KATA PENGANTAR
Mewujudkan Visi Perusahaan Daerah
Bumi Wiralodra Indramayu, yaitu "Maju dalam Usaha Membangun
Daerah" dibutuhkan upaya dan kerja keras dari seluruh komponen
perusahaan yang sinergis dan berkesinambungan. Untuk mewujudkan hal tersebut,
penerapan Good Governance dalam tata kelola perusahaan sudah harus menjadi
filosofis dan MaindSet dari semua Sumber Daya Manusia yang ada di perusahaan.
Harapan menjadikan PD. Bumi
Wiralodra Indramayu menjadi perusahaan yang bertatakelola baik dan berkinerja memuaskan
merupakan komitmen bersama dari seluruh lapisan manajemen.Oleh karena itu perlu
dilakukan reorientasi dan revitalisasi seluruh unit bisnis melalui kajian dan
analisis serta evaluasi terhadap data-data empiris yang valid guna menghasilkan
perencanaan pengembangan perusahaan yang berkualitas dengan bercermin pada
pengalaman bisnis yang telah dilakukan.
Program Revitalisasi Pengolahan
Beras (Rice Center) Berbasis Pertanian Terpadu (Integrated Farming System)
sebagai bentuk optimalisasi fungsi dan pemanfaatan asset bisnis yang dimiliki
oleh PD. Bumi Wiralodra Indramayu diharapkan menjadi salah satu lini bisnis
yang dapat menciptakan Value Added terhadap perusahaan dan menciptakan
Agroekosistem dalam sistem bisnis PD. Bumi Wiralodra Indramayu.
Akhirnya saya berharap Program
Revitalisasi Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis Pertanian Terpadu
(Integrated Farming System) ini dapat terealisasi dan berjalan sesuai yang
diharapkan.Tentunya tiada gading yang tak retak sehingga program ini
dimungkinkan terdapat berbagai kekurangan sehingga membutuhkan masukan yang
konstruktif, gagasan dan konsep yang lebih baik untuk membangun
KabupatenIndramayu.
Indramayu, Januari
2015
PD. BUMI WIRALODRA INDRAMAYU
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................... i
Kata Pengantar..................................................................................................... ii
Daftar isi................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………… 1
1.2 Maksud dan Tujuan…………………………………………………… 2
1.3 Sasaran………………………………………………………………… 2
BAB
II BENTUK DAN JENIS KEGIATAN…………………………………… 3
2.1
Bentuk Kegiatan………………………………………………………. 3
2.2 Jenis Kegiatan………………………………………………………… 3
BAB III RUANG LINGKUP REVITALISASI..................................................... 4
BAB IV WAKTU DAN
LOKASI……………………………………………….. 5
BAB V TARGET
KEGIATAN…………………………………………………. 5
BAB VI METODOLOGI
PELAKSANAAN…………………………………... 6
BAB VII MODEL DAN POLA IMPLEMENTASI……………………………... 8
BAB. VIII RENCANA KEBUTUHAN
BIAYA…………………………………… 9
BAB. IX SUMBER PENDANAAN…………………………………………….. 9
BAB. X TINJAUAN TEKNIS………………………………………………….. 10
BAB.. XI OUTPUT DAN OUTCOME…………………………………………. 15
BAB.. XII PENUTUP……………………………………………………………. 16
PROPOSAL
REVITALISASI PUSAT PENGOLAHAN
BERAS
(RICE CENTER) BERBASIS PERTANIAN
TERPADU
Dl KABUPATEN INDRAMAYU
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Indramayu adalah salah
satu kabupaten yang memiliki luas wilayah dan sumber daya yang sangat besar di
bandingkan kabupaten lainya di Jawa Barat. Keanekaragaman sumberdaya yang
dimiliki Kabupaten Indramayu tidak hanya bersumber pada keragaan wilayah
seperti Geografi, Demografi, dan Geopolitikakan tetapi juga memiliki
Geostrategis. Dari sisi geografi, Kab.Indramayu memiliki keanekaragaman sumber
daya yang meliputi sumber daya mineral, sumber daya kelautan, sumber daya
kehutanan dan sumber daya pertanian.Berbagai sumber daya alam yang dimiliki
baik yang terkandung pada permukaan maupun yang berada didalam serta yang diatas
kesemuanya merupakan karunia Tuhan YME yang tidak semua kabupaten di Jawa Barat
memilikinya.Beberapa sumber daya hayati seperti tanaman pangan yang meliputi
tanaman bahan makanan, sayur-sayuran, dan buah-buahan.Tanaman bahan makanan terdiri
dari jenis padi-padian, jagung, umbi-umbian, dan kacang-kacangan.Data tanaman
bahan makanan dirinci menurut luas panen, hasil per hektar, dan produksi.
