Category

Welcome Guys

Pages

Send Quick Massage

Name

Email *

Message *

ads

Saturday, September 26, 2015

MASIH MINIMNYA PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PROGRAM KESEHATAN DI INDRAMAYU

by Unknown  |  in Makalah at  10:47 PM


BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah tercapainya bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir dan bathin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas sumberdaya manusia. Hanya dengan sumberdaya yang sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing bangsa. Menyadari hal tersebut, pemerintah Republik Indonesia telah mencanangkan kebijaksanaan dan strategi baru dalam suatu “Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan sebagai Strategi Nasional menuju Indonesia Sehat 2010” pada tanggal 1 Maret 1999.

Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) ditetapkan sub sistem upaya kesehatan yang terdiri dari dua unsur utama yaitu upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM). UKM terutama diselenggarakan oleh Pemerintah dengan peran serta aktif masyarakat dan swasta, sedang UKP dapat diselenggarakan oleh masyarakat, swasta dan pemerintah. Penyelenggaraan upaya kesehatan harus bersifat menyeluruh, terarah, terencana, terpadu, berkelanjutan, terjangkau, berjenjang, profesional dan bermutu. Puskesmas merupakan ujung tombak penyelenggaraan UKM maupun UKP di strata pertama pelayanan kesehatan, dan merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan di Kabupaten / Kota.
Masyarakat Indramayu masih menempatkan prioritas pada pembangunan sarana air bersih daripada pembangunan sarana sanitasi dan program kesehatan, padahal pembangunan sarana air bersih tanpa disertai pembangunan sarana sanitasi dan kesehatan, kurang memberikan dampak terhadap peningkatan derajat kesehatan. Masyarakat Indramayu kurang memperhatikan pentingnya kegiatan untuk operasional dan pemeliharaan sarana, serta usaha peningkatan kualitas air dan lingkungan, kurangnya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat terhadap penggunaan sarana air bersih dan sanitasi menyebabkan kurangnya kesinambungan / keberlanjutan program air bersih, sanitasi dan kesehatan. Maka dari itu diperlukannya promosi kesehatan dalam masyarakat dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Indramayu.



B.     TUJUAN
1.      Untuk mengetahui tentang fase 1 (Diagnosis Sosial)
2.      Untuk mengetahui tentang fase 2 (Diagnosis Epidemiologi)
3.      Untuk mengetahui tentang fase 3 (Diagnosis lingkungan dan perilaku)
4.      Untuk mengetahui tentang fase 4 (Diagnosis Organisasi dan pendidikan)
5.      Untuk mengetahui tentang fase 5 (kebijakan dan administrasi)
6.      Untuk mengetahui planning of action (Evaluasi)





BAB II
ANALISIS MASALAH BERDASARKAN PROCEED


A.    FASE I (Dianosis Sosial)

Kualitas Hidup
Perilaku secara umum dapat dinyatakan sebagai respon/reaksi individu terhadap stimulasi baik, yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Perilaku manusia sangatlah kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi sebab perilaku merupakan resultan dari berbagai faktor baik internal maupun eksternal.

Masyarakat Indramayu masih menempatkan prioritas pada pembangunan sarana air bersih daripada pembangunan sarana sanitasi dan program kesehatan, padahal pembangunan sarana air bersih tanpa disertai pembangunan sarana sanitasi dan kesehatan, kurang memberikan dampak terhadap peningkatan derajat kesehatan. Masyarakat Indramayu kurang memperhatikan pentingnya kegiatan untuk operasional dan pemeliharaan sarana, serta usaha peningkatan kualitas air dan lingkungan, kurangnya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat terhadap penggunaan sarana air bersih dan sanitasi menyebabkan kurangnya kesinambungan / keberlanjutan program air bersih, sanitasi dan kesehatan. Maka dari itu diperlukannya promosi kesehatan dalam masyarakat dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Indramayu.


