PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja merupakan salah satu tahap
dalam kehidupan
dari masa kanak-kanak kemasa dewasa, suatu tahap perkembangan sudah dimulai
namun yang pasti
setiap laki-laki maupun perempuan akan mengalami suatu perubahan-perubahan yang
terjadi pada remaja adalah
munculnya dorongan-dorongan seks, perasaan yang terjadi pada remaja menimbulkan
berbagai bentuk ekspresi hubungan seks (Pangkahila, 1998). Sudut pandang
kesehatan masalah yang sangat mengkhawatirkan pada masa kelompok usia remaja
adalah masalah yang berkaitan dengan seks bebas (unprotected sexuality), penyebaran
Penyakit Menular Seksual (PMS), kehamilan diluar nikah atau kehamilan yang
tidak diinginan dari kalangan remaja (adolocent unwanted Pregnancey) dan
aborsi yang tidak aman (Laksmiwati, 1999).
Dikalangan remaja telah terjadi
revolusi dalam hubungan seksual
menuju kearah liberalisasi tanpa batas. Kebanggaan terhadap kemampuan untuk
mempertahankan kegadisan sampai pada pelaminan telah sirna, oleh karena kedua
belah pihak saling menerima kedudukan baru dalam seni pergaulan hidupnya. Informasi yang cepat dalam berbagai
bentuk telah menyebabkan dunia semakin menjadi milik remaja. Informasi tentang
kebudayaan hubungan seksual telah mempengaruhi kaum remaja Indonesia, sehingga
telah tejradi suatu revolusi yang menjurus makin bebasnya hubungan seksual
pranikah (Manuaba, 1998).
Data demografi menunjukkan bahwa
remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia menurut Worl Health
Organization (WHO) pada tahun 1995 sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah
remaja berumur 10-19 tahun. Sektiar 900 juta berada dinegara sedang berkembang.
Data demografi di Amerika Serikat (1990) menunjukkan jumlah remaja berumur
10-19 tahun sekitar 15% populasi. Jumlah penduduk di Asia Pasifik merupakan 60%
dari penduduk dunia, seperlimanya adalah remaja umur 10-19 tahun. Menurut Biro
Pusat Statistik (1999) di Indonesia kelompok umur 10-19 tahun adalah sekitar 22%,
yang terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan
(Seotjiiningsih, 2004).
Praktik seks bebas (free sex) yang menjalar dikalangan
remaja zaman sekarang telah menjadi problem serius. Berubahnya orientasi seks
dari sesuatu yang sangat pribadi dan tertutup lalu kini dibuka lebar-lebar,
seolah menjadi fenomena umum remaja modern. Mereka menjadi begitu permisif
untuk saling menyentuh, bergandengan, berpelukan, Petting (bercumbu tanpa melakukan coitus) dan bahkan bersenggama dengan lawan jenis. Memang tidak
semua remaja melakukan hal itu (www.pikiran-rakyat.com)
Kasus
Infeksi Menular Seksual (IMS) di Amerika Serikat yang dilaporkan setahunnya
terjadi 20 juta kasus IMS, 30% adalah remaja, dan lebih dari 50% merupakan
kelompok remaja dan dewasa muda yaitu umur dibawah 25 tahun. Hampir diseluruh
Inggris terjadi peningkatan insidensi IMS dan terjadi terutama pada kelompok
remaja. Pada tahun 2000, dari seluruh infeksi klamidia tercatat 34% dan 40%
dari Ghonorhoe pada perempuan dewasa,
terdapat pada remaja perempuan. Berbagai laporan di Indonesia menunjukkan bahwa
kelompok umur paling banyak menderita IMS adalah kelompok umur muda. Selama 2
tahun (1993-1994) di Rumah Sakit Pringadi Medan untuk penyakit kondiloma
akuminata tercatat 35,4% adalah penderita kelompok umur 20-24 tahun, 33,3% dari
kelompok umur 25-29 tahun. Selama 4 tahun (1990-1994) di Rumah Sakit Dr.Kariadi
Semarang tercatat 3803 kasus IMS pada unit rawat jalan,1325 kasus(38,8%) adalah
penderita umur 15-24 tahun,dan tercatat 1768 orang (46,5%) adalah umur 25-34
tahun. Demikian juga halnya di Rumah Sakit Umum Pemerintah Sanglah Denpasar,
