

Send Quick Massage

Name

Email *

Message *

ads

Wednesday, July 15, 2015

PROPOSAL Maju dalam Usaha Membangun Daerah

by Unknown  |  in PROPOSAL at  6:04 AM

KATA PENGANTAR
         
Mewujudkan Visi Perusahaan Daerah Bumi Wiralodra Indramayu, yaitu "Maju dalam Usaha Membangun Daerah" dibutuhkan upaya dan kerja keras dari seluruh komponen perusahaan yang sinergis dan berkesinambungan. Untuk mewujudkan hal tersebut, penerapan Good Governance dalam tata kelola perusahaan sudah harus menjadi filosofis dan MaindSet dari semua Sumber Daya Manusia yang ada di perusahaan.
Harapan menjadikan PD. Bumi Wiralodra Indramayu menjadi perusahaan yang bertatakelola baik dan berkinerja memuaskan merupakan komitmen bersama dari seluruh lapisan manajemen.Oleh karena itu perlu dilakukan reorientasi dan revitalisasi seluruh unit bisnis melalui kajian dan analisis serta evaluasi terhadap data-data empiris yang valid guna menghasilkan perencanaan pengembangan perusahaan yang berkualitas dengan bercermin pada pengalaman bisnis yang telah dilakukan.
Program Revitalisasi Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis Pertanian Terpadu (Integrated Farming System) sebagai bentuk optimalisasi fungsi dan pemanfaatan asset bisnis yang dimiliki oleh PD. Bumi Wiralodra Indramayu diharapkan menjadi salah satu lini bisnis yang dapat menciptakan Value Added terhadap perusahaan dan menciptakan Agroekosistem dalam sistem bisnis PD. Bumi Wiralodra Indramayu.
Akhirnya saya berharap Program Revitalisasi Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis Pertanian Terpadu (Integrated Farming System) ini dapat terealisasi dan berjalan sesuai yang diharapkan.Tentunya tiada gading yang tak retak sehingga program ini dimungkinkan terdapat berbagai kekurangan sehingga membutuhkan masukan yang konstruktif, gagasan dan konsep yang lebih baik untuk membangun KabupatenIndramayu.


Indramayu,       Januari  2015
PD. BUMI WIRALODRA INDRAMAYU

DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................   i
Kata Pengantar.....................................................................................................               ii
Daftar isi.................................................................................................................   iii
BAB I    PENDAHULUAN....................................................................................   1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………     1
1.2 Maksud dan Tujuan……………………………………………………    2
1.3 Sasaran…………………………………………………………………     2
BAB II  BENTUK DAN JENIS KEGIATAN……………………………………   3
       2.1  Bentuk Kegiatan……………………………………………………….              3
       2.2  Jenis Kegiatan…………………………………………………………   3
BAB III  RUANG LINGKUP REVITALISASI.....................................................   4
BAB IV  WAKTU DAN LOKASI………………………………………………..   5
BAB V   TARGET KEGIATAN………………………………………………….   5
BAB VI   METODOLOGI PELAKSANAAN…………………………………...   6
BAB VII  MODEL DAN POLA IMPLEMENTASI……………………………...   8
BAB. VIII RENCANA KEBUTUHAN BIAYA……………………………………            9
BAB. IX   SUMBER PENDANAAN…………………………………………….. 9
BAB.  X   TINJAUAN TEKNIS…………………………………………………..  10
BAB.. XI   OUTPUT DAN OUTCOME………………………………………….  15
BAB.. XII   PENUTUP……………………………………………………………. 16