Pada tahun 2012 luas panen padi
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 6,02 % yaitu dari 239.465 Ha menjadi 225.046 Ha.
Hal ini juga berpengaruh pada tingkat produktivitasnya yang mengalami
penurunan, yaitu dari 1.704.956,71 ton di tahun sebelumnya menjadi sebesar
1.599.403,51 ton di tahun ini.Namun demikian Kabupaten Indramayu masih tercatat
sebagai lumbung padi terbesar tingkat Jawa Barat maupun tingkat Nasional. Pada
tanaman palawija hanya tanaman jagung, kedelai dan ubi jalar yang mengalami
peningkatan produksi, sedangkan dari tanaman hortikultura tercatat semua
tanaman mengalami kenaikan produksi. Sumber daya pertanian sawah memiliki
potensi yang cukup besar untuk dikembangkan secara intensive dan terintegrasi
dengan sektor pertanian lainnya seperti
peternakan dan perikanan melalui pola Sistem Pertanian Terpadu ( Integrated
Farming System).
Dengan potensi sumberdaya
geografi Kab.Indramayu berupa Sumber Daya Alam yang melimpah dan berkecukupan,
situasi ini sesungguhnya dapat dijadikan momentum oleh perusahaan daerah untuk
lebih mengoptimalisasikan peran dan fungsinya dalam mempelopori perluasan dan
pembukaanlapangan kerja berbasis sumber daya lokal. Hal ini akan dapat
dilakukan jika perusahaan daerah mampu mereorientasi dan
merevitalisasibisnisnyakearah sektor-sektor usaha yang memiliki basis sumber
daya material dan pasar yang kuat dan terbuka. Oleh karena itu Program Revitalisasi Pengolahan Beras (Rice Center)
Berbasis Pertanian Terpadu menjadi pilihan alternatif berbisnis yang memiliki
prospek yang bagus dan relevan terhadap program pemerintah daerah untuk
keberpihakan pada pemberdayaan petani dalam meningkatkan pendapatan yang lebih
mensejahterakan serta berkeadilan.
1.2 Maksud dan Tujuan
Program revitalisasi usaha
dimaksudkan sebagai upaya manajemen dalam membenahi dan menggiatkan kembali
sistem dan iklim berbisnis sesuai dengan Visi dan Misi di PD. Bumi Wiralodra
Indramayu. Oleh karena itu Revitalisasi Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis
Pertanian Terpadu (Integrated Farming System) memiliki tujuan sebagai berikut:
1) Optimalisasi pemanfaatan aset unit pengolahan beras (Rice Mill)
dan insfrastruktur lainya yang dikelola oleh perusahaan melalui upaya yang
berdaya dan berhasil guna berdasarkan tata kelola dan sistem usaha yang modern.
2) Menggerakan dan menciptakan agroekologi skala luas dalam sistem
kemitraan Inti-Plasma dengan pelaku pertanian sawah di wilayah Kabupaten
Indramayu.
3) Menggerakan perekonomian wilayah Indramayu berbasisagroindustri
yang berdampak pada meningkatnya pendapatan masyarakat dan perluasan lapangan
kerja.
4) Meningkatkan Value added dan tingkat Return (pendapatan) perusahaan
menuju tata kelola keuangan yang sehat dan berkinerja baik.
1.3 Sasaran
Sasaran program revitalisasi
usaha di PD. Bumi Wiralodra Indramayu meliputi:
a. Sasaran Internal
Melakukan perencanaan ulang tentang pemanfataanaset tanah,
bangunan, sumber daya alam, sumber daya manusia dan faktor-faktor produksi
lainya yang berada pada lingkungan Pengolahan Beras di Losarang untuk menuju
tata kelola bisnis yang modern dan menguntungkan.
b.