B.     FASE II  (Diagnosis Epidemiologi)

Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Menolong diri sendiri artinya bahwa masyarakat mampu berperilaku mencegah timbulnya masalah-masalah dan gangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta mampu pula berperilaku mengatasi apabila masalah gangguan kesehatan tersebut terlanjur terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya menfasilitasi perubahan perilaku. Dengan demikian promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, politik dan sebagainya). Atau dengan kata lain promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (fisik dan non-fisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.



C.    FASE III (Diagnosis Lingkungan dan Perilaku)

1.         Perilaku dan Gaya Hidup
Banyak masalah kesehatan yang ada di Indramayu, termasuk timbulnya Kejadian Luar Biasa (KLB) yang erat kaitannya dengan perilaku masyarakat Indramayu. Sebagai contoh KLB Diare dimana penyebab utamanya adalah rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat seperti kesadaran akan buang air besar yang belum benar (tidak di jamban), cuci tangan pakai sabun masih sangat terbatas, minum air yang tidak sehat, dan lain-lain.

2.         Lingkungan
Lingkungan juga berperan terhadap kesehatan yang mana pada masyarakat di Indramayu banyak wilayah seperti desa-desa yang belum tercapai untuk memasang ledeng dari PDAM. Sumber air yang mereka gunakan pun masih diragukan kandungannya bagi kesehatan.













D.    FASE IV (Diagnosis Organisasi dan Pendidikan)

1.      Faktor Pedisposisi
Yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, persepsi, tradisi dan sebagainya.Perilaku sesorang tentang kesehatan ditentukan dan dibentuk oleh pengetahuan yang diterima.Kemudian timbul persepsi dari individu dan memunculkan sikap, keyakinan dan persepsi yang dapat memotivasi dan mewujudkan keinginan menjadi suatu perbuatan.
Factor pendorongnya yaitu :
·         Thougt and Feeling (pemikiran dan perasaan).
Bentuk dari pemikiran dan perasaan ini adalah pengetahuan, kepercayaan, sikap dan nilai-nilai.
Dimana di wilayah-wilayah tertentu di Indramayu masih mempunyai berbeda yang mayoritas berpikiran kurangnya pengetahuan dan menjadi tidak PHBS.

·         Personal Reference (orang penting sebagai referensi). Orang-orang yang dianggap penting sebagai referensi seperti : guru, alim ulama, kepala suku, kepala desa, dan sebagainya.
Pada masyarakat Indramayu tokoh masyarakat itu berdampak besar bagi yang lainnya. Dimana pengaruhnya bersifat persuasive yaitu mengajak, mayoritas tokoh masyarakat masih kurangnya berperilaku PHBS sehingga masyarakat yang lainnya pun menirunya.



·         Culture (kebudayaan) bentuknya seperti : perilaku norma, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber-sumber didalam suatu masyarakat atau menghasilkan suatu pola hidup yang pada umumnya disebut kebudayaan.
Kebudayaan atau adat istiadat di Indramayu masih mempercayai mitos yaitu pemikiran-pemikiran yang kurang masuk logika, sayangnya mitos tersebut berdampak kepada masyarakat yang mendukung tidak ber-PHBS.

·         Resources (sumber-sumber) yang termasuk dalam sumber disini adalah fasilitas, uang, waktu, tenaga kerja, pelayanan, keterampilan dan sebagainya.
Kabupaten Indramayu masih menjadi kota yang masih banyak pembangunan, dengan digemborkannya desa-desa pemekaran.

2.      Factor Penguat
Adalah faktor-faktor yang memperkuat terjadinya perilaku. 
a. Pengertian yaitu bila perilaku yang baru masuk akal bagi masyarakat dalam konteks pengetahuan local kurang
b. Persetujuan, yaitu bila tokoh panutan (seperti tokoh agama dan tokoh agama) setempat menyetujui dan mempraktekkan perilaku yang di anjurkan dan
c. Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara fisik misalnya kemampuan untuk membangun jamban dengan teknologi murah namun tepat guna sesuai dengan potensi yang di miliki belum memadai.

