BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Metabolisme
adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang
terjadi di tingkat selular. Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan
reaksi kimia organik,
o
Katabolisme,
yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan energi.
o
Anabolisme,
yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul tertentu,
untuk diserap oleh sel tubuh.
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat
bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang
disebut sebagai hormon, dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa
organik, penentu arah reaksi kimia disebut promoter dan penentu percepatan
reaksi kimia disebut katalis.
Pada
setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang
bereaksi dengan dikatalisis enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan
senyawa intermediat, yang merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya.
Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut
metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu cabang ilmu biologi yang disebut
metabolomika.
B.
Rumusan Masalah
Dari
pernyataan diatas dapat dirumuskan suatu permasalahan, yaitu :
1.
Bagaimana proses metabolisme karbohidrat ?
2.
Apa proses secara metabolisme protein dan asam amino ?
3.
Bagaimana proses metabolisme lipid ?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari pernyataan diatas adalah sebagai berikut :
Adapun tujuan dari pernyataan diatas adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui metabolisme karbohidrat.
2.
Untuk mengetahui metabolisme protein dan asam amino.
3.
Untuk mengetahui metabolisme lipid.
D.
Metode Penulisan
Dalam
penyusunan makalah ini, metode yang kami gunakan yaitu tinjauan pustaka
dan media internet. Kami mencari sumber dari berbagai media tersebut sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Metabolisme Karbohidrat,Lemak dan
Protein”
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat
memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi
manusia dan hewan yang harganya relatif murah. Semua karbohidrat berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Melalui fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan sinar
matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbondioksida (CO2) berasal dari
udara dan air (H2O) dari tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah klarbohidrat
sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen (O2) yang lepas di udara.
Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah larut dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna penyediaan energi. Sebagian dari gula sederhana inmi kemudian mengalami polimerisasi dan membentuk polisakarida. Ada dua jenis polisakarida tumbuh-tumbuhan, yaitu pati dan nonpati. Pati adalah bentuk simpanan karbohidrat berupa polimer glukosa yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik (ikatan antara gugus hidroksil atom C nomor 1 pada molekul glukosa dengan gugus hiodroksil atom nomor 4 pada molekul glukosa lain dengan melepas 1 mol air). Polisakarida nonpati membentuk struktur dinding sel yang tidak larut dalam air. Struktur polisakarida nonpati mirip pati, tapi tidak mengandung ikatan glikosidik. Serelia, seperti beras, gandum, dan jagung serta umbi-umbian merupakan sumber pati utama di dunia. Polisakarida nonpati merupakan komponen utama serat makanan.
Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah larut dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna penyediaan energi. Sebagian dari gula sederhana inmi kemudian mengalami polimerisasi dan membentuk polisakarida. Ada dua jenis polisakarida tumbuh-tumbuhan, yaitu pati dan nonpati. Pati adalah bentuk simpanan karbohidrat berupa polimer glukosa yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik (ikatan antara gugus hidroksil atom C nomor 1 pada molekul glukosa dengan gugus hiodroksil atom nomor 4 pada molekul glukosa lain dengan melepas 1 mol air). Polisakarida nonpati membentuk struktur dinding sel yang tidak larut dalam air. Struktur polisakarida nonpati mirip pati, tapi tidak mengandung ikatan glikosidik. Serelia, seperti beras, gandum, dan jagung serta umbi-umbian merupakan sumber pati utama di dunia. Polisakarida nonpati merupakan komponen utama serat makanan.
1. Jenis-Jenis Karbohidrat
a. Karbohidrat Sederhana, Karbohidrat
sederhana terdiri dari:
Monosakarida
Monosakarida
Sebagian
besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai atau
cincin karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai atau cincin
ini secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH). Ada tiga jenis heksosa
yang penting dalam ilmu gizi, yaitu glukods, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga
macam monosakarida ini mengandung jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6 atom
karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen. Perbedaannya hanya terletak pada
cara penyusunan atom-atom hidrogen dan oksigen di sekitar atom-atom karbon.
Perbedaan dalam susunan atom inilah yang menyebabkan perbedaan dalam tingkat
kemanisan, daya larut, dan sifat lain ketiga monosakarida tersebut.
Monosakarida yang terdapat di alam pada umumnya terdapat dalam bentuk isomer
dekstro (D). gugus hidroksil ada karbon nomor 2 terletak di sebelah kanan.