Sasaran Eksternal
Secara eksternal Program revitalisasi ditujukan pada upaya sinergitas
berbagai sumber daya lingkungan di sekitar lokasi pabrik dalam bentuk
optimalisasi tata kelola pertanian berbasis industri dan pemberdayaan.
BAB II
BENTUK DAN JENIS KEGIATAN
2.1 Bentuk Kegiatan
Bentuk Revitalisasi Pusat
Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis Sistem Pertanian Terpadu adalah program
yang disusun dengan terencana dan sistematis untuk menciptakan design bisnis
berbasis pertanian yang dilakukan secara terpadu dan proporsional dalam suatu
agroekologis dengan konsep bisnis WIN-WIN SOLUTION
2.2 Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan yang akan
dilakukan adalah Membangun Pusat Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis Sistem
Pertanian Terpadu Berskala Industri. Pembangunan ini akan dilakukan melalui
pentahapan kerja sebagai berikut:
1. Tahap Pra Investasi
a.
Inventarisasiaset yang berada
pada lokasi pengolahan beras (Rice Center)
b.
Menyusun perencanaan terpadu
pengembangan Rice Center .
c.
Menyusun model dan standardisasi
operasi prosedur revitalisasi Rice Center
2. Tahap Implementasi (Operasional)
a. Pembangunan insfrastruktur dan sarana utama Rice Center
berdasarkan Grand Design Business yang ditetapkan
b. Menyusun implementasi dan operasionalisasi Rice Center berbasis
SOP
3. Tahap Monitoring dan Evaluasi
a.
Menyusun alat evalusi pelaksanaan
b.
Menyusun prosedur pengawasan dan
rekomendasi
Revitalisasi Pusat Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis Sistem
Pertanian Terpadu ini bergerak dari mulai penanganan sektor HULU sampai pada
sektor HILIR sehingga menciptakan Bauran Pendapatan Bisnis yang Optimal.
BAB III
RUANG LINGKUP REVITALISASI
3.1 Definisi
3.1.1 Revitalisasi
Secara umum Revitalisasi didefinisikan
sebagai suatu metode atau cara yang akan membawa keadaan pada suatu keadaan
yang proporsional mengarah pada perbaikan kondisi yang lebih baik. Dengan
demikian maka secara filosofisrevitalisasi dapat dimaknai sebagai reposisi dari
situasi dan kondisi (kinerja) yang tidak ideal menuju pada keadaan yang
optimal. Proses revitalisasi bukan hanya berorientasi pada Buisness Profit
Oriented akan tetapi mencakup fungsi pemberdayaan para petani pemilik lahan,
buruh tani, tenaga penyuluh pertanian, kelompok tani dan unsur-unsur lain yang
terkait langsung maupun tidak langsung sehingga mampu meningkatkan stabilitas
bisnis dan pertumbungan ekonomi kawasan/regional.
3.1.2 Sistem Pertanian Terpadu
Definisi Sistem Pertanian Terpadu
secara umum adalah sistem pengelolaan (usaha)yang memadukan komponen pertanian
seperti tanaman, hewan dan ikan dalam suatu kesatuan yang utuh.Definisilain
menyatakan bahwa Sistem Pertanian Terpadu (SPT) adalah suatu sistem pengelolaan
tanaman, hewan ternak dan ikan dengan lingkunganya untuk menghasilkan suatu
produk yang optimal dan sifatnya cenderung tertutup dari masukan luar. Definisi
tersebut dikemukakan oleh Preston, 2000. Tujuan penerapan sistem tersebut yaitu
untuk menekan seminimal mungkin input dari luar sehingga dampak negatifnya
dapat dihindari dan berkelanjutan.
3.2 Ruang Lingkup
Program Revitalisasi Pengolahan
Beras (Rice Center) Berbasis Pertanian Terpadu(Integrated Farming System)
memiliki ruang lingkup sebagai berikut:
a. Aspek Manajerial
Aspek manajerial ini menekankan
pada pencapaian tata kelola usaha (bisnis) yang baik dan benar untuk mencapai
tujuan perusahaan secara efektif dan efesien.
b. Aspek Teknis
Aspek ini berperan untuk
optimalisasi fungsi seluruh sumber daya yang secara teknis dapat dijalankan
secara sinergis untuk mencapai proses produksi yang optimal. Cakupan aspek
teknis meliputi; Akselerasi teknologi, Optimalisasi dan efesiensi tata kelola
sumber bahan baku, efesiensi dan efektifitas bauran sumber daya proses produksi
dan standardisasi mutu produksi.