3.      Faktor Pemungkin
Yaitu faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan.
Fasilitasi, yaitu bila perilaku yang baru membuat hidup masyarakat yang melakukannya menjadi lebih mudah, misalnya adanya sumber air bersih yang lebih dekat, seharusnya tetapi tidak pada kenyataannya.






















E.     FASE V (Diagnosis Kebijakan dan Administrasi)

Peran Tingkat Pusat
Ada 2 unit utama di tingkat Pusat yang terkait dalam Promosi Kesehatan, yaitu
1. Pusat Promosi Kesehatan dan
2. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Pengelolaan promosi kesehatan khususnya terkait program Pamsimas di tingkat Pusat perlu mengembangkan tugas dan juga tanggung jawab antara lain:
a. Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang terkait dengan kegiatan promosi kesehatan secara nasional
b. Mengkaji metode dan teknik-teknik promosi kesehatan yang effektif untuk pengembangan model promosi kesehatan di daerah
c. Mengkoordinasikan dan mengsinkronisasikan pengelolaan promosi kesehatan di tingkat pusat
d. Menggalang kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan lain yang terkait
e. Melaksanakan kampanye kesehatan terkait Pamsimas secara nasional
f. Bimbingan teknis, fasilitasi, monitoring dan evaluasi

Peran Tingkat Propinsi
Sebagai unit yang berada dibawah secara sub-ordinasi Pusat, maka peran tingkat Provinsi, khususnya kegiatan yang diselenggrakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi antara lain sebagai berikut:
a. Menjabarkan kebijakan promosi kesehatan nasional menjadi kebijakan promosi kesehatan local (provinsi) untuk mendukung penyelenggaraan promosi kesehatan dalam wilayah kerja Pamsimas
b. Meningkatkan kemampuan Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan promosi kesehatan, terutama dibidang penggerakan dan pemberdayaan masyarakat agar mampu ber-PHBS.
c. Membangun suasana yang kondusif dalam upaya melakukan pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat pada level provinsi
d. Menggalang dukungan dan meningkatkan kemitraan dari berbagai pihak serta mengintegrasikan penyelenggaraan promosi kesehatan dengan lintas program dan lintas sektor terkait dalam pencapaian PHBS dalam level Provinsi
Peran Tingkat Kabupaten
Promosi Kesehatan yang diselenggarakan di tingkat Kabupaten, khususnya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dapat mencakup hal-hal sebagai berikut:
e. Meningkatkan kemampuan Puskesmas, dan sarana kesehatan lainnya dalam penyelenggaraan promosi kesehatan, terutama dibidang penggerakan dan pemberdayaan masyarakat agar mampu ber-PHBS.
f. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat
g. Membangun suasana yang kondusif dalam upaya melakukan pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
h. Menggalang dukungan dan meningkatkan kemitraan dari berbagai pihak serta mengintegrasikan penyelenggaraan promosi kesehatan dengan lintas program dan lintas sektor terkait dalam pencapaian PHBS.





BAB III
RENCANA EVALUASI PKM


A.    PLANNING OF ACTION
Pendekatan program promosi menekankan aspek ”bersama masyarakat”, dalam artian:
a. Bersama dengan masyarakat fasilitator mempelajari aspek-aspek penting dalam kehidupan masyarakat untuk memahami apa yang mereka kerjakan, perlukan dan inginkan,
b. Bersama dengan masyarakat fasilitator menyediakan alternatif yang menarik untuk perilaku yang beresiko misalnya jamban keluarga sehingga buang air besar dapat di lakukan dengan aman dan nyaman serta
c. Bersama dengan masyarakat petugas merencanakan program promosi kesehatan dan memantau dampaknya secara terus-menerus, berkesinambungan.





