Category

Welcome Guys

Pages

Send Quick Massage

Name

Email *

Message *

ads

Saturday, September 26, 2015

MAKALAH ANGKA KEMATIAN IBU YANG TINGGI DI INDRAMAYU

by Unknown  |  in Makalah at  10:46 PM


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan, sampai saat ini masih tinggi di Indonesia dan jauh berada di atas negara ASEAN lainnya. Menurut hasil SDKI tahun 2002-2003, angka kematian ibu di Indonesia 307 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut 61 kali lebih tinggi dibandingkan dengan negara Singapura dan 4,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan negara Malaysia (Manuaba , 2004).
Berdasarkan survei tahun 2003, Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat menunjukan bahwa angka kematian ibu di wilayah Pantura Indramayu, Majalengka, dan Kuningan sebesar 366,80 per 100.000 kelahiran hidup (Statistik Sosial Ekonomi Penduduk Kabupaten Indramayu, 2008).
Penyebab kematian ibu masih merupakan “trias klasik”, yaitu perdarahan 60% (184,2 per 100.000 kelahiran hidup), infeksi 30% (92,1 per 100.000 kelahiran hidup), dan gestosis 10% ( 30,7 per 100.000 kelahiran hidup) (Manuaba, 2004). Sedangkan menurut Departemen Kesehatan, pada tahun 2005 jumlah ibu meninggal karena perdarahan mencapai 38,24% (111,2 per 100.000 kelahiran hidup), gestosis 26,47% (76,97 per 100.000 kelahiran hidup), akibat penyakit bawaan 19,41 (56,44 per 100.000 kelahiran hidup), dan infeksi 5,88% (17,09 per 100.000 kelahiran hidup).
Dari data-data tersebut di atas dapat dilihat adanya peningkatan jumlah kematian ibu maupun pergeseran urutan penyebab kematian akibat gestosis yaitu yang semula berada di urutan ke-3 sebanyak 30,7 per 100.000 kelahiran hidup (10%) menjadi urutan ke-2 yaitu sebanyak 76,97 per 100.000 kelahiran hidup (26,47%). Preeklampsia berat dan komplikasinya (eklampsia) juga menjadi salah satu penyebab utama kematian ibu di Kabupaten Indramayu.
Pada tahun 2008 jumlah kematian ibu di Kabupaten Indramayu adalah 68 orang yang disebabkan karena : perdarahan 32 orang, eklampsia 13 orang, dan sisanya 13 orang karena penyakit bawaan (Profil Kesehatan Kabupaten Indramayu, 2008).
Pada tahun 2009 sampai dengan bulan September dari 48 kematian ibu, yang disebabkan perdarahan 22 orang, penyakit bawaan 18 orang, dan 8 orang karena eklampsia (Bidang Kesga Dinkes Kabupaten Indramayu, 2009).
Preeklampsia (dahulu disebut gestosis) merupakan hipertensi yang dipicu oleh kehamilan dan terjadi pada 5-20% perempuan khususnya primigravida, ibu hamil dengan kehamilan kembar, ibu yang menderita diabetes mellitus, dan hipertensi essensial. Bahaya dari preeklampsia meliputi solutio placenta, kegagalan ginjal dan jantung, hemorargi serebral, insupisiensi placenta, dan gangguan pertumbuhan janin (Denis Tiran, 2006).
Peningkatan kejadian kematian akibat preeklampsia dan komplikasinya sampai saat ini penyebabnya belum diketahui secara pasti, sehingga belum ada kesepakatan dalam strategi pencegahan preeklampsia. Oleh karena itu deteksi dini preeklampsia sangat diperlukan yaitu dengan menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan yang berkualitas yaitu minimal 4 kali kunjungan yaitu masing-masing 1 kali pada trimester I dan II, serta 2 kali pada trimester III (Depkes, 2003).
Selain itu masih rendahnya akses para ibu terhadap sarana pelayanan kesehatan yang berkualitas karena jumlahnya masih terbatas dan belum merata sebarannya, masih rendahnya tingkat pengetahuan ibu tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kehamilan juga menjadi faktor yang cukup berpengaruh dan menjadi faktor yang menyebabkan tingginya kematian ibu (Depkes, 2005).
Menteri Kesehatan, Siti Fadila Supari mengatakan, guna menurunkan angka kematian ibu menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009, Departemen Kesehatan telah menyiapkan empat strategi pokok yakni penggerakan dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, mendekatkan akses keluarga miskin dan rentan terhadap layanan kesehatan berkualitas, meningkatkan surveillance, dan meningkatkan pembiayaan di bidang kesehatan (Depkes, 2005).
Kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan proses reproduksi yang normal. Walaupun demikian kehamilan, persalinan, dan nifas yang normal pun mempunyai resiko. Resiko tinggi kehamilan merupakan penyimpangan, dan secara langsung dapat menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Salah satu faktor resiko kehamilan yang dapat menyebabkan kematian ibu adalah preeklampsia (Pedoman Pemantauan PWS KIA, 1997).
Unit Pelaksana Teknis Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat (UPTD Puskesmas) sebagai institusi kesehatan yang langsung berhubungan dengan masyarakat, menjadi ujung tombak dalam upaya menurunkan AKI, salah satunya adalah UPTD Puskesmas Margadadi Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu.
Dari laporan tahunan KIA UPTD Puskesmas Indramayu didapat data bahwa pada tahun 2007 terjadi 14 kasus preeklampsia dengan 1 kematian ibu karena eklampsia, tahun 2008 terjadi 16 kasus preeklampsia, dan tahun 2009 sampai dengan bulan Oktober terjadi peningkatan kasus preeklampsia menjadi 29 orang.

