Category

Welcome Guys

Pages

Send Quick Massage

Name

Email *

Message *

ads

Saturday, September 26, 2015

Skripsi Hubunganantara anemia gizi besi dengan produktivitas kerja pada pekerja produksi Garment di PT. Pan Pacific Nesia Kabupaten Subangtahun 2014

by Unknown  |  in SKRIPSI at  9:32 PM


BAB I
PENDAHULUAN
A.       LatarBelakang
Saat ini perkembangan pembangunan kearah industrialisasi dan persaingan pasar yang semakin kuat, sangat diperlukan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Searah dengan hal tersebut, kebijakan pembangunan di bidang kesehatan ditujukan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat, termasuk didalamnya masyarakat tenaga kerja.“Tenaga kerja memiliki peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku pembangunan,sehingga tenaga kerja dituntut memiliki produktivitas yang tinggi”.(Anies, 2005: 23).
1
 
Produktivitas tenaga kerja Indonesia masih sangat rendah, berdasarkan data International Labour Organization(ILO) tahun 2009menempatkan Indonesia berada di posisi 83 dari 124 negara. (Kemenakertrans tahun 2011).Berdasarkan data dari Pusat Data dan Informasi Tenaga Kerja tahun 2010, produktivitaspekerja di Jawa Barat tahun2010 berdasarkan nilai rupiah per orang yaitu Rp. 18.998.692,- per orang. Jawa Barat menepati urutan ke 10 dimana DKI Jakarta (Rp. 84.363.432,- per orang), Kalimantan Timur (Rp. 74.615.309,- per orang), Kepulauan Riau (Rp. 70.227.793,- per orang), Riau (Rp. 45.023.823,- per orang), Papua Barat (Rp. 27.399.520,- per orang) Sulawesi Utara (Rp. 19.606.405,- per orang), Sumatera Utara (Rp. 19.336.781,- per orang), Banten (Rp. 19.287.316,- per orang), Sumatera Barat (Rp. 19.039.778,- per orang)(DirektoratProduktivitasdanKewirausahaan,DirektoratJenderalBinaPelatihandanProduktivitas, diolahPusdatinaker tahun 2013).
Produktivitas kerjasalah satunya dapat dipengaruhi oleh gizi. Apabila pekerja dapat dipenuhi kebutuhan gizinya dan berbadan sehat, maka akan lebih kuat bekerja dan mempunyai semangat yang tinggi maka akan dapat meningkatkan produktivitas kerjanya. (Sedarmayanti, 2011: 232). Produktivitas kerja setiap orang tidak sama, salah satunya tergantung dari tersedianya zat gizi di dalam tubuh. Kekurangan konsumsi zat gizi bagi seseorang dari standar minimum umumnya akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan, aktivitas, dan produktivitas kerja, terutama apabila pekerja mengalami anemia gizi besi. Karena fungsi hemoglobin (Hb) mempengaruhi oksigen otot dan fungsi sel tubuh pada umumnya, pengurangan kadar tersebut sangat mempengaruhi ketahanan fisik dan produktivitas kerja.(Anies, 2005: 23).
Produktivitas kerja pada wanita juga dapat dipengaruhi oleh status anemia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, didapatkan bahwa proporsi anemia berdasarkan jenis kelamin pada perempuan (23,9%) lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki (18,4%).Pekerja wanita merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap anemia gizi. Hal itu disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam makanan dan pekerjaan yang berat, serta secara alamiah wanita setiap bulan mengalami menstruasi. Salah satu tanda seseorang mengalami anemia dapat dilihat dari pemeriksaan kadar hemoglobin yang menunjukkan angka kurang dari normal.Penelitian yang dibuat oleh Widiastuti (2011) berjudul faktor determinan produktivitas kerja pada pekerja wanita didapatkan hasil adanya hubungan antara asupan energi, persentase lemak tubuh dan kadar hemoglobin dengan produktivitas kerja. Variabel yang paling berhubungan dengan produktivitas adalah kadar hemoglobin pekerja.Penelitian tentang gizi kerja hubungannya dengan kelelahan dilakukan oleh Dyahumi dan Ulfah (2012) pada salah satu perusahaan penghasil bulu mata palsu di Purbalingga didapatkan hasil sebanyak 50% pekerja mengalami defisit konsumsi energi. Setelah diuji dengan menggunakan analisis regresi logistik dapat disimpulkan bahwa pekerja yang mempunyai tingkat konsumsi energi defisit akan mempunyai probabilitas 75,57 % (apabila variabel yang dimasukkan hanya energi dan protein) atau 77,8 % (apabila variabel yang dimasukkan energi, protein dan anemia) untuk terjadinya kelelahan.Hasil penelitian Romadhani (2009), menyatakan bahwa terdapat hubungan antara status anemia dengan produktivitas  tenaga kerja wanita di bagian Spinning PT. Southern Cross Textile Industry Jakarta tahun 2009.
PT. Pan Pacipic Nesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Garment, dimana produk utamanya adalah celana dan anyaman kain. (http://www.panpacific.co.kr/).Berdasarkan studi pendahuluan, bahwa PT. Pan Pacipic Nesia mempunyai tenaga kerja wanita yang cukup banyak, terutama di bagian produksi mayoritas pekerja wanita (70%) dari seluruh tenaga kerja. Keadaan anemia di perusahaan ini belum pernah diadakan penelitian sebelumnya.
Berdasarkan data produktivitas PT Pan Pacific Nesia tahun 2013, pencapaian produksi pada tahun 2013 yaitu sebesar 5,760,000 pacs, sedangkan target produksinya adalah 6,000,000 pacs. Jadi, masih terdapat kesenjangan antara target dan pencapaian produksi di PT. Pan Pacific Nesia. (Profil PT. Pan Pacific Nesia tahun 2013).
Berdasarkanlatar belakang diataspenulistertarikuntukmelakukan penelitian dengan judul“HubunganAntaraAnemia Gizi Besi dengan Produktivitas Kerja pada Pekerja Produksi Garment di PT. Pan Pacific Nesia Kabupaten Subangtahun 2014”

