BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Setiap aktifitas
manusia disadari atau tidak, dapat menjadi sumber bising. Seiring perkembangan
zaman manusia pun membutuhkan industri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun
kebanyakan aktifitas dalam suatu industri terutama proses produksi, dapat
menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu pekerja maupun masyarakat
sekitarnya.
Kebisingan
adalah bentuk energi yang bila tidak disalurkan pada tempatnya akan berdampak
serius bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Upaya pengawasan dan pengendalian
kebisingan menjadi faktor yang
menentukan kualifikasi suatu perusahaan dalam menangani masalah lingkungan yang
muncul.
Kebisingan
merupakan salah satu aspek lingkungan yang perlu diperhatikan. Karena termasuk
polusi yang mengganggu dan bersumber
pada suara / bunyi. Oleh karena itu bila bising tidak dapat dicegah atau
dihilangkan, maka yang dapat dilakukan yaitu mereduksi dengan melakukan
pengendalian melalui berbagai macam cara.
1.2.
Maksud
dan Tujuan
Maksud dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Penyajian
Ilmiah bagi mahasiswa Program Pasca Sarjana Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Universitas Bengkulu.
1.3.
Tujuan
penulisan makalah ini adalah
Memberikan
gambaran umum kebisingan sebagai salah satu faktor yang dapat menurunkan
derajat kesehatan masyarakat;
Dapat memahami
kondisi kebisingan, alat-alat monitoring pengendalian yang digunakan dan
fasilitas-fasilitas lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai penambah dan
pengembangan ilmu bagi mahasiswa khususnya dan Jurusan Pengelolaan Sumber Daya
Alam dan Lingkungan umumnya.
1.4.
Batasan
Masalah
Makalah ini
membatasi pembahasan hanya pada pengendalian bising secara umum sebagai bagian
dari mata kuliah Penyajian Ilmiah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi
2.1.1 Bunyi
Bunyi adalah perubahan tekanan yang dapat dideteksi oleh telinga atau
2.1.1 Bunyi
Bunyi adalah perubahan tekanan yang dapat dideteksi oleh telinga atau
kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang
merambat melalui medium, medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair,
padat, gas. Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi
suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau
frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) danamplitude atau kenyaringan bunyi
dengan pengukuran dalam desibel. Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi,
yaitu getaran udara atau medium lain, sampai kegendang telinga manusia. Batas
frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz
sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responya.
Suara diatas 20 kHz disebut ultrasonic dan dibawah 20 Hz disebut infrasonik.
2.1.2
Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan lingkungan yang dinyatakan dalam satuan desibel(dB). Kebisingan juga dapat didefinisikan sebagai bunyi yang tidak disukai, suara yang mengganggu atau bunyi yang menjengkelkan. Berdasarkan Kepmenaker, kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat, proses produksi yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan pendengaran.
Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan lingkungan yang dinyatakan dalam satuan desibel(dB). Kebisingan juga dapat didefinisikan sebagai bunyi yang tidak disukai, suara yang mengganggu atau bunyi yang menjengkelkan. Berdasarkan Kepmenaker, kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat, proses produksi yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan pendengaran.
Bunyi yang
menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar. Getaran
sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul udara sekitarnya sehingga
molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan terjadinya
gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara menurut pola ramatan
longitudinal. Rambatan gelombang diudara ini dikenal sebagai suara atau bunyi
sedangkan dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan
kenyamanan dan kesehatan
Pengertian yang
paling sederhana dari noise atau kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan.
Kita mungkin dapat menikmati musik dari grup band rock favorit kita, akan
tetapi jika suara musik tersebut mengganggu teman kita yang sedang belajar
ataupun tidur maka suara musik dari grup bang favorit kita dapat dikategorikan
sebagai suara bising atau “noise”.
1.
(JIS Z 8106 [IEC60050-801] kosa kata elektro-teknik Internasional Bab 801:
Akustikal dan elektroakustik)".
Kebisingan
didefinisikan sebagai “suara yang tak dikehendaki, misalnya yang merintangi
terdengarnya suara-suara, musik dsb, atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang
menghalangi gaya hidup
2.