Struktur kimianya dapat berupa struktur terbuka atau struktur cincin. Jenis
heksosa lain yang kurang penting dalam ilmu gizi adalah manosa. Monosakarida
yang mempunyai lima atom karbon disebut pentosa, seperti ribosa dan arabinosa.
Glukosa
Glukosa, dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat luas di alam dalam jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sirup jagung, sari pohon, dan bersamaan dengan fruktosa dalam madu. Glukosa memegang peranan sangat penting dalam ilmu gizi.
Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan laktosa pada hewan dan manusia. Dalam proses metabolisme, glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi.
Glukosa, dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat luas di alam dalam jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sirup jagung, sari pohon, dan bersamaan dengan fruktosa dalam madu. Glukosa memegang peranan sangat penting dalam ilmu gizi.
Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan laktosa pada hewan dan manusia. Dalam proses metabolisme, glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi.
Fruktosa
Fruktosa dinamakan juga levulosa atau gula buah, adalah gula paling manis. Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa, C6H12O6, namun strukturnya berbeda. Susunan atom dalam fruktosda merangsang jonjot kecapan pada lidah sehingga menimbulkan rasa manis.
Galaktosa
Fruktosa tidak terdapat bebas di alam seperti halnya glukosa dan fruktosa, akan tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan laktosa.
Manosa
Manosa jarang terdapat di dalam makanan. Di gurun pasir, seperti di Israel terdapat di dalam manna yang mereka olah untuk membuat roti.
Pentosa
Pentosa merupakan bagian sel-sel semua bahan makanan alami. Jumlahnya sangat kecil, sehingga tidak penting sebagai sumber energi.
Disakarida
Ada empat jenis disakarida, yaitu sukrosa atau sakarosa, maltosa, laktosa, dan trehaltosa. Trehaltosa tidak begitu penting dalam milmu gizi, oleh karena itu akan dibahas secara terbatas. Disakarida terdiri atas dua unit monosakarida yang terikat satu sama lain melalui reaksi kondensasi. kedua monosakarida saling mengikat berupa ikatan glikosidik melalui satu atom oksigen (O). ikatan glikosidik ini biasanya terjadi antara atom C nomor 1 dengan atom C nomor 4 dan membentuk ikatan alfa, dengan melepaskan satu molekul air. hanya karbohidrat yang unit monosakaridanya terikat dalam bentuk alfa yang dapat dicernakan. Disakarida dapat dipecah kembali mejadi dua molekul monosakarida melalui reaksi hidrolisis. Glukosa terdapat pada ke empat jenis disakarida; monosakarida lainnya adalah fruktosa dan galaktosa.
Fruktosa dinamakan juga levulosa atau gula buah, adalah gula paling manis. Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa, C6H12O6, namun strukturnya berbeda. Susunan atom dalam fruktosda merangsang jonjot kecapan pada lidah sehingga menimbulkan rasa manis.
Galaktosa
Fruktosa tidak terdapat bebas di alam seperti halnya glukosa dan fruktosa, akan tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan laktosa.
Manosa
Manosa jarang terdapat di dalam makanan. Di gurun pasir, seperti di Israel terdapat di dalam manna yang mereka olah untuk membuat roti.
Pentosa
Pentosa merupakan bagian sel-sel semua bahan makanan alami. Jumlahnya sangat kecil, sehingga tidak penting sebagai sumber energi.
Disakarida
Ada empat jenis disakarida, yaitu sukrosa atau sakarosa, maltosa, laktosa, dan trehaltosa. Trehaltosa tidak begitu penting dalam milmu gizi, oleh karena itu akan dibahas secara terbatas. Disakarida terdiri atas dua unit monosakarida yang terikat satu sama lain melalui reaksi kondensasi. kedua monosakarida saling mengikat berupa ikatan glikosidik melalui satu atom oksigen (O). ikatan glikosidik ini biasanya terjadi antara atom C nomor 1 dengan atom C nomor 4 dan membentuk ikatan alfa, dengan melepaskan satu molekul air. hanya karbohidrat yang unit monosakaridanya terikat dalam bentuk alfa yang dapat dicernakan. Disakarida dapat dipecah kembali mejadi dua molekul monosakarida melalui reaksi hidrolisis. Glukosa terdapat pada ke empat jenis disakarida; monosakarida lainnya adalah fruktosa dan galaktosa.
Sukrosa
atau sakarosa dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Secara komersial gula
pasir yang 99% terdiri atas sukrosa dibuat dari keuda macam bahan makanan
tersebut melalui proses penyulingan dan kristalisasi. Gula merah yang banayk
digunakan di Indonesia dibuat dari tebu, kelapa atau enau melalui proses
penyulingan tidak sempurna. Sukrosa juga terdapat di dalam buah, sayuran, dan
madu.? Maltosa (gula malt) tidak terdapat bebas di alam.