c. Aspek Market
Aspek pasar berfungsi untuk
mengestimasikan, menyesuaikan dan memproyeksikan berbagai kecenderungan
perilaku pasar dengan indikator Suplay dan Demand.
d. Aspek Financial
Aspek finasial berfungsi pada
tata kelola keuangan yang akuntabel berdasarkan standar akuntansi keuangan
modern berbasis Sistem Informasi Terpadu.
e. Aspek Sumber Daya Manusia
Aspek SDM meliputi proses
perencanaan, recruitmen, penempatan dan pembinaan serta pendidikan yang linear
dengan core bisnis perusahaan.
3.3 Skala Operasional
Skala operasional Rice Center
didasarkan pada pemilihan teknologi dan sumber daya pendukung yang ada.
Berdasarkan referensi para ahli bahwa pemakaian teknologi pengolahan beras yang
dapat beroperasi dan memiliki kapasitas dukung terhadap program revitalisasi
yang akan diusulkan adalah Memakai teknologi penggilinganberas moderndengan
kapasitas giling per hari sebesar 200 ton/hari. Proyeksi daerah terdampak dari
program revitalisasi ini meliputi Kec. Losarang, Kec. Kandanghaur, Kec. Trisi,
Kec. Cikedung dan Kec.Lelea. Ke-5 Kecamatan tersebut merupakan area
Agroekologiterdampak yang akan dijadikan sebagai Zona Ekonomi Baru Berbasis Agro
Industri.
BAB IV
WAKTU DAN LOKASI
Revitalisasi Pusat Pengolahan
Beras (Rice Center) Berbasis Sistem Pertanian Terpadu akan dilaksanakan pada
tahun 2014/2015 dengan lokasi di Desa Santing Kec. Losarang (Time Schedule
Program Kerja terlampir)
BAB V
TARGET KEGIATAN
Target Revitalisasi Pusat
Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis Sistem Pertanian Terpadu adalah
terbentuknya unit usaha berbasis pertanian yang bertatakelola baik dan terpadu
dengan penerapan teknologi modern yang dapat menciptakan value added terhadap
tingkat perolehan profit perusahaan (Return) yang optimal dan dapat menjadi
penggerak perekonomian wilayah sehingga terbentuk Zona Ekonomi Baru Berbasis
Agro Industri
BAB VI
METODOLOGI PELAKSANAAN
6.1 Konsepsi Pemikiran
Dalam konsep revitalisasi di
Pusat Pengolahan Beras Berbasis Pertanian Terpadu, implementasinya diarahkan
dan dilakukan dalam
bentuk JOINT VENTURA
yaitu polakerjasama pembiayaan
dengan sistem profit sharing dengan pihak investor (pemilik modal), atau
bantuan Pemerintah Daerah maupun dari Pemerintah yang lebih tinggi, diwujudkan
dalam bentuk penyertaan modal atau asset. Mekanisme ini tentunya harus
disesuaikan dengan perundang-undangan yang berlaku dikarenakan PD. Bumi
Wiralodra Indramayu merupakan perusahaan milik pemerintah daerah.Wujud konkrit
dari penyertaan modal pihak investor dapat berbentuk pinjaman murni
lunakberjangka panjang dan/atau Profit Sharing yang dituangkan dalam perjanjian
usaha yang saling menguntungkan dan mengikat kedua belah pihak.
6.2 Metodologi Pelaksanaan
Melakukan Revitalisasi atas sebuah unit bisnis dalam suatu perusahaan tentunya membutuhkan sebuah
metodologi dan perencanaan yang matang dan terarah serta terukur.
6.2.1 Metode Implementasi
Dalam implementasi Revitalisasi
suatu unit bisnis hendaknya dilakukan secara tepat guna dan tepat sasaran serta
tepat tujuan berdasarkan potensi alamiahnya dengan memakai sistematika dan
metodologi yang terukur dan terstruktur serta berkelanjutan.Potensi alamiah
suatu unit bisnis menjadi dasar penentu tujuan dan orientasi perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya.Pusat Pengolahan Beras (Rice Center) dipandang memiliki
korelasikomplementer terhadap potensi alamiah dilingkungan sekitarnya.Alat ukur
untuk menentukan adanya korelasi tersebut dibuktikan dalam bentuk ketersediaan
sumber daya alam yang luas berupa pertanian sawah, potensi peternakan yang
masih terbuka, potensi pasar yang terbuka lebar dan sumberdaya manusia yang
mencukupi.Faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya yang tersedia secara
given (alamiah) dan memiliki keterkaitan langsung dengan core bisnis pada
Pengolahan Beras.