B.       RumusanMasalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang diatas adalah sebagai berikut; “Adakah Hubungan Antara Anemia Gizi Besi dengan Produktivitas Kerja pada Pekerja Produksi Garment di PT. Pan Pacific Nesia Kabupaten Subang tahun 2014”?

C.       Tujuan Penelitian
1.        TujuanUmum
Mengetahuihubunganantaraanemia gizi besi dengan produktivitas kerja pada pekerja produksi garment di PT. Pan Pacific Nesia Kabupaten Subangtahun 2014.
2.        TujuanKhusus
a.         Mengetahuigambarananemia gizi besipekerjaproduksi garment di PT. Pan Pacific Nesia Kabupaten Subangtahun 2014.
b.        Mengetahuigambaranproduktivitas pekerjaproduksi garment di PT. Pan Pacific Nesia Kabupaten Subangtahun 2014.
c.         Mengetahuihubunganantaraanemia gizi besi dengan produktivitas kerja pada pekerja produksi garment di PT. Pan Pacific Nesia Kabupaten Subangtahun 2014.

D.      RuangLingkup
1.    Masalah
          Masalah dalam penelitian ini adalah tentanghubunganantaraanemia gizi besi dengan produktivitas kerja pada pekerja produksi garment di PT. Pan Pacific Nesia Kabupaten Subangtahun 2014.
2.    MetodePenelitian
Metodepenelitian yang digunakanadalahpenelitian analitikdengandesain penelitian cross-sectional.
3.    Populasi Dan Sampel
Populasidalampenelitianiniadalahseluruh pekerja produksi garment di PT. Pan Pacific Nesia Kabupaten Subang berjumlah 1721 orang.
Sampelpenelitianberjumlah325 respondendengantehniksimple random sampling. 
4.    TempatdanWaktuPenelitian
Penelitianinidilaksanakandi PT. Pan Pacific Nesia Kabupaten SubangpadabulanApriltahun 2014.