Maltosa terbentuk pada setiap pemecahan pati, seperti yang terjadi pada tumbuh-
tumbuhan bila benih atau bijian berkecambah dan di dalam usus manusia pada
pencernaan pati.
?
Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit
glukosa dan satu unit galaktosa. Kekurangan laktase ini menyebabkan ketidaktahanan
terhadap laktosa. Laktosa yang tidak dicerna tidak dapat diserap dan tetap
tinggal dalam saluran pencernaan. Hal ini mempengaruhi jenis mikroorgnaisme
yang tumbuh, yang menyebabkan gejala kembung, kejang perut, dan diare.
Ketidaktahanan terhadap laktosa lebih banyak terjadi pada orang tua. Mlaktosa
adalah gula yang rasanya paling tidak manis (seperenam manis glukosa) dan lebih
sukar larut daripada disakarida lain.
?
Trehalosa seperti juga maltosa, terdiri atas dua mol glukosa dan dikenal sebagai
gila jamur. Sebanyak 15% bagian kering jamur terdiri atas trehalosa. Trehalosa
juga terdapat dalam serangga.
Gula
Alkohol
Gula
alkohol terdapat di dalam alam dan dapat pula dibuat secara sintesis. Ada empat
jenis gula alkohol yaitu sorbitol, manitol, dulsitol, dan inositol.
?
Sorbitol, terdapat di dalam beberapa jenis buah dan secara komersial dibuat
dari glukosa. Enzim aldosa reduktase dapat mengubah gugus aldehida (CHO)
dalam glukosa menjadi alkohol (CH2OH). Struktur kimianya dapat dilihat di bawah.
Sorbitol
banyak digunakan dalam minuman dan makanan khusus pasien diabetes, seperti
minuman ringan, selai dan kue-kue. Tingkat kemanisan sorbitol hanya 60% bila
dibandingkan dengan sukrosa, diabsorpsi lebih lambat dan diubah di dalam hati
menjadi glukosa. Pengaruhnya terhadap kadar gula darah lebih kecil daripada
sukrosa. Konsumsi lebih dari lima puluh gram sehari dapat menyebabkan diare
pada pasien diabetes.
?
Manitol dan Dulsitol adalah alkohol yang dibuat dari monosakarida manosa
dan galaktosa. Manitol terdapat di dalam nanas, asparagus, ubi jalar, dan
wortel. Secara komersialo manitol diekstraksi dari sejenis rumput laut. Kedua
jenis alkohol ini banyak digunakan dalam industri pangan.
?
Inositol merupakan alkohol siklis yang menyerupai glukosa. Inositol terdfapat
dalam banyak bahan makanan, terutama dalam sekam serealia.
Oligosakarida
Oligosakarida
terdiri atas polimer dua hingga sepuluh monosakarida.
?
Rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa adalah oligosakarida yang terdiri atas
unit-unit glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga jenis oligosakarida ini
terdapat du dalam biji tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan serta tidak dapat
dipecah oleh enzim-enzim perncernaan.
?
Fruktan adalah sekelompok oligo dan polisakarida yang terdiri atas beberapa unit
fruktosa yang terikat dengan satu molekul glukosa. Fruktan terdapat di dalam
serealia, bawang merah, bawang putih, dan asparagus. Fruktan tidak dicernakan
secara berarti. Sebagian ebsar di dalam usus besar difermentasi.
B.
Karbohidrat Kompleks
Polisakarida
Karbohidrat
kompleks ini dapat mengandung sampai tiga ribu unit gula sederhana yang
tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau bercabang. Jenis polisakarida
yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin, glikogen, dan polisakarida
nonpati.
?
Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan merupakan
karbohidrat utama yang dimakan manusia di seluruh dunia. Pati terutama terdapat
dalam padi-padian, biji-bijian, dan umbi-umbian.
Jumlah
unit glukosa dan susunannya dalam satu jenis pati berbeda satu sama lain,
bergantung jenis tanaman asalnya. Bentuk butiran pati ini berbeda satu sama
lain dengan karakteristik tersendiri dalam hal daya larut, daya mengentalkan,
dan rasa. Amilosa merupakan rantai panjang unit glukosa yang tidak bercabang,
sedangkan amilopektin adfalah polimer yang susunannya bercabang-cabang dengan
15-30 unit glukosa pada tiap cabang.
?