B.   Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran kejadian preeklampsia berdasarkan jenis preeklampsia dan karakteristik ibu di UPTD Puskesmas Margadadi Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu.
2. Tujuan Khusus
a.    Diketahuinya angka kejadian preeklampsia berdasarkan jenis preeklampsia.
b.    Diketahuinya gambaran kejadian preeklampsia berdasarkan umur ibu.
c.    Diketahuinya gambaran kejadian preeklampsia berdasarkan paritas ibu.
d.   Diketahuinya gambaran kejadian preeklampsia berdasarkan umur kehamilan ibu.
e.    Diketahuinya gambaran kejadian preeklampsia berdasarkan jumlah janin dalam kandungan ibu.
f.     Diketahuinya gambaran kejadian preeklampsia berdasarkan riwayat preeklampsia yang lalu.

























BAB II
ANALISIS MASALAH BERDASARKAN PROCEED

A.    Fase 1
1.      Analisa Situasi
Masalah kesehatan yang paling banyak adalah angka kematian ibu karena perdarahan.  Masyarakat kecamatan Indramayu kurang mengetahui dan mengerti pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin karena mayoritas masyarakatnya berpendidikan SMP dan mereka sangat memegang nilai-nilai tradisional.
2.      Sarana dan prasarana
Kecamatan Indramayu memiliki wilayah kerja 123,98 km2, yang berpenduduk sekitar 19.945 KK dan memiliki 2 Puskesmas Kecamatan, 4 Puskesmas Pembantu, dan 13 Bidan KIA. Sebagian besar Puskesmas di Kecamatan Indramayu memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap. Di kecamatan Indramayu juga terdapat 14 SD, 2 SMP, 1 SMA. Sistem rujukan kesehatan dapat ditempuh dalam waktu 3 jam dari Kecamatan Indramayu. Kerjasama dengan lintas sektoral dalam tingkat kecamatan cukup baik.