E.       Manfaat Penelitian
1.    BagiPT. Pan Pacific Nesia
Hasilpenelitianinidiharapkandapatmemberikanmanfaatkepada pihak manajemen PT. Pan Pacific Nesia dalam upaya meningkatkan produktivitas pekerjanya.
2.    BagiDinasKesehatanKabupatenSubang
Informasi yang diperolehdaripenelitianinidapatdimanfaatkanolehpihakDinasKesehatanKabupatenSubangdalam menangani masalah gizi khususnya di sektor industri dalam program kesehatan kerja.
3.    BagiDinasKetenagakerjaanKabupatenSubang
          HasilpenelitianinidiharapkandapatmemberikanmanfaatkepadaDinasKetenagakerjaanKabupatenSubang dalam merencanakan strategi untuk peningkatan produktivitas pada pekerja.
4.    BagiIntitusiPendidikan
Hasilpenelitianinidiharapkandapatmenjadibahanbacaandanreferensibagipenelitiselanjutnya.
 ========================================================================
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Anemia Gizi Besi
1.    Definisi Anemia Gizi Besi
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal.Sel darah merah mengandung oksigen, yang mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh. (Kusumawardani, 2010: 25).
Anemia karena kekurangan zat besi adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein pengangkut oksigen) dalam sel darah berada di bawah normal, yang disebabkan karena kekurangan zat besi. (Kartasapoetra & Marsetyo, 2010: 93).
2.    Penyebab Anemia
Anemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:                      (Kusumawardani, 2010: 33)
a.     Perdarahan hebat
1)   
7
 