Dekstrin merupakan produk antara pada perencanaan pati atau dibentuk melalui
hidrolisis parsial pati. Dekstrin merupakan sumber utama karbohidrat dalam
makanan lewat pipa (tube feeding). Cairan glukosa dalam hal ini merupakan
campuran dekstrin, maltosa, glukosa, dan air. Karena molekulnya lebih besar
dari sukrosa dan glukosa, dekstrin mempunyai pengaruh osmolar lebih kecil sehingga
tidak mudah menimbulkan diare.
?
Glikogen dinamakan juga pati hewan karena merupakan bentuk simpanan karbohidrat
di dalam tubuh manusia dan hewan, yang terutama terdapat di dalam hati dan
otot. Dua pertiga bagian dari glikogen disimpan dalam otot dan selebihnya dalam
hati. Glikogen dalam otot hanya dapat digunakan untuk keperluan energi di dalam
otot tersebut, sedangkan glikogen dalam hati dapat digunakan sebagai sumber
energi untuk keperluan semua sel tubuh. Kelebihan glukosa melampaui kemampuan menyimpannya
dalam bentuk glikogen akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan
lemak.
Polisakari
dan Nonpati/Serat
Serat
akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian karena peranannya dalam mencegah
berbagai penyakit. Ada dua golongan serat yaitu yang tidak dapat larut dan yang
dapat larut dalam air. Serat yang tidak larut dalam air adalah selulosa,
hemiselulosa, dan lignin. Serat yang larut dalam air adalah pektin, gum,
mukilase, glukan, dan algal.
Karbohidrat
kompleks merupakan karbohidrat yang terbentuk oleh hampir lebih dari 20.000
unit molekul monosakarisa terutama glukosa. Di dalam ilmu gizi, jenis
karbohidrat kompleks yang merupakan sumber utama bahan makanan yang umum
dikonsumsi oleh manusia adalah pati (starch).
Pati
yang juga merupakan simpanan energi di dalam sel-sel tumbuhan ini berbentuk
butiran-butiran kecil mikroskopik dengan berdiameter berkisar antara 5-50 nm.
Dan di alam, pati akan banyak terkandung dalam beras, gandum, jagung,
biji-bijian seperti kacang merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung
di dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi. Di
dalam berbagai produk pangan, pati umumnya akan terbentuk dari dua polimer
molekul glukosa yaitu amilosa (amylose) dan amilopektin (amylopectin). Amilosa
merupakan polimer glukosa rantai panjang yang tidak bercabang sedangkan
amilopektin merupakan polimer glukosa dengan susunan yang bercabangcabang.
Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin ini akan bervariasi dalam produk
pangan dimana produk pangan yang memiliki kandungan amilopektin tinggi akan
semakin mudah untuk dicerna.
2.
Sumber Karbohidrat
Sumber
karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-kacang
kering, dan gula. Hasil olah bahan-bahan ini adalah bihun, mie, roti,
tepung-tepungan, selai, sirup, dan sebagainya. Sebagian besar sayur dan buah
tidak banyak mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian, seperti wortel dan bit
serta kacang-kacangan relatif lebih banyak mengandung karbohidrat daripada
sayur daun-daunan. Bahan makanan hewani seperti daging, ayam, ikan, telur, dan
susu sedikit sekali mengandung karbohidrat. Sumber karbohidrat yang banyak
dimakan sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras, jagung, ubi, singkong,
talas, dan sagu.
3.Fungsi
Karbohidrat
a.
Sumber Energi
Fungsi
utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat merupakan
sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena banyakdi dapat di
alam dan harganya relatif murah. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kkalori.
Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai
glukosa untuk keperluan energi segera; sebagian disimpan sebagai glikogen dalam
hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian
disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak. Seseorang yang
memakan karbohidrat dalam jumlah berlebihan akan menjadi gemuk.
2.
Pemberi Rasa Manis pada Makanan
Karbohidrat
memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida. Gula tidak
mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalag gula yang paling manis. Bila
tingkat kemanisan sakarosa diberi nilai 1, maka tingkat kemanisan fruktosa
adalah 1,7; glukosa 0,7; maltosa 0,4; laktosa 0,2.
3.
Penghemat Protein
Bila
karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun.
Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan
sebagai zat pembangun.
4.
Pengatur Metabolisme Lemak
Karbohidrat
mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan
bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam
beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk menyebabkan ketidakseimbangan
natrium dan dehidrasi. pH cairan menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau
asidosis yang dapat merugikan tubuh.
5.