(KepMenLH No.48 Tahun 1996)
Kebisingan yaitu
bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu
tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan
lingkungan
3.
(KepMenNaker No.51 Tahun 1999)
Semua suara yang
tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau
alat-alat kerja pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan
pendengaran
jadi dapat disimpulkan bahwa kebisingan bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan ketulian.
jadi dapat disimpulkan bahwa kebisingan bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan ketulian.
2.1.3 Sumber kebisingan
Sumber bising
ialah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap mengganggu pendengaran baik dari sumber bergerak maupun
tidak bergerak. Umumnya sumber kebisingan dapat berasal dari kegiatan industri,
perdagangan, pembangunan, alat pembangkit tenaga, alat pengangkut dan kegiatan
rumah tangga. Di Industri, sumber kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 3
macam, yaitu
1. Mesin
: Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin.
2. Vibrasi
: Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat
gesekan, benturan atau ketidak seimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada
roda gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain-lain.
3.
Pergerakan udara, gas dan cairan :
Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam
kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet
pipa, gas buang, dan lain-lain.
Jenis-jenis
Kebisingan
Perbedaan frekuensi dan intensitas
menyebabkan adanya jenis-jenis kebisingan yang memiliki karakteristik yang
berbeda. Jenis-jenis kebisingan dapat dibedakan menjadi 4 bagian yaitu:
1. Kebisingan
kontinyu dengan spectrum frekuensi sempit, misalnya suara mesin gergaji
sirkuler
2. Kebisingan
terputus-putus (intermittent) misalnya lalu lintas, suara pesawat terbang
dibandara.
3. Kebisingan
impulsive (impact or impulsive noise) misalnya tembakan meriam, ledakan.
4.
Kembisingan implusif berulang misalnya
suara mesin tempa.
2.1.4
Faktor Resiko di Tempat Kerja
Berkaitan dengan
faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan kerja, seperti disebutkan diatas,
dalam melakukan pekerjaan perlu dipertimbangkan berbagai potensi bahaya serta
resiko yang bisa terjadi akibat sistem kerja atau cara kerja, penggunaan mesin,
alat dan bahan serta lingkungan disamping faktor manusianya.
Istilah hazard
atau potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu yang potensial untuk
mengakibatkan cedera atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami
oleh tenaga kerja atau instansi. Sedang kemungkinan potensi bahaya menjadi
manifest, sering disebut resiko. Baik “hazard” maupun “resiko” tidak selamanya
menjadi bahaya, asalkan upaya pengendaliannya dilaksanakan dengan baik.
Ditempat
kerja, kesehatan dan kinerja seseorang pekerja sangat dipengaruhi oleh:
1. Beban
Kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya penempatan pekerja
yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan.
2. Kapasitas
Kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan, kesegaran jasmani,
ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
3.
Lingkungan Kerja sebagai beban tambahan,
baik berupa faktor fisik, kimia, biologik, ergonomikm, maupun aspek
psikososial.
Dampak
terhadap Kesehatan
Adalah suatu
kenyataan bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita dikelilingi oleh berbagai
sumber bunyi mulai dari bising lalu lintas, bising di tempat kerja, maupun
bising saat sedang belajar sekalipun. Itu artinya kita tidak akan pernah lepas
dari dampak yang ditimbulkan oleh suara bising itu sendiri. Salah satunya
adalah dampak terhadap kesehatan manusia.
Pengaruh
kebisingan terhadap kesehatan tergantung pada frekuensi, intesitas,
lama paparan, jenis bising dan sesitivitas individu. Seorang ekerja yang
kesehariannya berhadapan dengan mesin akan lebih beresiko mengalami gangguan
kesehatan yang ditimbulkan karena adanya suara bising dari mesin dibandingkan
dengan seorang mahasiswa yang kesehariannya dihabiskan di kelas yang suasananya
cenderung lebih tenang. Hal ini disebabkan karena intensitas bising yang
dihadapi oleh kedua orang tersebut berbeda.