Akut (mendadak) seperti: kecelakaan, pembedahan, persalinan dan pecahnya pembuluh darah.
2)    Kronis (menahun) seperti: perdarahan hidung, wasir, ulkus peptikum, kanker atau polip di saluran pernafasan dan tumor ginjal atau kandung kemih.
b.    Meningkatnya penghancuran sel darah merah seperti: pembesaran limpa, kerusakan mekanik pada sel darah merah, reaksi autoimun terhadap sel darah merah, hemoglobinurianoktural paroksismal, sferositosis herediter, eliptositosis herediter, kekurangan G6PD, penyakit sel sabit, penyakit hemoglobin C, penyakit hemoglobin S-C, penyakit hemoglobin E dan thalasemia
c.     Berkurangnya pembentukan sel darah merah seperti: kekurangan vitamin B12, kekurangan asam folat, kekurangan vitamin C, penyakit kronik dan kekurangan zat besi.
3.    Fungsi ZatBesi(Fe)
Fungsi zat besi (Fe) bagi tubuh manusia sangatlah penting, antara lain: (Kartasapoetra&Marsetyo, 2010: 7)
a.     Sebagaikomponendalamfermensitokrom yang pentingdalampernafasan
b.    Sebagaikomponendalamhemoglobin yang pentingdalammengikatoksigendalamseldarahmerah.
4.    Gejala Anemia Gizi Besi
Gejala anemia antara lain: kelelahan, kelemahan, sesak nafas,kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung. (Kusumawardani, 2010: 27).
5.    Stadium Anemia Zat Besi
Anemia karena kekurangan zat besi biasanya terjadi secara bertahap, melalui beberapa stadium yaitu sebagai berikut:(Kusumawardani, 2010: 32)
a.     Stadium 1
Kehilangan zat besi melebihi asupannya, sehingga menghabiskan cadangan dalam tubuh, terutama di sumsum tulang.Kadar ferritin (protein yang mengandung zat besi) dalam darah berkurang secara progesif.
b.    Stadium 2
Cadangan besi yang telah berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk pembentukan sel darah merah, sehingga sel darah merah yang dihasilkan jumlahnya lebih sedikit.
c.     Stadium 3
Mulai terjadi anemia. Pada awal stadium ini, sel darah merah tampak normal, tetapi jumlahnya lebih sedikit. Kadar hemoglobin dan hematokrit menurun.
d.    Stadium 4
Sumsum tulang berusaha untuk menggantikan kekurangan zat besi dengan mempercepat pembelahan sel dan menghasilkan sel darah merah dengan ukuran yang sangat kecil (mikrosistik), yang khas untuk anemia karena kekurangan zat besi.
e.     Stadium 5
Dengan semakin memburuknya kekurangan zat besi dan anemia, maka akan timbul gejala-gejala karena kekurangan zat besi dan gejala-gejala karena anemia semakin buruk.
6.    Klasifikasi anemia
Menurut Corela, hemoglobin normal pada pria yaitu 14,0-17,5 gram/100 ml sedangkan  pada wanita adalah 12,0-16,0 gram/100 ml (Corela, 2007: 409).
B.     Produktivitas Kerja
1.    PengertianProduktivitas
Menurut ILO (1979), produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil dengan masukan yang sebenarnya. Greenberg mengartikan produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut. (Sedarmayanti, 2011: 198).
Whitmore, (1979) mengutarakan :Productivity is a measure of the use of the resources of an organization and is usually expressed as a rasio of the output obtained by the use resources to the amont of resources employed. Whitmore memandang produktivitas sebagai ukuran atas penggunaan sumber daya dalam suatu organisasi yang biasanya dinyatakan sebagai suatu rasio dari keluaran (output) yang dicapai dengan sumberdaya yang digunakan (input). (Sedarmayanti, 2011: 198).
Muchdarsyah(1987), mengutarakan bahwa produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang) atau jasa dengan masukan yang sebenarnya. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output-input. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik dan nilai. (Sedarmayanti, 2011: 198).
Arouf(1986), berpendapat bahwa produktivitas adalah rasio antara efektivitas menghasilkan keluaran dan efisiensi penggunaan sumber masukan. Produktivitas memiliki dua dimensi, yakni efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber masukan. Dimensi efektivitas pertama berkaitan dengan pencapaian kerja yang maksimal, artinya pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Dimensi efisiensi merujuk kepada upaya membandingkan masukan dengan realisasi penggunaanya atau bagaimana pekerjaan dilaksanakan. Pengukuran efisiensi dilakukan berdasarkan rasio, seperti rasio maslahat/biaya, biaya/keluaran, dan biaya/waktu. (Sedarmayanti, 2011: 199).
2.      Pengukuran Produktivitas
a.     Definisi Pengukuran Produktivitas
Pengukuran produktivitas dapat dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam kerja orang.(Sedarmayanti, 2011: 208).
b.    Manfaat Mengukur Produktivitas