tercatat 59,1% dari penderita IMS yang tercatat antara tahun 1995-1997 adalah
kelompok remaja. (Soetjiningsih, 2004)
Berdasarkan
penelitian di berbagai kota besar di Indonesia, sekitar 20%-30% remaja mengaku
pernah melakukan hubungan seks. Ancaman pola hidup seks bebas remaja secara
umum baik dipondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Pakar
seks di Jakarta mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan
hubungan seks bebas semakin meningkat. Dari sekitar 5% pada tahun 1980-an,
menjadi 20% pada tahun 2000. Kisaran angka tersebut, menurut Dr.Boyke,
dikumpulkan dari berbagai penelitian dibeberapa kota besar di Indonesia, seperti
Jakarta, Surabaya, Palu, dan Banjarmasin. Bahkan di Pulau Palu, Sulawesi
Tenggara, pada tahun 2000 lalu tercatat remaja yang pernah melakukan hubungan
seks pra nikah mencapai 29,9%. (Majalah Gemari, 2001)
Dilihat dari sisi kesehatan, bahaya
perilaku seks bebas bisa menimbulkan berbagai gangguan. Diantaranya, terjadi
kehamilan yang tidak diinginkan. Selain tentunya kecenderungan untuk aborsi,
juga menjadi salah satu penyebab munculnya anak-anak yang tidak diinginkan.
Seks bebas juga bisa meningkatkan resiko kanker mulut rahim. Jika hubungan seks
tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, resiko terkena penyakit tersebut bisa
mencapai empat hingga lima kali lipat. Selain itu, bahaya seks bebas akan
meningkatkan kasus penyakit menular seksual, seperti sipilis, Ghonorhoe (GO), hingga Humman
Immunodeficiency Virus (HIV) atau Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS).
(Majalah Gemari, 2001).
Hasil survey yang dilakukan peneliti
pada tanggal 13 April di SMA Teladan menunjukkan bahwa pengetahuan siswa
tentang bahaya seks bebas dalam kategori cukup atau 57 %.
b.
Rumusan Masalah Dan pernyataan
penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang
masalah maka penulis mengambil Rumusan Masalah yaitu “Bagaimanakah pengetahuan
dan sikap remaja tentang bahaya seks bebas di SMA Teladan Metro?”
Pernyataan penelitian Adalah:
Bagaimanakah gambaran sikap remaja terhadap seks bebas ?
D.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan
Umum
Adapun
tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan sikap
remaja tentang bahaya seks bebas di SMPN 1 Terisi
2. Tujuan
Khusus
Dengan
memperhatikan masalah dan permasalahan dikemukakan diatas maka tujuan khusus
dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Diketahuinya pengetahuan remaja tentang bahaya seks bebas
di SMPN 1 Terisi
b. Diketahuinya sikap remaja tentang bahaya seks bebas di
SMPN 1 Terisi
E.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi:
1. Bagi Remaja
Untuk
menambah pengetahuan dan pemahaman bagi remaja tentang bahaya seks bebas.
2. Bagi SMPN 1 TERISI
Dengan
adanya penelitian ini maka penulis berharap bahwa penelitian ini akan
bermanfaat dan berguna untuk dijadikan bahan masukan bagi penelitian
selanjutnya.
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai
sumber referensi dan bacaan untuk peneliti selanjutnya dalam kaitannya dengan
pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya seks bebas.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
Konsep Dasar Bahaya seks bebas
.1 Pengertian Seks Bebas
Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan di luar ikatan
pernikahan,baik suka sama suka atau didalam prostitusi.Seks bebas bukan hanya
dilakukan oleh kaum remaja bahkan yang telah berumah tangga pun sering
melakukannya dengan orang yang bukan pasangannya.Biasanya dilakukan dengan alas
an mencari variasi seks ataupun sensasi seks untuk mengatur kejenuhan.