Bising
menyebabkan berbagai gangguan pada tenaga kerja.Gangguan kesehatan yang
ditimbulkan akibat bising pada tenaga kerja bermacam-macam. Efek atau gangguan
kebisingan dapat dibagi menjadi dua yaitu : Gangguan fisiologis dapat berupa
peningkatan tekanan darah dan penyakit jantung dan Gangguan pada indera
pendengaran.(Siswanto, 1992).
Pada umumnya
bising yang bernada tinggi sangatlah mengganggu, apalagi jika suara bising itu
datang secara tiba-tiba atau menimbulkan efek kaget pada si pendengar. Gangguan
yang mungkin akan terjadi adalah peningkatan tekanan darah, denyut nadi dan
juga membuat jantung berdebar-debar. Gangguan seperti ini disebut sebagai
gangguan fisiologis.
Seseorang yang
terpapar kebisingan dengan intensitas yang tinggi akan beresiko menderita
penyakit jantung. Hal ini dikarenakan kebisingan dapat menimbulkan rasa stres
bagi si pendengar. Stres yang berkelanjutan akan merusak kerja sistem saraf
yang kemudian akan memicu detak jantung menjadi lebih cepat dan kenaikan
tekanan darah. Kenaikan darah yang terus-menerus akan berakibat pada hipertensi
dan stroke.
Salah satu
contoh dari gangguan pada pendengaran adalah Trauma Akusitik. Trauma Akustik
terjadi karena adanya pemaparan bising yang intensitasnya sangat tinggi dan
terjadi secara tiba-tiba. Seperti gangguan pendegaran atau ketulian yang
disebabkan karena ledakan bom yang mengakibatkan robeknya membran
Tympani dan terjadinya kerusakan pada tulang-tulang pendengaran.
Contoh gangguan
pendengaran lainnya adalah tuli sementara, tuli menetap, tinitus merupakan
suatu gejala awal terjadinya gangguan pendengaran berupa telinga
berdenging. dan Prebycusis, penurunan daya dengar sebagai akibat
pajanan bising ditempat kerja.
Selain gangguan
fisiologis dan pendengaran, kebisingan juga akan menimbulkan gangguan
psikologis berupa stress, insomnia, depresi dan sebagainya.
Disamping itu,
kebisingan juga dapat menggaggu komunikasi. Seseorang yang sudah terbiasa
berkerja dalam keadaan bising biasanya berkomunikasi dengan yang lainnya dengan
cara berteriak agar suaranya terdengar. Oleh karena sudah terbiasa
berbicara keras di lingkungan kerja sebagai akibat dari lingkungan kerja yang
bising. Maka kebiasaan ini akan terbawa ke dalam lingkungan keluarga. Bisa jadi
hal ini dapat menimbulkan kesalahan komunikasi atau membuat kesalahan persepsi
di lingukan keluarga karena dipersepsikan sebagai kemarahan.
Pengaruh
Kebisingan
Pengaruh utama
dari kebisingan kepada kesehatan adalah kerusakan kepada indera-indera
pendengar. Mula-mula efek kebisingan pada pendengaran adalah sementara dan
pemulihan terjadi secara cepat sesudah pemaparan dihentikan. Tetapi pemaparan
secara terus-menerus mengakibatkan kerusakan menetap kepada indera-indera
pendengaran.
Dempak
kebisingan tergantung kepada besar tingkat kebisingan. Tingkat kebisingan
adalah ukuran energy bunyi yang dinyatakan dalam satuan desiBell (dB).
Pemantauan tingkat kebisingan dapat dilakukan dengan alat sound Level Meter.