Pada tingkat sektoral dan nasional, produktivitas dapat membantu evaluasi penampilan, perencanaan, kebijakan pendapatan, upah dan harga melalui identifikasi faktor yang memperngaruhi distribusi pendapatan, membandingkan sektor ekonomi yang berbeda untuk menentukan prioritas kebijakan bantuan, mementukantingkat pertumbuhan suatu sektor atau ekonomi dan untuk mengetahui pengaruh perdagangan internasional terhadap perkembangan ekonomi
Pada tingkat perusahaan/organisasi pengukuran produktivitas terutama digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisis dan mendorong efisiensi produksi.(Sedarmayanti, 2011: 208).
c.     Metode Pokok Pengukuran Produktivitas
Pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam: (Sedarmayanti, 2011: 209)
1)    Perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan, namun hanya mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang serta tingkatannya.
2)    Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (tugas perorangan, seksi dan proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukkan pencapaian relatif.
3)    Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan target, dan ini yang terbaik untuk memusatkan perhatian pada sasaran/ tujuan.
3.    Peningkatan Produktivitas Kerja
Peningkatan produktivitas terutama berkaitan dengan tiga jenis sumberyaitu: (Sedarmayanti, 2011: 211)
a.     Perlengkapan, material, dan tenaga/energi
Perbandingan dari hasil perjam kerja manusia melalui waktu dipengaruhi oleh volume, variasi, hasil tahunan modal tetap, kualitas, unsur peralatan dan tingkat keseragamannya.
b.    Angkatan kerja
Salah satu area potensial tertinggi dalam peningkatan produktivitas adalah mengurangi jam kerja yang tidak efektif. Lamanya pegawai bekerja, dan proporsi penempatan waktu produktif, tergantung cara pengaturan, latihan dan motivasinya.
4.    Syarat-Syarat Pekerjayang Produktif
Menurut Gilmore (1974) dan Erich Fromm (1975), individu yang produktif yaitu sebagai berikut:tindakan konstruktif (membangun), percaya pada diri sendiri, bertanggung jawab, memiliki rasa cinta terhadap pekerjaan, mempunyai pandangan ke depan, mampu mengatasi persoalan dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah-ubah, mempunyai kontribusi positif terhadap lingkungannya (kreatif, imaginatif, dan inovatif) dan memiliki kekuatan untuk mewujudkan potensinya (Sedarmayanti, 2011: 237).
5.    Faktor-Faktoryang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Menurut Soedirman (1986) dan Tarwaka (1991), faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya produktivitas kerja yaitu sebagai berikut: (Sedarmayanti, 2011: 235)
a.     Sikap mental, berupa:
1)    Motivasi
Motivasi merupakan kekuatan/motor pendorong kegiatan seseorang kearah tujuan dan melibatkan berbagai kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya.
2)    Kedisiplinan
Disiplinadalah sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan dan ketentuan yang ditetapkan, baik oleh pemerintah/etik, norma dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat untuk tujuan tertentu. Disiplin mempunyai peran sentral dalammembentuk pola kerja dan etos kerja produktif.
3)    Etos Kerja
Etos kerja merupakan pandangan untuk menilai sejauh mana kita melakukan suatu pekerjaan dan terus berupaya untuk mencapai hasil yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan. Usaha untuk mengembangkan etos kerja yang produktif pada dasarnya mengarah pada peningkatan produktivitas yang bukan saja produktivitas masyarakat secara keseluruhan.
b.    Pendidikan
Pada umumnya orang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih luas terutama penghayatan arti pentingnya produktivitas. Pendidikan berarti pendidikan formal maupun non formal. Tingginya kesadaran akan pentingnya produktivitas adapat mendorong pegawai melakukan tindakan yang produktif.
c.     Keterampilan
Seseorang dinyatakan terampil dan produktif apabila yang bersangkutan dalam satuan waktu tertentu dapat menyelesaikan sejumlah hasil tertentu. Dengan demikian menjadi faktor penentu suatu keberhasilan dan produktivitas, karena dari waktu itulah dapat dimunculkan kecepatan dan percepatan yang akan sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilandan produktivitas.
d.    Manajemen kepemimpinan
Pengertian manajemen berkaitan dengan sistem yang diterapkan pimpinan untuk mengelola atau memimpin dan mengendalikan staf/bawahannya. Apabila manajemennya tepat maka akan menimbulkan semangat yan lebih tinggi sehingga dapat mendorong pegawai melakukan tindakan yang produktif.
e.     Hubungan Industri Pancasila (H.I.P)
Penerapan hubungan industrial pancasila (H.I.P) akan menciptakan ketenangan kerja, motivasi kerja, hubungan kerja yang serasi dan dinamis, serta menumbuhkan partisipasi aktif yang berdampak pada peningkatan produktivitas.