Oleh karena itu
pemanfaatan asset yang sudah tersedia berupa infrastruktur dan sarana produksi
berupa tanah, gedung, pabrik dan sarana lainya menjadi dasar upaya Revitalisasi
bisnis sektor pertanian di PD. Bumi Wiralodra Indramayu.Dengan demikian
diperlukan adanya fase-fase implementasi yang dapat dijadikan sebagai kerangka
pelaksanaan Model Revitalisasi yang menyeluruh. Ada lima (5) fase implementasi
Model Revitalisasi yang saling berhubungan dan tidak terpisah antara fase yang
satu dengan fase yang lainya sehingga membentuk suatu rangkaian kerja yang utuh
dan menyeluruh. Fase-fase tersebut adalah sebagai berikut:
1. Fase Kaji Tindak
2. Fase Formulas! Metodologi dan Rancang Bangun
3. Fase Konstruksi dan Implementasi (uji coba kelaikan)
4. Fase Produksi dan Pasca Produksi
5. Fase Deseminasi dan Kemandirian
6.2.2 Penguatan Paradigma dan filosofi Bisnis
Akselerasi paradigma pelaku
Revitalisasi merupakan pra-syarat untuk melakukan upaya perbaikan agar efektif
dan efesien.Akselerasi ini bersifat soft skiil yang membekali pelaku pada
tataran mindset. Cara pandang lama yang cenderung konservatif kerap kali muncul
pada program Revitalisasi, direduksi sedemikian rupa sampai pada posisi
"Kesamaan Persepsi" dalam menjalankan program. Secara filosofis fenomena
Revitalisasi sebagai model untuk mereformulasi dan memperbaiki kinerja bisnis
di suatu perusahaan cenderung menciptakan distorsi ditengah-tengah manajemen
lama dan masyarakat yang terdampak karena adanya kultur dari masyarakat yang
sulit menerima perubahan atau teknologi baru. Oleh karena itu melakukan bangun
ulang paradigma dan filosofis implementasi pada Program Revitalisasi Pengolahan
Beras (Rice Center) sangat urgent untuk mendasari pembenahan bisnis PD. Bumi
Wiralodra Indramayu yang tepat guna, dapat sasaran, dapat program dan
keberlangsungan.
BAB VII
MODEL DAN POLA IMPLEMENTASI
7.1 Model Revitalisasi
Rancang bangun dalam implementasi
model Revitalisasi Pusat Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis Sistem
Pertanian Terpadu bersifat Holistik. Sifat Holistik (Holistifikasi) ini
tercermin dari bervariasinya faktor-faktor produksi, luasnya ruang lingkup,
keterpaduan sistem dan manajemen serta dampak yang ditimbulkan. Revitalisasi
Pengolahan Beras yang akan dilakukan tidak hanya berorientasi dan fokus pada
profitabilitas usaha dan out put utama berupa beras seperti model konvesional
pada umumnya, akan tetapi mengoptimalkan potensi dari seluruh keluaran produksi
berupa produk sampingan yang bernilai ekonomi tinggi. Secara teknis dapat dilihat
pada lembar Alur Program Rice Center sebagaimana lampiran.
Sementara ituketerpaduansistem pertanian mengandung
prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Agroekosistem yang berkeanekaragaman tinggi
akan memberikan jaminanpendapatan yang tinggi pula kepada para
petani dan berkesinambungan
b. Diperlukan
keanekaragaman fungsional yang
dapat dicapai dengan mengkombinasikan spesies tanaman
dan sapi/hewan yang memiliki sifat saling melengkapi dan berhubungan dalam
interaksi sinergis dan positif sehingga menciptakan tambahan
produktivitas hasil pertanian
dengan menekan pemakaian input
dari luar yang lebih rendah.
c. Diperlukan dukungan SDM yang menguasai IPTEK, permodalan,
membanguninteraksi antara produksi konsumen yang selaras
Oleh karena
itu implementasi model
revitalisasi membutuhkan pra-syarat
adanya rekonstruksi pada tataranmaind set dan konsep, paradigma dan
implementasi.