Seks bebas sangat tidak layak dilakukan mengingat resiko yang sangat besar.Pada
remaja biasanya akan mengalami kehamilan diluar nikah yang memicu terjadinya
aborsi,ingat aborsi itu sangatlah berbahaya dan beresiko kemandulan bahkan
kematian.Selain itu tentu saja para pelaku seks bebas sangat beresiko
terinfeksi virus HIV yang menyebabkan AIDS ataupun penyakit menular lainnya.
2. Penyebab Seks Bebas
Sebelum kita melangkah kepembahasan tentang apa yang harus kita lakukan,lebih
baik kita lihat dulu sebenarnya bagaimana keterkaitan faktor-fakto diatas dalam
kontribusinya terhadap terjadinya aktifitas perilaku seks remaja.Jika merujuk
pada penjelasan diatas,maka ada beberapa faktor yang menjadi pemicu terjadinya
perilaku seks bebas pada remaja.Antara lain media,perkembangan
teknologi,pemerintah,masyarakat,keluarga,rekan sebaya,sekolah,dan institusi
agama.
Dari semua faktor tersebut ada yang bisa menjadi pemicu karena “lemahnya
pengaruh” dan ada yang menjadi pemicu dikarenakan “kuatnya pengaruh”.Faktor
pemicu yang dikategorikan kedalam golongan “lemahnya pengaruh” adalah
pemerintah,masyarakat,keluarga,sekolah dan institusi agama,sedangkan faktor
pemicu yang termasuk didalam “kuatnya pengaruh” hal ini adalah
media,perkembangan teknologi,dan rekan sebaya atau lingkungan pergaulan.
Sementara di satu sisi terjadi pengaruh yang kuat dari media (baik cetak,maupun
elektronik),pengaruh dari lingkungan pergaulan dengan teman sebaya,dan
berkembangnya sarana teknologi.Faktor-faktor diatas tentu saja tidak berdiri
sendiri-sendiri,namun saling terkait.Mungkin keterkaitannya cukup unik dan
berbeda setiap kasus.Satu lagi hal yang menarik yang kita dapati bahwa
sebenarnya banyak faktor pengendali tersebut selalu terkaitdengan faktor
keluarga.Agama biasa diajarkan lewat keluarga,regulasi pemerintah bisa diinformasikan
melalui simulasi mini dalam dalam keluarga.Norma masyarakat pun bisa
disosialisasikan dalam keluarga,tidak berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa
keluarga merupakan “faktor pemicu” terjadinya atau tidaknya seks bebas.
3 Akibat Seks Bebas
Bagi seorang remaja perempuan atau laki-laki yang mempunyai seorang pacar dan
sering melakukan seks bebas biasanya mudah terjangkit penyakit menular yang
diakibatkan oleh seks bebas,antara lain :
A .AIDS
AIDS (Acquerid Immune Defieciency disease Sindrome) adalah penyakit yang bisa
menyebabkan kematian.AIDS disebabkan oleh virus HIV (Human Imnunodefieciency
Virus).
AIDS
disebabkan oleh indeks virus HIV,virus ini akan merusak system kekebalan tubuh
dengan cara menyerang sel darah putih.Seseorang yang mengidap penyakit AIDS
tidak dapat melindungi dirinya dari segala macam penyakit.Akibatnya penderita
bisa terserang berbagai penyakit.
B.
SIFILIS
Sifilis adalah penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri Spirotesa
Triponema Palidum,Penularan biasanya melaluikontak seksual.Gejala dan tanda
dari sifilis banyak dan berlainan,sebelum perkembangan tes
serelogikal,diagnosis sulit dilakukan dan penyakit ini sering disebut “peniru
besar” karena sering dikira penyakit lainnya.