f.     Tingkat penghasilan
Apabila tingkat penghasilan memadai maka menimbulkan konsentrasi kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas.
g.    Jaminan sosial
Apabila jaminan sosial pegawai mencukupi maka akan dapat menimbulkan semangatkerja, sehingga mendorong pemanfaatan kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas kerja.
h.    Lingkungan dan iklim kerja
Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong pegawai agar senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab melakukan pekerjaan dengan lebih baik menuju kearah peningkatan produktivitas.
i.      Sarana produksi
Mutu sarana produksi berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas. Apabila sarana produksi yang digunakan tidak baik, kadang-kadang dapat menimbulkan pemborosan bahan yang dipakai.
j.      Teknologi
Apabila teknologi yang dipakai tepat dan lebih maju maka akan mewujudkan: tepat waktu dalam penyelesaian proses produksi, jumlah produksi yang dihasilkan lebih banyak dan bermutusertamemperkecil terjadinya pemborosan bahan sisa. Dengan demikian, maka penerapan teknologi dapat mendukung peningkatan produktivitas.

k.    Kesempatan berprestasi
Pegawai yang bekerja tentu mengharapkan peningkatan karir/pengembangan potensi pribadi yang nantinya akan bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi organisasi. Apabila terbuka kesempatan untuk berprestasi, maka akan menimbulkan dorongan psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfatan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas kerja.
l.      Anemia Gizi Besi
Kadar Hb ini dapat digunakan untuk menentukan status gizi seseorang dan juga digunakan sebagai parameter untuk menunjukkan keadaan anemia zat besi. Wanita mempunyai risiko tinggi untuk menderita anemia zat besi, karena terjadi peningkatan kebutuhan terhadap zat besi akibat adanya menstruasi. Anemia zat besi akan menyebabkan rendahnya tingkat produktivitas kerja dan menurunnya kekebalan terhadap infeksi. Semakin tinggi kadar hemoglobin semakin baik pula produktivitas kerja seseorang.
Apabila pegawai dapat dipenuhi kebutuhan gizinya dan berbadan sehat, maka akan lebih kuat bekerja, apabila bila mempunyai semangat yang tinggi maka akan dapat meningkatkan produktivitas kerjanya.Produktivitas kerja setiap orang tergantung dari tersedianya zat gizi di dalam tubuh. Kekurangan konsumsi zat gizi bagi seseorang dari standar minimum umumnya akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan, aktivitas, dan produktivitas kerja.Terutama apabila pekerja mengalami anemia gizi besi. Karena fungsi hemoglobin mempengaruhi oksigen otot dan fungsi sel tubuh pada umumnya, pengurangan kadar tersebut sangat mempengaruhi ketahanan fisik dan produktivitas kerja. (Anies, 2005: 23).
Anemia  gizi   besi berpengaruh luas terhadap kualitas sumberdaya manusia, yaitu terhadap kemampuan belajar dan produktivitas kerja. Menurunnya produktivitas kerja pada kekurangan  besi disebabkan  oleh dua hal, yaitu (1) berkurangnya  enzim-enzim yang  mengandung  besi  dan  besi  sebagai  kofaktor  enzim-enzim  yang  terlibat dalam metabolisme  energi, dan (2) menurunnya  hemoglobin  darah. Akibatnya, metabolisme di dalam otot terganggu dan terjadi penumpukan asam laktat yang menyebabkan rasa lelah (Almatsier 2002).
Almatsier (2002) menyatakan bahwa dampak defisiensi  besi sangat luas, diantaranya  adalah menurunnya  produktivitas  kerja dan prestasi belajar. (Almatsier 2002).
Bila seseorang wanita dalam status anemia maka akan mengalami gejala pucat, mudah lelah, takikardia dan sesak napas. Ditambah lagi dengan tetap harus melakukan beban kerja yang cukup berat, mengakibatkan tenaga kerja wanita tidak dapat bekerja dengan optimal, tidak hanya berkonsentrasi pada pekerjanya, jatuh sakit, sehingga sering absen atau tidak masuk kerja yang berakibat rendahnya produktivtas mereka. Anemia gizi akan menyebabkan rendahnyakemampuan fisik tenaga kerja wanita, diman dengan rewndahnya kemampuan fisik akan berdampak pada produktivitas tenaga kerja dan akan berpengaruh pada hasil dan mutu produksi yang dihasilkan oleh perusahaan.  (lusia, 2001:54)
Menurut Widayani (2004) defisiensi besi dapat berakibat menurunkan produktivitas dan kapasitas fisik saat bekerja danmenurunkan imunitas seluler dan meningkatkan kesakitan, sedangkan Baliwati et al. (2004) yang diacu dalam Wardani (2008) mengemukakan bahwa produktivitas pekerja yang kekurangan zat besi menurun 10-30% daripada pekerja yangsehat. Kekurangan zat besi akan menurunkan ketahanan tubuh terhadappenyakit infeksi. (Wirakusumah 1999 dalam Wardani 2008).
====================================================================
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS
A.      Kerangka Konsep
Konsep adalah abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang khusus. Kerangka konsep adalah formulasi atau simplikasi dari kerangka teori atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. (Notoatmojo, 2010: 100).Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
Variabel Terikat
 