Selain gangguan
kesehatan kerusakan terhadap indera-indera pendegar, kebisingan juga dapat
menyebabkan : gangguan kenyamanan, kecemasan dan gangguan emosional, stress,
denyut jantung bertambah dan gangguan-gangguan lainnya. Secara umum pengaruh
kebisingan terhadapa masyarakat dapat dibagi menjadi 2, yaitu: Gangguan
fisiologi, dan Gangguan psikologis Pengaruh bising terhadap
masyarakat dapat dibagi menjadi dua macam yaitu:
Ganguan
Fisiologis
Ganguan
fisiologis yang diakibatkan oleh kebisingan yakni gangguan yang langsung
terjadi pada faal manusia. Gangguan ini diantaranya:
Ø Perederan
darah terganggu oleh kerena permukaan darah yang dekat dengan permukaan kulit
menyempit akibat bising > 70 dB.
Ø Otot-otot
menjadi tegang akibat bising > 60 dB
Ø Gangguan
tidur
Ø Gangguan
pendengaran, oleh karena bunyi yang terlalu keras dapat merusak gendang
telinga.
Penerunan
daya dengar dapat dibagi menjadi 3 kategori meliputi:
1. Trauma Akustik
Trauma akustik
adalah efek dari pemaparan yang singkat terhadap suara yang keras seperti
sebuah letusan. Dalam kasus ini energi yang masuk ke telinga dapat mencapai
struktur telinga dalam dan bila melampaui batas fisiologis dapat menyebabkan
rusaknya membran thympani, putusnya rantai tulang pendengaran atau rusak
organ spirale (Goembira, Fadjar, Vera S Bachtiar, 2003). Trauma akustik adalah
setiap perlukaan yamg merusak sebagian atau seluruh alat pendengaran yang disebabkan
oleh pengaruh pajanan tunggal atau beberapa pajanan dari bising dengan
intensitas yang sangat tinggi, ledakan-ledakan atau suara yang sangat keras,
seperti suara ledakan meriam yang dapat memecahkan gendang telinga, merusakkan
tulang pendengaran atau saraf sensoris pendengaran (Prabu,Putra, 2009).
2. Temporary Threshold
Shift (TTS)/Tuli Sementara
Tuli
sementara merupakan efek jangka pendek dari pemaparan bising berupa kenaikan
ambang pendengaran sementara yang kemudian setelah berakhirnya pemaparan bising,
akan kembali pada kondisi semula. TTS adalah kelelahan fungsi pada reseptor
pendengaran yang disebabkan oleh energi suara dengan tetap dan tidak melampui
batas tertentu. Maka apabila akhir pemaparan dapat terjadi pemulihan yang
sempurna. Akan tetapi jika kelelahan melampui batas tertentu dan pemaparan
terus berlangsung setiap hari, maka TTS secara berlahan-lahan akan berubah
menjadi PTS (Goembira, Fadjar, Vera S Bachtiar, 2003). TTS diakibatkan
pemaparan terhadap bising dengan intensitas tinggi. Seseorang akan mengalami
penurunan daya dengar yang sifatnya sementara dan biasanya waktu pemaparan
terlalu singkat. Apabila tenaga kerja diberikan waktu istirahat secara cukup,
daya dengarny
3. Permanent Threshold
Shift (PTS)/Tuli Permanen
Tuli permanen
adalah kenaikan ambang pendengaran yang bersifat irreversible sehingga
tidak mungkin tejadi pemulihan. Gangguan dapat terjadi pada syaraf-syaraf
pendengaran, alat-alat korti atau dalam otak sendiri. Ini dapat diakibatkan
oleh efek kumulatif paparan terhadap bising yang berulang.
1. Gangguan
pencernaan
2.
Gangguan system saraf
Gangguan
Psikologis
Gangguan yang
secara tidak langsung terhadap manusia dan sukar untuk diukur. Gangguan
psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, dan cepat
marah.. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat
menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres,
kelelahan dan lain-lain.
Bising juga
dapat berpengaruh terhadap produktifitas kerja bagi masyarakat pekerja.
Pengaruh bising terhadap produktivitas kerja yaitu:
1. kuantitas
hasil kerja sama, kualitas berbeda bila dalam keadaan bising
2.
kerja yang banyak menggunakan pemikiran
lebih banyak terganggu dibanding dengan kerja manual.
Selain sisi
negative berupa gangguan fisiologis dan psikologis bising juga memberikan sisi
negataif salah satunya adalah menambah produktifitas music.