7.2 Pola Implementasi
Pola Implementasi dari
Revitalisasi Pusat Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis Sistem Pertanian
Terpadu ini adalah sistem bisnis berskala industri dengan penerapan sistem
Inti-Plasma.Pola Inti-Plasma ini adalah bersifat Community Participatory yaitu
pola pemberdayaan yang berbasis pada patisipasi masyarakat Pertanian.Pola ini
menekankan pada keterlibatan masyarakat dalam menyusun perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan program sesuai dengan standarisasi
industri.
BAB VIII
RENCANA KEBUTUHAN BIAYA
Kebutuhan anggaran pembangunan
prasarana fisik dan sarana penunjang yang dibutuhkan untuk Program Revitalisasi
Pusat Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis Pertanian Terpadu (Integrated Farming
System) adalah sebesar Rp. 51.942.600.000,00 (Lima puluh satu milyar
sembilan ratus empat puluh dua juta enam ratus ribu rupiah ). Adapun rincian
anggaran biaya dapat dilihat pada lembar lampiran proposal ini. (rincian
Rencana Anggaran Biaya (RAB) terlampir)
BAB IX
SUMBER PENDANAAN
Sumber pendanaan program
Revitalisasi Pusat Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis Sistem Pertanian
Terpadu di PD. Bumi Wiralodra Indramayu bersumber dari Investasi Swasta
Nasional maupun bantuan dari Pemerintah daerah dan pemerintah yang lebih
tinggi.
BABX
TINJAUAN TEKNIS
10.1 Deskripsi Umum
Secara teknis pengolahan beras
(penggilingan padi) yang dilakukan secara konvensional dan pengolahan dengan
sentuhan teknologi dapat gambarkan perbandinganya sebagai berikut :
Sumber : BIMAS
10.2 Proses Kerja Mesin
10.3 Proses Pengolahan
Produk Sampingan
10.3.1 Tahapan Proses
Terbentuknya Bekatul
10.3.2 Proses Pengolahan
Bekatul
10.3.3 Contoh Produk
OlahanBerbahan Dasar Bekatul
10.4 Pengolahan Sekam
10.4.1 Pembuatan Breket Arang
Sekam
BAB XI
OUTPUT DAN OUTCOME
11.1 Out Put
Output yang akan dihasilkan dari
Pusat Pengolahan Beras (Rice Center) Berbasis Pertanian Terpadu (Intergrated
Farming System) adalah sebagai berikut:
a. Produk Utama
Produk utama yang dihasilkan
adalah berupa Beras Kristal (Kepala)
b. Produk Hasil Sampingan
1) Beras Patah
2) Beras Menir
3) Bekatul/Dedak
4) Sekam
c. Produk Turunan
1) Beras Patah dan Menir akan diolah menjadi Tepung Beras (seperti
ROSE BRAND)
2) Dedak/Bekatul akan diolah menjadi Minyak Goreng dan Pakan Ternak
3) Sekamakan diolah menjadi bahan Bakar dan Briket Arang Sekam.
d. Peternakan Sapi
1)
Produk Utama
Produk utama
berupa daging
2)
Produk Turunan
Produk Turunan
berupa pemanfaatan limbah menjadi pupuk
11.2 Outcome
Outcome yang tercipta sebagai
dampak dari adanya Pusat Pengolahan Beras (Rice Center) adalah terciptanya
lapangan kerja baru, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kab. Indramayu
BAB XII
PENUTUP
Demikian proposal ini kami
sampaikan, semoga menjadi awal dan langkah yang baik dalam memberdayakan
potensi pertanian menjadi agroekosistem yang dapat meningkatkanPendapatan Asli
Daerah melalui kualitas manajerial perusahaan daerah khususnya PD.
BumiWiralodra Indramayu. Besar harapan kami agar pengajuan Proposal ini dapat
terealisasisehingga akan terciptanya perluasan lapangan
kerja, meningkatnya pendapatan masyarakat dan berkembangnya sistem bisnis
menyongsong persaingan global.
Indramayu, Januari
2015
PD. BUMI WIRALODRA INDRAMAYU
Direktur Utama,
H. SOENSUDJARWO, ST
0 comments:
Post a Comment