 

Produktivitas Kerja
 
Anemia Gizi Besi

 
Variabel Bebas
           

Text Box: 1. Motivasikerja
2. Tingkat Pendidikan
3. Pelatihan
4. Tingkat penghasilan
5. Kondisi kesehatan
6. Keikutsertaan Jaminansosial/Asuransi (Sedarmayanti, 2011: 235).

Variabel Penggangu





Keterangan:     Variabel yang diteliti
Variabel yang tidak diteliti
 

 
 


Text Box: 19                                                               

B.  Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan. (Notoatmojo, 2010: 1012).Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
                                                           Tabel 3.1                                                         
Definisi Operasional

Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur
Cara Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
Bebas
Anemia Gizi Besi
Keadaan dimana Hb darah responden <12,1 gr/dl
Easy TouchHb
Pemeriksaan kadar Hb
1.Anemia, jika Hb <12,1 gr/dl
2.Normal, jika Hb ≥ 12,1 gr/dl
Nominal
Terikat
Produktivitas Kerja
Perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan target yang diberikan kepada pekerja bagian produksi PT. Pan Pacific Nesia

Angket

Melihat jawaban respondendan membandingkannya dengan target dari masing-masing pekerja
1.Produktif, jika pencapaian produksi per pekerja bulan lalu ≥ target

2. Tidak produktif, jika pencapaian produksi per pekerja bulan lalu< target
Nominal



C.      Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalahjawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmojo, 2010: 105).Hipótesisdalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.        Ho: Tidak ada hubungan antara anemia gizi besi dengan produktivitas kerja pada pekerja produksi garment di PT. Pan Pacific Nesia Kabupaten Subang tahun 2014.
2.        Ha: Ada hubungan antara anemia gizi besi dengan produktivitas kerja pada pekerja produksi garment di PT. Pan Pacific Nesia Kabupaten Subang tahun 2014.

 ==================================================================
BAB IV
METODE PENELITIAN
A.      Desain Penelitian
Desain penelitian yaitu wadah untuk menjawab pertanyaan peelitian untuk menguji kesahihan hipotesis.(Arief, 2008: 47). Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan study analitikyaitustudy dimana peneliti mencoba untuk mencari hubungan antar variabel faktor resiko dan efek yang analisisnya untuk menentukan ada tidaknya hubungan antar variabel itu sehingga perlu disusun hipotesisnya(Arief,2008:136). Adapun desainyang digunakanadalah desaincross-sectional atau potong silang yaitu variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). (Notoatmojo, 2010: 26).

B.       Populasi dan Sampel
1.        Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. (Notoatmojo, 2010: 115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja Wanita PT. Pan Pacific Nesia di bagian produksi berjumlah 1721 orang.
2.        Sampel
Text Box: 22Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. (Notoatmojo, 2010: 115). Besar sampel dalam penelitian iniadalah sebagai berikut:
n

n = Banyaknya sampel
N= Banyaknya Populasi
e = Persentase kesalahan yang diinginkan atau ditolerir (sampling eror)
(Sunyoto, 2012: 24)

            Jadi besar sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 325 responden dengan teknik simple randomsampling yaitu pemilihan sampel secara acak dengan menggunakan tabel random. (Chandra, 2010: 42).

C.      Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Pan Pacipic Nesia pada bulan April 2014.

D.      Etika Penelitian
1.        Respect for human dignity (menghormati harkat dan martabat manusia)yaitumempertimbangkan hak-hak responden untuk mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian tersebut dengan mempersiapkan formulir persetujuan subjek (inform concent).
2.        Respect for privacy and confidentiality (menghormati privasi dan kerahasiaan responden)yaitu peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan kerahasiaan identitas responden.
3.        Respect for justice an inclusivenees (keadilan dan keterbukaan)yaitu menjaga prinsip keterbukaan dan adil oleh peneliti dengan kejujuran, keterbukaan dan kehati-hatian.
4.        Balancing harms and benefits (memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan)yaitu penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal mungkin bagi masyarakat pada umumnya dan reponden pada khususnya. (Notoatmojo, 2010: 203).
Maka dalam penelitian ini akan dilakukan berkaitan dengan etika penelitian di atas dengan menggunakan inform concentdan wawacaranya bersifat rahasia dan tidak bersifat ekspos atau dipublikasikan.