Gangguan
Kesehatan Akibat Suara Bising
Kebisingan di
tempat kerja seringkali merupakan problem tersendiri bagi tenaga kerja. Umumnya
berasal dari mesin kerja, genset serta berbagai peralatan yang bergerak dan
kontak dengan logam, kompressor dan sebagainya. Sayangnya banyak tenaga kerja
yang terbiasa dengan kebisingan tersebut, meskipun tidak mengeluh tetapi
gangguan kesehatan akibat suara bising tetap terjadi. Efek kebisingan terhadap kesehatan
tergantung dari: intensitas, frekuensi, kontinuitas, dan variasi waktu paparan.
Ada beberapa
cara sederhana untuk menentukan bahwa tingkat suara di tempat kerja terlalu
keras yaitu :
Apabila anda
harus berteriak atau berbicara keras dari jarak rentangan tangan untuk dapat
dimengerti oleh lawan bicara.
Apabila telinga anda berdengung,
jika anda meninggalkan lokasi kerja.
Apabila anda
merasa kesulitan menangkap pembicaraan biasa setelah bekerja.
Apabila anda merasa pusing atau mengantuk akibat kebisingan .
Apabila anda merasa pusing atau mengantuk akibat kebisingan .
Apabila setelah
diperiksa oleh dokter dan ternyata anda memiliki gangguan pendengaran seperti
yang dialami oleh rekan kerja anda dalam satu unit.
Kebisingan
dengan intensitas tinggi akan merusak sel rambut di bagian dalam telinga dan
mengurangi kemampuan telinga untuk mendengar dan menghantarkan informasi ke
otak. Apabila sel rambut ini rusak, tidak dapat diperbaiki, sehingga kehilangan
pendengaran yang terjadi akan permanen. Gangguan lain yang dapat diakibatkan
oleh bising diantaranya: pusing, mengantuk, tekanan darah tinggi, stres
emosional yang dapat diikuti gangguan pada saluran pencernaan, sulit tidur dan
sakit
Untuk mencegah
penyakit akibat suara bising, tingkat kebisingan harus dikurangi, antara lain
dengan upaya-upaya :
Mendesain
kembali peralatan, untuk mengurangi kecepatan dan benturan dari bagian yang
bergerak, memasang peredam pada lubang pemasukan dan pembuangan, mengganti
peralatan yang telah lama dengan yang baru.
Merawat
peralatan, dengan mengganti yang telah aus serta memberikan pelumas pada semua
bagian yang bergerak.
Mengisolasi peralatan, dengan
mejauhkannya dari pekerja.
Memasang peredam
getaran, dengan menggunakan bantalan karet, agar bunyi yang ditimbulkan oleh
getaran dapat dikurangi.
Terhadap pekerjanya sendiri, dapat
dilakukan upaya-upaya:
Menggunakan
penyumbat dan pelindung telinga. Dengan cara ini kebisingan tetap ada karena
hanya mengurangi jumlah suara yang masuk ke telinga.
Sebaiknya pekerja yang bekerja di tempat dengan kebisingan tinggi digilir, sehingga bukan hanya pekerja tertentu saja yang bekerja di lingkungan yang berisiko tinggi tersebut
Sebaiknya pekerja yang bekerja di tempat dengan kebisingan tinggi digilir, sehingga bukan hanya pekerja tertentu saja yang bekerja di lingkungan yang berisiko tinggi tersebut
Cara
Mencegah Efek Buruk Kebisingan
Apabila
seseorang dalam jangka waktu yang lama terus saja terpapar langsung oleh
kebisingan dapat menimbulkan ketulian. Perlu perlindungan khusus bagi
masyarakat, khususnya para pekerja yang kesehariannya bekerja dengan mesin guna
mencegah dan meminimalisir dampak terburuk yang ditimbulkan.
Berikut
hal yang perlu dilakukan untuk mencegah dampak yang ditimbulkan oleh kebisingan
:
1. Tidak
mendengarkan suara yang sangat keras tanpa pelindung telinga selama lebih dari
15 menit.