4
Dampak Seks Bebas
seks
bebas atau free sex itu memang seharusnya sudah diketahui oleh remaja itu
sendiri sebelum mengetahui dampak seks bebas terhadap kesehatannya,Seks bebas
atau free sex sebenarnya memiliki definisi yang sederhana yakni perilaku
seksual yang dilakukan oleh seseorang bersama orang lain diluar ikatan
pernikahan yang telah disahkan secara legal oleh badan hukum negara dan atau
badan hukum agama. Free sex tidak hanya ditujukan untuk perilaku dikalangan
remaja atau seseorang yang belum menikah, namun dikalangan orang yang sudah
menikah dan apabila dia melakukan dengan orang lain selain pasangan suami atau
istrinya, itu juga termasuk free sex.
Adapun
dampak dari free seks bagi kesehatan kita diantaranya adalah:
A. Dampak Fisik
a. Untuk perempuan dibawah usia 17 tahun yang pernah
melakukan hubungan seks bebas akan
beresiko tinggi terkena kanker serviks.
b. Beresiko tertular penyakit kelamin dan HIV-AIDS yang bisa
menyebabkan kemandulan bahkan kematian.
c. Terjadinya KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan) hingga
tindakan aborsi yang dapat
menyebabkan
gangguan kesuburan, kanker rahim, cacat permanen bahkan berujung pada kematian.
B. Dampak Psikologis
yang seringkali terlupakan ketika
melakukan free seks atau mengalami dampak fisik akibat free seks diatas adalah
akan selalu muncul rasa bersalah,marah,sedih,menyesal,malu,kesepian,tidak punya
bantuan,binggung,stress,benci pada diri sendiri,benci pada orang yang
terlibat,takut tidak jelas,insomnia (sulit tidur),kehilangan percaya diri,
gangguan makan,kehilangan konsentrasi,depresi,berduka,tidak bisa memaafkan diri
sendiri,takut akan hukuman Tuhan,mimpi buruk, merasa hampa.
5 .Penanggulangan Seks Bebas
Seks bebas yang terjadi di kalangan remaja sudah sangat meresahkan kita
semua.Prilaku seks bebas itu dapat dicegah melalui keluarga.Apalagi anak yang
baru beranjak dewasa da memberi pengertian pada anak tentang apa itu seks dan
akibatnya jika seks itu dilakukan.
Seks bebas itu juga dapat dicegah melalui keinginan diri sendiri.Remaja harus
lebih memikirkan akibat sebelum berbuat paling tidak remaja lebih meningkatkan
lagi iman dan lebih meningkatkan keimanan pada Tuhan.Pemerintak juga sangan
berperan dalam usaha penanggulangan seks bebas dikalangan remaja seperti
mengadakan penyuluhan di sekolah-sekolah.
.6
Peran Keluarga
Keluarga adalah pilihan yang tepat untuk membicarakan masalah yang dihadapi
anak.Sehubungan dengan pertumbuhan dan perkembangannya.Orang tua mempunyai
peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup remaja dengan cara
mengarahkan dan membimbing sikap dan perilaku, mengenal kepribadian dan watak
anak,mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam membina hubungan yang
akrab antara orang tua dan anak.Peran orang tua dalam hal ini adalah :
-
Sebagai panutan
- Sebagai
perawat dan pelindung
-
Sebagai pembentuk keperibadian yang baik
7 .Peran Pemerintah
Dalam hal ini,pemerintah harus menjadi orang yang terdepan dalam menanggulangi
oknum-oknum yang sudah membuat para remaja melakukan seks bebas.Peran
pemerintah diantaranya:
- Memblokir
situs-situs pornografi
- Mengembangkan
program pendidikan seks bebas dengan bahan resmi untuk disediakan
disekolah
B. Konsep Perilaku
yang berhubungan dengan bahaya seks bebas
1. Media Masa
Media
masa yang mudah diakses oleh para remaja sehingga para remaja mudah memperoleh
situs situs porno yang ada di internet
2. Tingkat Pergaulan
Pergaulan
para remaja seperti pacaran yang berlebihan sehingga dapat memicu hubungan seks
bebas
3. Tingkat Pengetahuan dan ekonomi
Banyak
di daerah pedesaan atapun perkotaan banyak orang tua yang menyuruh anak nya
untuk bekerja di bidang psk tampa tau pekerjaan tersebut sangat beresiko
BAB
III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
|
0 comments:
Post a Comment