E.       Pengumpulan Data
1.        Instrumen Penelitian
Instrument atau alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket dan pemeriksaan dengan menggunakan Hb Sahli Test yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di klinik PT. Pan Pacipic Nesia. Angket adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak) dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir-formulir, diajukan secara tertulis kepada responden untuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban dan sebagainya. (Notoatmojo, 2010: 148). Angket dalam penelitian ini sebagaimana terlampir.
2.        Prosedur  Pengumpulan Data
a.         Data primer
Data primer adalah data yang dimunculkan oleh penelitiuntuk menjawab masalah penelitiannya secara khusus. (Sunyoto, 2012: 25). Data primer ini diperoleh secara langsung dari responden dengan angket dan melalui pemeriksaan memakaiEasy Touch Hb.
b.        Data sekunder
Data sekunder adalah data yang bersumber dari catatan yang ada pada perusahaan dan dari sumber lainnya yaitu dengan mengadakan studi kepustakaan atau dapat juga menggunakan data dari Badan Pusat Statistik (BPS).                       (Sunyoto, 2012: 26). Data sekunder dalam penelitian ini data produktivitas kerja tingkat Nasional, tingkat Provinsi dan data produktivitas PT. Pan Pacipic Nesia .

E.       Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan akan diolah dengan tahap–tahap  sebagai berikut:



1.    Editing
Editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau angket. Dalam penelitian ini editing dilakukan setelah proses pengumpulan data (penyebaran angket dan pemeriksaan Hb) dilakukan.
2.    Coding
Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan agar berguna untuk memasukan data ke dalam komputer untuk analisa lebih lanjut.Contohnya: Jika “Anemia” diberi kode 0 dan “Tidak Anemia” diberi kode 1. Serta jika “Produktif” diberi kode 1 dan “Tidak produktif” diberi kode 0.
3.    Entry
Entry adalah jawaban-jawaban dan dari hasil pemeriksaan masing-masing responden yang berbentuk kode (angka) dimasukan ke dalam program komputer yaitu SPSS Versi 16.0.
4.    Cleaning
Cleaning adalah mengecek kembali data-data yang telah diselesei dimasukan ke dalam program komputer, dengan  tujuan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.                                (Notoatmodjo, 2012: 177).



F.        Analisa Data
Dalam penelitian ini analisa data untuk menguji hubungan antara anemia gizi besi dengan produktivitas kerja yaitu menggunakan analisa khi-kuadratdengan bantuan program SPSS Versi 16.00., rumusnya adalah:    
X     f

Keterangan:    Fo           = Frekuencies of Observed(Frekuensi hasil observasi)
                        Fe           = Frekuencies of Expected(Frekuensi harapan)
(Sunyoto, 2012: 87).
              Dengan taraf keyakinan yang digunakan adalah 90% dan tingkat toleransi kesalahannya (sampling eror) adalah 10%., maka keputusan hasil pengujian adalah sebagai berikut:
1.    P value > α (Hipotesis alternatif/Ha diterima): yang berarti: Ada hubunganantaraanemia gizi besi dengan produktivitas kerja pada pekerja produksi garment di PT. Pan Pacific Nesia Kabupaten Subangtahun 2014.
2.    P value < α (Hipotesis Nol/Ho diterima): yang berarti: Tidak ada hubungan antara anemia gizi besi dengan produktivitas kerja pada pekerja produksi garment di PT. Pan Pacific Nesia Kabupaten Subang tahun 2014.
 =================================================================





0 comments:

Proudly Powered by Blogger.