2. Hindari
paparan suara yang terlalu keras hingga lebih dari 110 dB. Paparan rutin yang
berlangsung selama 1 menit lebih dapat menyebabkan gangguan pendengaran
permanen.
3. Gunakan
pelindung telinga ketika menggunankan mesin-mesin yang mengeluarkan suara
berisik.
4.
Apabila menyalakan TV, Radio dan
Handpone dengan volue suara yang sewajarnya, tidak terlalu keras
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI
OPERASIONAL DAN
HIPOTESSIS PENELITIAN
3.1
Kerangka Konsep
Kerangka konsep
penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang inggin diamati
atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo,
2005). Kerangka konsep adalah bagaian penelitian yang menyajikan konsep atau
teori dalam bentuk kerangka konsep penelitian.
Dalam
penelitian ini dapat dilihat kerangka konsep sebagai berikut:
Gambar 3.1 KerangkaKonsep
|
|
DefinisiOperasional
Definisi
operasional variabel digunakan untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian
variabel-variabel diamati atau diteliti, perlu sekali variabel-variabel
tersebut diberi batasan atau definisi operasional.Definisi operasional ini
bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variable
– variabel bersangkutan berserta pengembangan instrumen (alat ukur)
(Notoatmodjo, 2005).
Tabel
3.1
Definisi
operasional
Variabel
|
Definisioperasional
|
Alatukur
|
Hasilukur
|
Skalaukur
|
Terikat:
Kebisingan
|
Pekerja yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk melakukan
suatu pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerjanya
|
Kuesionerdengan
Metode Recall sertadikonversikank
|
Baik,
Jika asupan kalori≥ 200.000 Kalori
Kurang ,
Jika asupan kalori < 200.000 Kalori
|
Nominal
|
Bebas:
ProduktivitasKerja
|
Kemampuan
menghasilkan suatu kerja yang lebih banyak daripada ukuran biasa yang telah umum
|
Kuesioner
|
Baik,
Jika skor ≥ Mean
Kurang ,
Jika skor < Mean
|
Nominal
|
Hipotesis
Penelitian
Hipotesis adalah
pernyataan tentang suatu dalil atau hukum yang belum teruji secara empiris atau
pernyataan yang berisi dugaan tentang hubungan antara dua variabel yang
memungkinkan untuk dibuktikan secara empiris.(Arief, 2008:26). Hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Hipotesis Alternatif yaitu jawaban
sementara yang menyatakan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih
(Nursalim, 2005). Hipotesis alternatif dalam penelitian ini adalah
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1.
Desain Penelitian
Dalam penelitian
ini dilaksanakan dengan jenis penelitian Dekskriptif analitik yaitu penelitian
yang bertujuan mencari hubungan antar variabel yang diteliti (Dharma,2011:75). Dengan
pendekatan crossectional yaitu desain penelitian analitik yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antar variable dimana variable independen dan variab eldependen di identifikasi
pada satu satuan waktu (Dharma,2011:79).
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi adalah
unit dimana suatu hasil penelitian akan diterapkan (Dharma,2011:104). Dalam penelitian
ini yang dijadikan populasi adalah seluruh karyawan wanita pertamina balongan yang berjumlah 293 orang.
Sampel
Sampel adalah
unit yang lebih kecil lagi merupakan sekolompok individu yang merupakan bagian dari
populasi terjangkau dimana peneliti langsung mengumpulkan data pada unit ini (Dharma,2011:104).
Besarsampel yaitu169 responden dengan teknik pengambilan sampel acak
sederhana.
n =
Jumlah sampel
N =
Jumlah populasi
e =
Standareror (5%).
( Setiawan&Saryono, 2011:99).
Jadi, besar sampel kader adalah 169
responden.
Variabel Penelitian
Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah gizi kerja karyawan wanita di pertamina balongan 2
Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah produktivitas kerja karyawan wanita di pertamina balongan
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di
pertamina balongan tahun 2014.