B.     Fase 2
1.      Faktor Lingkungan
Adanya mitos yang berlaku di lingkungan masyarakat yaitu makan-makanan laut bisa menyebabkan kulit  janin bersisik sehingga ibu hamil menghindari makanan laut selama kehamilannya.  Adanya mitos yang berlaku di lingkungan masyarakat yaitu banyak anak banyak rezekisehingga masyarakat cenderung menolak program Keluarga Berencana hal ini menyebabkan kehamilan resiko tinggi.  Adanya tradisi di dalam masyarakat yang lebih percaya terhadap dukun dibandingkan tenaga medis.  Lingkungan ini terletak di dataran tinggi sehingga menyebabkan meningkatnya angka kejadian anemia.


C.    Fase 3
Diagnosis Perilaku dan Lingkungan
1.      Faktor Perilaku dan Kebiasaan
Perilaku wanita hamil pada Kecamatan Indramayu yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal care karena kurang pengetahuan mengenai kepentingan pemeriksaan tersebut terhadap kesehatan diri sendiri maupun anak yang dikandung.  Adanya kebiasaan di dalam masyarakat untuk menikah pada usia muda, hal itu mempengaruhi jumlah anak yang akan dimiliki oleh  wanita tersebut.  Adanya kebiasaan meminum jamu sebagai penguat kandungan, yang sebenarnya tidak dibutuhkan oleh kandungan.  Adanya perilaku ibu yang tidak mau memakai alat kontrasepsi karena alasan-alasan tertentu, sehingga sering terjadi kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak terncana. Padahal dengan alat kontrasepsi, kehamilan yang tidak diinginkan ini dapat dicegah.

D.    Fase 4
Diagnosis Pendidikan dan Organisational
1.      Faktor predisposisi
Rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat  berpengaruh kepada pengetahuan masyarakat terhadap angka kematian ibu hamil akibat perdarahan dan bagaimana cara mencegah serta mengatasi kasus perdarahan pada ibu hamil dan melahirkan.  Masyarakat lebih percaya dukun dibandingkan tenaga dokter atau bidan pada saat melahirkan.  Adanya presepsi ibu yang menganggap bahwa banyak anak banyak rejeki.
2.      Faktor Pemungkin Enabling factors
Keterampilan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan.  Akses jalan ke Puskesmas sulit di jangkau dan memakan waktu lama.
3.      Faktor Penguat Reinforcing factors
Adanya sikap para orang tua dan tokoh masyarakat yang mendorong anak-anaknya agar melakukan proses persalinan ke dukun karena hal ini sudah dianggap kebiasaan turun-temurun. Pasangan yang tidak memiliki pengetahuan tentang kesehatan kehamilan.
E.     Fase 5
Diagnosis Administratif dan Kebijakan
1.      Diagnosis  Administrasi
Di Desa Indramayu ini sudah mempunyai 2 Puskesmas Kecamatan, 4 Puskesmas Pembantu, dan 13 Bidan KIA. Dari data ini dapat dikatakan tenaga bidan kurang karena mengingat jumlah penduduk Indramayu adalah 19.945 Kepala Keluarga. Seperti analisis data sebelumnya,sistem rujukan kesehatan dapat ditempuh dalam waktu 3 jam dari Kecamatan Indramayu hal ini tentu dapat menjadi salah satu faktor terlambatnya penanganan bersalin.
2.      Diagnosis Kebijakan
Health Education
Upaya safe motherhood: Penyuluhan kepada ibu hamil tentang kehamilan dan persalinan aman, penyuluhan KB pada ibu dengan kelompok usia 35 tahun ke atas atau ibu umur kurang dari 35 tahun tetapi memiliki 5 orang anak kandung, penyuluhan tentang kesehatan reproduksi, pelatihan kepada para dukun beranak, dan pendidikan kesehatan reproduksi remaja.