B.     PROMOSI KESEHATAN
Pembangunan sarana air bersih, sarana sanitasi dan program promosi kesehatan dapat dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan apabila :
• Program tersebut direncanakan sendiri oleh masyarakat berdasarkan atas identifikasi dan analisis situasi yang dihadapi oleh masyarakat, dilaksanakan, dikelola dan dimonitor sendiri oleh masyarakat.
• Ada pembinaan teknis terhadap pelaksanaan program tersebut oleh tim teknis pada tingkat Kecamatan.
• Ada dukungan dan kemudahan pelaksanaan oleh tim lintas sektoral dan tim lintas program di tingkat Kabupaten dan Propinsi.
Strategi untuk meningkatkan program promosi kesehatan, perlu dilakukan dengan langkah kegiatan sebagai berikut :
1.      Advokasi di Tingkat Propinsi dan Kabupaten
Pada tingkat Propinsi dan tingkat Kabupaten dalam pelaksanaan Proyek PAMSIMAS telah dibentuk Tim Teknis Propinsi dan Tim Teknis Kabupten. Anggota Tim Teknis Propinsi dan Tim Teknis Kabupaten, adalah para petugas fungsional atau structural yang menguasai teknis operasional pada bidang tugasnya dan tidak mempunyai kendala untuk melakukan tugas lapangan. Advokasi dilakukan agar lintas sektor, lintas program atau LSM mengetahui tentang Proyek PAMSIMAS termasuk Program
Promosi Kesehatan dengan harapan mereka mau untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Mendukung rencana kegiatan promosi kesehatan. Dukungan yang dimaksud bisa berupa dana, kebijakan politis, maupun dukungan kemitraan;
b. Sepakat untuk bersama-sama melaksanakan program promosi kesehatan; serta
c. Mengetahui peran dan fungsi masing-masing sektor/unsur terkait.

2. Menjalin Kemitraan di Tingkat Kecamatan.
Melalui wadah organisasi tersebut Tim Fasilitator harus lebih aktif menjalin kemitraan dengan TKC untuk :
• mendukung program kesehatan.
• melakukan pembinaan teknis.
• mengintegrasikan program promosi kesehatan dengan program lain yang dilaksanakan oleh Sektor dan Program lain, terutama program usaha kesehatan sekolah, dan program lain di PUSKESMAS.

3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Masyarakat
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat mengelola program promosi kesehatan, mulai dari perencanaan, implementasi kegiatan, monitoring dan evaluasi harus dilaksanakan sendiri oleh masyarakat, dengan menggunakan metoda MPA-PHAST. Untuk meningkatkan keterpaduan dan kesinambungan program promosi kesehatan dengan pembangunan sarana air bersih dan sanitasi, di tingkat desa harus dibentuk lembaga pengelola, dan pembinaan teknis oleh lintas program dan lintas sector terkait.
Pesan perubahan perilaku yang terlalu banyak sering membuat bingung masyarakat, oleh karena itu perlu masyarakat memilih dua atau tiga perubahan perilaku terlebih dahulu. Perubahan perilaku beresiko diprioritaskan dalam program higiene sanitasi pada Proyek PAMSIMAS di sekolah dan di masyarakat :
• Pembuangan tinja yang aman.
• Cuci tangan pakai sabun
• Pengamanan air minum dan makanan.
• Pengelolaan sampah.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN


A.    KESIMPULAN
Setelah masyarakat timbul kesadaran, kemauan / minat untuk merubah perilaku buang kotoran ditempat terbuka menjadi perilaku buang kotoran di tempat terpusat (jamban), masyarakat dapat mulaimembangun sarana sanitasi (jamban keluarga) yang harus dibangun oleh masing-masing anggotarumah tangga dengan dana swadaya. Masyarakat harus menentukan kapan dapat mencapai agarsemua rumah tangga mempunyai jamban.Pembangunan sarana jamban sekolah, tempat cuci tangan dan sarana air bersih di sekolah, menggunakan dana hibah desa atau sumber dana lain. Fasilitator harus mampu memberikan informasipilihan agar masyarakat dapat memilih jenis sarana sanitasi sesuai dengan kemampuan dan kondisi lingkungannya (melalui pendekatan partisipatori).

B.     SARAN
 Diharapkan kepada pemerintah untuk melakukan perubahan perilaku masyarakat melalui program promosi-promosi kesehatan yang sifatnya menyeluruh guna menciptakan perubahan perilaku dan lingkungannya.

0 comments:

Proudly Powered by Blogger.