4.2. Etika Penelitian
Informed
Consesnt
Informed
Consesnt merupakan bentuk persetujuanan tara peneliti dengan responden penelitian
dengan memberikan lembar persetujuan. Informed Consesnt tersebut diberikan sebelum
penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi reponden.
Tujuan Informed Consesnt adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian,
mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan. Jika calon responden tidak besedia, maka peneliti harus menghormati
hak calon responden.
Anonimity
(TanpaNama)
Memberikan jaminan
dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan
nama responden pada lembaral atu kurdan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
Confidentialit
(Kerahasiaan)
Memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah lainnya. Semua informasi
yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat,2007:93-95).
Pengumpulan
Data
Pengumpulan data
adalah langkah yang sangat penting dalam penelitian. Data yang terkumpul akan digunakan
sebagai bahan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan, oleh karenaitu
pengumpulan data harus dilakukan dengan sistematis, terarah dan sesuai dengan masalah
penelitian (Sulistyaningsih, 2012:121).
Jenis
Data
Jenis berdasarkan sumbernya yaitu:
Data primer yaitu data yang
langsung dikumpulkan sendiri oleh peneliti.
Data skunder adalah
informasi yang telah dikumpulkan oleh pihaklain, peneliti tinggal memakai sesuai
dengan topic penelitian. (Sulistyaningsih,2012:121-122).
Instrumen Penelitian
Instrument
penelitian adalah suatu alat yang dgunakan oleh peneliti untuk mengobservasi,
megukur atau menilai suatu fenomena (Dharma,2011:136). Instrument yang
digunakan dalam penelitianini adalah kuesioner atau angket yaitu suatu cara pengumpulan
data mengenai suatu penelitian masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan
umum/orang banyak atau teknik pengumpulan data yang digunakan dalam teknik komunikasi
tidak langsung, artinya responden secara tidaklangsung dihubungi melalui daftar
pertanyaan tertulis yang dikirim dengan media tertentu (Sulistyaningsih, 2012 :
139 ).
Pengolahan
Data
Setelah data
terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah data, sehingga dapat di analisis
dan diambil kesimpulannya (Sulistyaningsih,2012:149). Langkah – langkah mengolah
data adalah sebagai berikut:
Editing
Editing adalah kegiatan
memeriksa data, kelengkapan, kebenaran pengisian data, keseragaman ukuran,
keterbacaan tulisan dan konsistensi data berdasarkan tujuan penelitian.
Coding
Coding adalah pemberian
kode pada data yang berskala nominal dan ordinal. Kodenya berbentuk angka /
numeric / nomor, bukan symbol karena hanya angka yang dapat diolah secara
statistic dengan bantuan program komputer.
Entry
Entry adalah memasukan data yang
telah dikoding kedalam computer dengan teliti dan cermat.
Cleaning
Cleaning adalah
proses pembersihan data sebelum diolah secara statistic. Carame lakukan pembersihan
data adalah data diperiksa di monitor atau dicetak di kertas.
Tabulating
Tabulating
adalah memasukan data kedalam table berdasarkan tujuan penelitian ( Sulist yaningsih, 2012 : 150 – 152 ).
4.3. Analisa Data
Analisa
Univariat
Analisa ini dilakukan
agar kita dapat mengenal baik data tersebut yang kemudian dilanjutkan dengan analisa
lebih kompleks sesuai tujuan penelitian. Analisa yang digunakan untuk mengukur produktivitas
kerja yaitu dengan rata-rata hitung(Mean) yaitu jumlah seluruh hasil pengamatan
(X) dibagi dengan banyaknya pengamatan(n) populasi atau sampel, Rumus yaitu
sebagai berikut:
Rumus: X =
Keterangan:
X =
Mean( nilai rata-rata)
= Jumlah data
= Banyaknya data
AnalisaBivariat
Analisa data
yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu memakai analisa chi-square dengan bantuan
program SPSS Versi 16.00..
Rumusnya adalah: X2
f
Keterangan: fo = Frekuencies of
Observed
Fe = Frekuencies of Expected
(Sunyoto, 2012:87).
0 comments:
Post a Comment