BAB III
RENCANA EVALUASI PKM

A.    Planing of Action
Identifikasi dukungan dan hambatan politis, peraturan dan organisasional yang memfasilitasi program serta pengembangan lingkungan yang dapat mendukung kegiatan masyarakat yang kondusif bagi kesehatan. Contoh:
1.      Peraturan tentang penggunaan alat-alat steril pada persalinan.
2.      Peraturan tentang aborsi.
Inisiasi program Gerakan Sayang Ibu ( GSI)
Kegiatan GSI meliputi advokasi dan mobilisasi social. Dalam pelaksanaannya, GSI mempromosikan kegiatan yang  berkaitan dengan Kecamatan Sayang Ibu dan Rumah Sakit Sayang Ibu, unruk mencegah tiga macam keterlambatan, yaitu :
1.      Keterlambatan di tingkat keluarga dalam mengenali tanda bahaya dan membuat keputusan untuk segera mencari pertolongan.
2.      Keterlambatan dalam mencapai fasilitas pelayanan kesehatan.
3.      Keterlambatan di fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapat pertolongan yang dibutuhkan.

B.     Materi Promosi Kesehatan
Penyuluhan kepada ibu hamil tentang kehamilan dan persalinan aman, penyuluhan KB pada ibu dengan kelompok usia 35 tahun ke atas atau ibu umur kurang dari 35 tahun tetapi memiliki 5 orang anak kandung, penyuluhan tentang kesehatan reproduksi, pelatihan kepada para dukun beranak, pendidikan kesehatan reproduksi remaja.






BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang diatas angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan, sampai saat ini masih tinggi di Indonesia dan jauh berada di atas negara ASEAN lainnya.Peningkatan kejadian kematian akibat preeklampsia dan komplikasinya sampai saat ini penyebabnya belum diketahui secara pasti, sehingga belum ada kesepakatan dalam strategi pencegahan preeklampsia.

B.     Saran
Berdasarkan simpulan di atas maka peneliti memberikan saran yang dapat  dipertimbangkan oleh Dinas Kesehatan dalam menyusun program promosi kesehatan untuk penurunan angka kematian ibu melalui deteksi dini faktor keterlambatan merujuk baik pada masyarakat dan bidan.











Text Box: 14
 

TUGAS UAS RENVAL

MAKALAH ANGKA KEMATIAN IBU YANG TINGGI DI INDRAMAYU



Disusun Oleh  :
EVA PUJIE SEPTY PAMUNGKAS
NIM : R.11.02.005



PROGRAM  STUDI  ILMU  KESEHATAN  MASYARAKAT
SEKOLAH  TINGGI  ILMU  KESEHATAN  (STIKes)  INDRAMAYU
2014
 

KATA PENGANTAR

Puji  syukur  senantiasa saya panjatkan  kehadirat  Allah  SWT  yang  telah  memberikan  rahmat,  hidayah  dan  karunia-Nya  sehingga saya dapat  menyelesaikan  makalah  yang  berjudul  “Angka Kematian Ibu yang Tinggi di Indramayu”.
Dalam  penyusunan  makalah  ini  saya menyadari sepenuhnya, bahwasannya dalam penyusunan makalah ini  masih banyak kekurangan,  baik segi  isi  maupun  bahasannya.
Akhirnya  dengan  segala  keterbatasan  yang  ada saya mengharapkan  kritik  dan  saran  yang  membangun  demi  kesempurnaan  tugas  ini,  semoga  ini  dapat  bermanfaat  bagi  kita  semua.




Indramayu,  Juni  2014

Penulis



Text Box: i 

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................              i
Daftar Isi......................................................................................................             ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.................................................................................             1
B.     Tujuan Penelitian..............................................................................             3
BAB II ANALISIS MASALAH BERDASARKAN PROCEED
A.    Fase..................................................................................................             5
B.     Fase 2...............................................................................................             5
C.     Fase 3...............................................................................................             6
D.    Fase  4..............................................................................................             6
E.     Fase 5...............................................................................................             7
BAB III RENCANA EVALUASI PKM
A.    Planning of Action...........................................................................             8
B.     Materi Promosi Kesehatan...............................................................             8
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan......................................................................................             9
B.     Saran................................................................................................             9



Text Box: ii
 

0 comments:

Proudly Powered by Blogger.