PROPOSAL
REVITALISASI PUSAT PENGOLAHAN BERAS
(RICE CENTER) BERBASIS PERTANIAN TERPADU
Dl KABUPATEN INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Kabupaten Indramayu adalah salah satu kabupaten yang memiliki luas wilayah dan sumber daya yang sangat besar di bandingkan kabupaten lainya di Jawa Barat. Keanekaragaman sumberdaya yang dimiliki Kabupaten Indramayu tidak hanya bersumber pada keragaan wilayah seperti Geografi, Demografi, dan Geopolitikakan tetapi juga memiliki Geostrategis. Dari sisi geografi, Kab.Indramayu memiliki keanekaragaman sumber daya yang meliputi sumber daya mineral, sumber daya kelautan, sumber daya kehutanan dan sumber daya pertanian.Berbagai sumber daya alam yang dimiliki baik yang terkandung pada permukaan maupun yang berada didalam serta yang diatas kesemuanya merupakan karunia Tuhan YME yang tidak semua kabupaten di Jawa Barat memilikinya.Beberapa sumber daya hayati seperti tanaman pangan yang meliputi tanaman bahan makanan, sayur-sayuran, dan buah-buahan.Tanaman bahan makanan terdiri dari jenis padi-padian, jagung, umbi-umbian, dan kacang-kacangan.Data tanaman bahan makanan dirinci menurut luas panen, hasil per hektar, dan produksi.
Pada tahun 2012 luas panen padi mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 6,02 % yaitu dari 239.465 Ha menjadi 225.046 Ha. Hal ini juga berpengaruh pada tingkat produktivitasnya yang mengalami penurunan, yaitu dari 1.704.956,71 ton di tahun sebelumnya menjadi sebesar 1.599.403,51 ton di tahun ini.Namun demikian Kabupaten Indramayu masih tercatat sebagai lumbung padi terbesar tingkat Jawa Barat maupun tingkat Nasional. Pada tanaman palawija hanya tanaman jagung, kedelai dan ubi jalar yang mengalami peningkatan produksi, sedangkan dari tanaman hortikultura tercatat semua tanaman mengalami kenaikan produksi. Sumber daya pertanian sawah memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan secara intensive dan terintegrasi dengan sektor pertanian lainnya seperti peternakan dan perikanan melalui pola Sistem Pertanian Terpadu ( Integrated Farming System).
Dengan potensi sumberdaya geografi Kab.Indramayu berupa Sumber Daya Alam yang melimpah dan berkecukupan, situasi ini sesungguhnya dapat dijadikan momentum oleh perusahaan daerah untuk lebih mengoptimalisasikan peran dan fungsinya dalam mempelopori perluasan dan pembukaanlapangan kerja berbasis sumber daya lokal. Hal ini akan dapat dilakukan jika perusahaan daerah mampu mereorientasi dan merevitalisasibisnisnyakearah sektor-sektor usaha yang memiliki basis sumber daya material dan pasar yang kuat dan terbuka. Oleh karena itu Program Revitalisasi Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis Pertanian Terpadu menjadi pilihan alternatif berbisnis yang memiliki prospek yang bagus dan relevan terhadap program pemerintah daerah untuk keberpihakan pada pemberdayaan petani dalam meningkatkan pendapatan yang lebih mensejahterakan serta berkeadilan.

1.2       Maksud dan Tujuan
Program revitalisasi usaha dimaksudkan sebagai upaya manajemen dalam membenahi dan menggiatkan kembali sistem dan iklim berbisnis sesuai dengan Visi dan Misi di PD. Bumi Wiralodra Indramayu. Oleh karena itu Revitalisasi Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis Pertanian Terpadu (Integrated Farming System) memiliki tujuan sebagai berikut:
1)    Optimalisasi pemanfaatan aset unit pengolahan beras (Rice Mill) dan insfrastruktur lainya yang dikelola oleh perusahaan melalui upaya yang berdaya dan berhasil guna berdasarkan tata kelola dan sistem usaha yang modern.
2)    Menggerakan dan menciptakan agroekologi skala luas dalam sistem kemitraan Inti-Plasma dengan pelaku pertanian sawah di wilayah Kabupaten Indramayu.
3)    Menggerakan perekonomian wilayah Indramayu berbasisagroindustri yang berdampak pada meningkatnya pendapatan masyarakat dan perluasan lapangan kerja.
4)    Meningkatkan Value added dan tingkat Return (pendapatan) perusahaan menuju tata kelola keuangan yang sehat dan berkinerja baik.

1.3       Sasaran
Sasaran program revitalisasi usaha di PD. Bumi Wiralodra Indramayu meliputi:
a.    Sasaran Internal
Melakukan perencanaan ulang tentang pemanfataanaset tanah, bangunan, sumber daya alam, sumber daya manusia dan faktor-faktor produksi lainya yang berada pada lingkungan Pengolahan Beras di Losarang untuk menuju tata kelola bisnis yang modern dan menguntungkan.
b.    Sasaran Eksternal
Secara eksternal Program revitalisasi ditujukan pada upaya sinergitas berbagai sumber daya lingkungan di sekitar lokasi pabrik dalam bentuk optimalisasi tata kelola pertanian berbasis industri dan pemberdayaan.
BAB II
BENTUK DAN JENIS KEGIATAN

2.1       Bentuk Kegiatan
Bentuk Revitalisasi Pusat Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis Sistem Pertanian Terpadu adalah program yang disusun dengan terencana dan sistematis untuk menciptakan design bisnis berbasis pertanian yang dilakukan secara terpadu dan proporsional dalam suatu agroekologis dengan konsep bisnis WIN-WIN SOLUTION

2.2       Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan yang akan dilakukan adalah Membangun Pusat Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis Sistem Pertanian Terpadu Berskala Industri. Pembangunan ini akan dilakukan melalui pentahapan kerja sebagai berikut:
1.    Tahap Pra Investasi
a.    Inventarisasiaset yang berada pada lokasi pengolahan beras (Rice Center)
b.    Menyusun perencanaan terpadu pengembangan Rice Center         .
c.    Menyusun model dan standardisasi operasi prosedur revitalisasi Rice Center
2.    Tahap Implementasi (Operasional)
a.    Pembangunan insfrastruktur dan sarana utama Rice Center berdasarkan Grand Design Business yang ditetapkan
b.    Menyusun implementasi dan operasionalisasi Rice Center berbasis SOP
3.    Tahap Monitoring dan Evaluasi
a.    Menyusun alat evalusi pelaksanaan
b.    Menyusun prosedur pengawasan dan rekomendasi
Revitalisasi Pusat Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis Sistem Pertanian Terpadu ini bergerak dari mulai penanganan sektor HULU sampai pada sektor HILIR sehingga menciptakan Bauran Pendapatan Bisnis yang Optimal.










BAB III
RUANG LINGKUP REVITALISASI

3.1       Definisi
3.1.1   Revitalisasi
Secara umum Revitalisasi didefinisikan sebagai suatu metode atau cara yang akan membawa keadaan pada suatu keadaan yang proporsional mengarah pada perbaikan kondisi yang lebih baik. Dengan demikian maka secara filosofisrevitalisasi dapat dimaknai sebagai reposisi dari situasi dan kondisi (kinerja) yang tidak ideal menuju pada keadaan yang optimal. Proses revitalisasi bukan hanya berorientasi pada Buisness Profit Oriented akan tetapi mencakup fungsi pemberdayaan para petani pemilik lahan, buruh tani, tenaga penyuluh pertanian, kelompok tani dan unsur-unsur lain yang terkait langsung maupun tidak langsung sehingga mampu meningkatkan stabilitas bisnis dan pertumbungan ekonomi kawasan/regional.

3.1.2   Sistem Pertanian Terpadu
Definisi Sistem Pertanian Terpadu secara umum adalah sistem pengelolaan (usaha)yang memadukan komponen pertanian seperti tanaman, hewan dan ikan dalam suatu kesatuan yang utuh.Definisilain menyatakan bahwa Sistem Pertanian Terpadu (SPT) adalah suatu sistem pengelolaan tanaman, hewan ternak dan ikan dengan lingkunganya untuk menghasilkan suatu produk yang optimal dan sifatnya cenderung tertutup dari masukan luar. Definisi tersebut dikemukakan oleh Preston, 2000. Tujuan penerapan sistem tersebut yaitu untuk menekan seminimal mungkin input dari luar sehingga dampak negatifnya dapat dihindari dan berkelanjutan.

3.2       Ruang Lingkup
Program Revitalisasi Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis Pertanian Terpadu(Integrated Farming System) memiliki ruang lingkup sebagai berikut:
a.    Aspek Manajerial
Aspek manajerial ini menekankan pada pencapaian tata kelola usaha (bisnis) yang baik dan benar untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efesien.
b.    Aspek Teknis
Aspek ini berperan untuk optimalisasi fungsi seluruh sumber daya yang secara teknis dapat dijalankan secara sinergis untuk mencapai proses produksi yang optimal. Cakupan aspek teknis meliputi; Akselerasi teknologi, Optimalisasi dan efesiensi tata kelola sumber bahan baku, efesiensi dan efektifitas bauran sumber daya proses produksi dan standardisasi mutu produksi.
c.    Aspek Market
Aspek pasar berfungsi untuk mengestimasikan, menyesuaikan dan memproyeksikan berbagai kecenderungan perilaku pasar dengan indikator Suplay dan Demand.
d.    Aspek Financial
Aspek finasial berfungsi pada tata kelola keuangan yang akuntabel berdasarkan standar akuntansi keuangan modern berbasis Sistem Informasi Terpadu.
e.    Aspek Sumber Daya Manusia
Aspek SDM meliputi proses perencanaan, recruitmen, penempatan dan pembinaan serta pendidikan yang linear dengan core bisnis perusahaan.

3.3       Skala Operasional
Skala operasional Rice Center didasarkan pada pemilihan teknologi dan sumber daya pendukung yang ada. Berdasarkan referensi para ahli bahwa pemakaian teknologi pengolahan beras yang dapat beroperasi dan memiliki kapasitas dukung terhadap program revitalisasi yang akan diusulkan adalah Memakai teknologi penggilinganberas moderndengan kapasitas giling per hari sebesar 200 ton/hari. Proyeksi daerah terdampak dari program revitalisasi ini meliputi Kec. Losarang, Kec. Kandanghaur, Kec. Trisi, Kec. Cikedung dan Kec.Lelea. Ke-5 Kecamatan tersebut merupakan area Agroekologiterdampak yang akan dijadikan sebagai Zona Ekonomi Baru Berbasis Agro Industri.

BAB IV
WAKTU DAN LOKASI
Revitalisasi Pusat Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis Sistem Pertanian Terpadu akan dilaksanakan pada tahun 2014/2015 dengan lokasi di Desa Santing Kec. Losarang (Time Schedule Program Kerja terlampir)

BAB  V
TARGET KEGIATAN
Target Revitalisasi Pusat Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis Sistem Pertanian Terpadu adalah terbentuknya unit usaha berbasis pertanian yang bertatakelola baik dan terpadu dengan penerapan teknologi modern yang dapat menciptakan value added terhadap tingkat perolehan profit perusahaan (Return) yang optimal dan dapat menjadi penggerak perekonomian wilayah sehingga terbentuk Zona Ekonomi Baru Berbasis Agro Industri


BAB VI
METODOLOGI PELAKSANAAN

6.1       Konsepsi Pemikiran
Dalam konsep revitalisasi di Pusat Pengolahan Beras Berbasis Pertanian Terpadu, implementasinya   diarahkan   dan   dilakukan   dalam   bentuk  JOINT  VENTURA  yaitu   polakerjasama pembiayaan dengan sistem profit sharing dengan pihak investor (pemilik modal), atau bantuan Pemerintah Daerah maupun dari Pemerintah yang lebih tinggi, diwujudkan dalam bentuk penyertaan modal atau asset. Mekanisme ini tentunya harus disesuaikan dengan perundang-undangan yang berlaku dikarenakan PD. Bumi Wiralodra Indramayu merupakan perusahaan milik pemerintah daerah.Wujud konkrit dari penyertaan modal pihak investor dapat berbentuk pinjaman murni lunakberjangka panjang dan/atau Profit Sharing yang dituangkan dalam perjanjian usaha yang saling menguntungkan dan mengikat kedua belah pihak.

6.2       Metodologi Pelaksanaan
Melakukan  Revitalisasi atas sebuah  unit bisnis dalam suatu  perusahaan tentunya membutuhkan sebuah metodologi dan perencanaan yang matang dan terarah serta terukur.

6.2.1   Metode Implementasi
Dalam implementasi Revitalisasi suatu unit bisnis hendaknya dilakukan secara tepat guna dan tepat sasaran serta tepat tujuan berdasarkan potensi alamiahnya dengan memakai sistematika dan metodologi yang terukur dan terstruktur serta berkelanjutan.Potensi alamiah suatu unit bisnis menjadi dasar penentu tujuan dan orientasi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.Pusat Pengolahan Beras (Rice Center) dipandang memiliki korelasikomplementer terhadap potensi alamiah dilingkungan sekitarnya.Alat ukur untuk menentukan adanya korelasi tersebut dibuktikan dalam bentuk ketersediaan sumber daya alam yang luas berupa pertanian sawah, potensi peternakan yang masih terbuka, potensi pasar yang terbuka lebar dan sumberdaya manusia yang mencukupi.Faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya yang tersedia secara given (alamiah) dan memiliki keterkaitan langsung dengan core bisnis pada Pengolahan Beras.
Oleh karena itu pemanfaatan asset yang sudah tersedia berupa infrastruktur dan sarana produksi berupa tanah, gedung, pabrik dan sarana lainya menjadi dasar upaya Revitalisasi bisnis sektor pertanian di PD. Bumi Wiralodra Indramayu.Dengan demikian diperlukan adanya fase-fase implementasi yang dapat dijadikan sebagai kerangka pelaksanaan Model Revitalisasi yang menyeluruh. Ada lima (5) fase implementasi Model Revitalisasi yang saling berhubungan dan tidak terpisah antara fase yang satu dengan fase yang lainya sehingga membentuk suatu rangkaian kerja yang utuh dan menyeluruh. Fase-fase tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Fase Kaji Tindak
2.    Fase Formulas! Metodologi dan Rancang Bangun
3.    Fase Konstruksi dan Implementasi (uji coba kelaikan)
4.    Fase Produksi dan Pasca Produksi
5.    Fase Deseminasi dan Kemandirian

6.2.2   Penguatan Paradigma dan filosofi Bisnis
Akselerasi paradigma pelaku Revitalisasi merupakan pra-syarat untuk melakukan upaya perbaikan agar efektif dan efesien.Akselerasi ini bersifat soft skiil yang membekali pelaku pada tataran mindset. Cara pandang lama yang cenderung konservatif kerap kali muncul pada program Revitalisasi, direduksi sedemikian rupa sampai pada posisi "Kesamaan Persepsi" dalam menjalankan program. Secara filosofis fenomena Revitalisasi sebagai model untuk mereformulasi dan memperbaiki kinerja bisnis di suatu perusahaan cenderung menciptakan distorsi ditengah-tengah manajemen lama dan masyarakat yang terdampak karena adanya kultur dari masyarakat yang sulit menerima perubahan atau teknologi baru. Oleh karena itu melakukan bangun ulang paradigma dan filosofis implementasi pada Program Revitalisasi Pengolahan Beras (Rice Center) sangat urgent untuk mendasari pembenahan bisnis PD. Bumi Wiralodra Indramayu yang tepat guna, dapat sasaran, dapat program dan keberlangsungan.














BAB VII
MODEL DAN POLA IMPLEMENTASI

7.1       Model Revitalisasi
Rancang bangun dalam implementasi model Revitalisasi Pusat Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis Sistem Pertanian Terpadu bersifat Holistik. Sifat Holistik (Holistifikasi) ini tercermin dari bervariasinya faktor-faktor produksi, luasnya ruang lingkup, keterpaduan sistem dan manajemen serta dampak yang ditimbulkan. Revitalisasi Pengolahan Beras yang akan dilakukan tidak hanya berorientasi dan fokus pada profitabilitas usaha dan out put utama berupa beras seperti model konvesional pada umumnya, akan tetapi mengoptimalkan potensi dari seluruh keluaran produksi berupa produk sampingan yang bernilai ekonomi tinggi. Secara teknis dapat dilihat pada lembar Alur Program Rice Center sebagaimana lampiran.
Sementara  ituketerpaduansistem pertanian mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:
a.    Agroekosistem  yang  berkeanekaragaman  tinggi   akan   memberikan  jaminanpendapatan yang tinggi pula kepada para petani dan berkesinambungan
b.    Diperlukan     keanekaragaman    fungsional    yang    dapat    dicapai     dengan mengkombinasikan spesies tanaman dan sapi/hewan yang memiliki sifat saling melengkapi dan berhubungan dalam interaksi sinergis dan positif sehingga menciptakan   tambahan    produktivitas   hasil   pertanian   dengan   menekan pemakaian input dari luar yang lebih rendah.
c.    Diperlukan dukungan SDM yang menguasai IPTEK, permodalan, membanguninteraksi antara produksi konsumen yang selaras
Oleh   karena   itu   implementasi   model   revitalisasi   membutuhkan   pra-syarat   adanya rekonstruksi pada tataranmaind set dan konsep, paradigma dan implementasi.

7.2       Pola Implementasi
Pola Implementasi dari Revitalisasi Pusat Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis Sistem Pertanian Terpadu ini adalah sistem bisnis berskala industri dengan penerapan sistem Inti-Plasma.Pola Inti-Plasma ini adalah bersifat Community Participatory yaitu pola pemberdayaan yang berbasis pada patisipasi masyarakat Pertanian.Pola ini menekankan pada keterlibatan masyarakat dalam menyusun perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan program sesuai dengan standarisasi industri.


BAB VIII
RENCANA KEBUTUHAN BIAYA

Kebutuhan anggaran pembangunan prasarana fisik dan sarana penunjang yang dibutuhkan untuk Program Revitalisasi Pusat Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis Pertanian Terpadu (Integrated Farming System) adalah sebesar              Rp. 51.942.600.000,00 (Lima puluh satu milyar sembilan ratus empat puluh dua juta enam ratus ribu rupiah ). Adapun rincian anggaran biaya dapat dilihat pada lembar lampiran proposal ini. (rincian Rencana Anggaran Biaya (RAB) terlampir)

BAB IX
SUMBER PENDANAAN

Sumber pendanaan program Revitalisasi Pusat Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis Sistem Pertanian Terpadu di PD. Bumi Wiralodra Indramayu bersumber dari Investasi Swasta Nasional maupun bantuan dari Pemerintah daerah dan pemerintah yang lebih tinggi.

















BABX
TINJAUAN TEKNIS

10.1    Deskripsi Umum
Secara teknis pengolahan beras (penggilingan padi) yang dilakukan secara konvensional dan pengolahan dengan sentuhan teknologi dapat gambarkan perbandinganya sebagai berikut :


Sumber     :    BIMAS













10.2    Proses Kerja Mesin
 





























10.3    Proses Pengolahan Produk Sampingan
10.3.1 Tahapan Proses Terbentuknya Bekatul





















10.3.2 Proses Pengolahan Bekatul
 















10.3.3 Contoh Produk OlahanBerbahan Dasar Bekatul
 





















10.4    Pengolahan Sekam
10.4.1 Pembuatan Breket Arang Sekam
 



































BAB XI
OUTPUT DAN OUTCOME

11.1    Out Put
Output yang akan dihasilkan dari Pusat Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis Pertanian Terpadu (Intergrated Farming System) adalah sebagai berikut:
a.    Produk Utama
Produk utama yang dihasilkan adalah berupa Beras Kristal (Kepala)
b.    Produk Hasil Sampingan
1)    Beras Patah
2)    Beras Menir
3)    Bekatul/Dedak
4)    Sekam
c.    Produk Turunan
1)    Beras Patah dan Menir akan diolah menjadi Tepung Beras (seperti ROSE BRAND)
2)    Dedak/Bekatul akan diolah menjadi Minyak Goreng dan Pakan Ternak
3)    Sekamakan diolah menjadi bahan Bakar dan Briket Arang Sekam.      
d.    Peternakan Sapi
1)    Produk Utama
Produk utama berupa daging
2)    Produk Turunan
Produk Turunan berupa pemanfaatan limbah menjadi pupuk

11.2    Outcome
Outcome yang tercipta sebagai dampak dari adanya Pusat Pengolahan Beras (Rice Center) adalah terciptanya lapangan kerja baru, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kab. Indramayu








BAB XII
PENUTUP

Demikian proposal ini kami sampaikan, semoga menjadi awal dan langkah yang baik dalam memberdayakan potensi pertanian menjadi agroekosistem yang dapat meningkatkanPendapatan Asli Daerah melalui kualitas manajerial perusahaan daerah khususnya PD. BumiWiralodra Indramayu. Besar harapan kami agar pengajuan Proposal ini dapat terealisasisehingga akan terciptanya perluasan lapangan kerja, meningkatnya pendapatan masyarakat dan berkembangnya sistem bisnis menyongsong persaingan global.


Indramayu,       Januari  2015
PD. BUMI WIRALODRA INDRAMAYU
Direktur Utama,




H. SOENSUDJARWO, ST

0 comments:

Proudly Powered by Blogger.