Membantu Pengeluaran Feses
Karbohidrat
membantu pengeluaran feses dengan cara emngatur peristaltik usus dan memberi
bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltik usus.
Serat
makanan mencegah kegemukan, konstipasi, hemoroid, penyakit-penyakit
divertikulosis, kanker usus besar, penyakiut diabetes mellitus, dan jantung
koroner yang berkaitan dengan kadar kolesterol darah tinggi.
Laktosa
dalam susu membantu absorpsi kalsium. Laktosa lebih lama tinggal dalam saluran
cerna, sehingga menyebabkan pertumbuhan bakteri yang menguntungkan.
4.Pembagian Metabolisme Karbohidrat
Untuk
mempermudah mempelajari metabolisme karbohidrat, maka dibagi menjadi beberapa
jalur metabolisme. Namun hendaknya diingat bahwa dalam tubuh, jalur-jalur ini
merupakan ke-satuan, yang mana jalur yang paling banyak dilalui tergantung pada
keadaan (status nutrisi) waktu itu.
a.
Glikolisis
Glikolisis
adalah pemecahan glukosa menjadi asam piruvat atau asam laktat. Jalur ini
teru-tama terjadi dalam otot bergaris, yang dimaksudkan untuk menghasilkan
energi (ATP). Apabila glikolisis terjadi dalam suasana anaerobik maka akan
berakhir dengan asam laktat, dan mengha-silkan dua ATP, apabila dalam keadaan
aerobik berakhir menjadi asam piruvat dengan 8 ATP.
b.
Glikogenesis
Glikogen
dalam sel binatang fungsinya mirip dengan amilum dalam tumbuhan yaitu sebagai
cadangan energi. Pembentukan glikogen (glikogenesis) terjadi hampir dalam semua
jaringan, tapi yang paling banyak adalah dalam hepar dan dalam otot.
c.
Glikogenolisis
Pemecahan
glikogen dalam hepar dan otot berbeda dengan enzim yang terdapat dalam
pen-cernaan. Enzim glikogen fosforilase akan melepaskan unit glukosa dari
rantai cabang gliko-gen yang tidak bisa direduksi. Reaksinya bisa digambarkan
sebagai berikut:
(Glukosa)n
+ H3PO4 ? Glukosa 1-fosfat + (Glukosa)n-1
d.
Glukoneogenesis
Glukoneogenesis
adalah suatu pembentukan glukosa dari senyawa yang bukan karbohidrat
Glukoneogenesis penting sekali untuk menyediakan glukosa, apabila didalam diet
tidak mengandung cukup karbohidrat. Syaraf, medulla dari ginjal, testes,
jaringan embriyo dan eritrosit memerlukan glukosa sebagai sumber utama
penghasil energi. Glukosa diperlukan oleh jaringan adiposa untuk menjaga
senyawa antara siklus asam sitrat. Didalam mammae, glukosa diperlukan untuk
membuat laktosa. Didalam otot, glukosa merupakan satu-satunya bahan untuk
membentuk energi dalam keadaan anaerobik.
Untuk
membersihkan darah dari asam laktat yang selalu dibuat oleh sel darah merah dan
otot, dan juga gliserol yang dilepas jaringan lemak, diperlukan suatu proses
atau jalur yang bisa memanfaatkannya. Pada hewan memamah biak, asam propionat
merupakan bahan utama untuk glukoneogenesis.
Sekilas
Metabolisme Karbohidrat
Peranan
utama karbohidrat di dalam tubuh adalah menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh,
yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa memegang peranan sentral dalam
metabolisme karbohidrat. Jaringan tertentu hanya memperoleh energi dari
karbohidrat seperti sel darah merah serta sebagian besar otak dan sistem saraf.
Glukosa
yang diserap dari pencernaan makanan di usus dibawa darah menuju ke seluruh sel
tubuh. Dalam sitoplasma glukosa akan mengalami GLIKOLISIS yaitu peristiwa
pemecahan gula hingga menjadi energi (ATP). Ada dua jalur glikolisis yaitu
jalur biasa untuk aktivitas/kegiatan hidup yang biasa (normal) dengan hasil ATP
terbatas, dan glikolisis jalur cepat yang dikenal dengan jalur EMBDEN
MEYER-HOFF untuk menyediakan ATP cepat pada aktivitas/kegiatan kerja keras,
misalnya lari cepat. Jalur cepat ini memberi hasil asam laktat yang bila terus
bertambah dapat menyebabkan terjadinya ASIDOSIS LAKTAT . Asidosis ini dapat
berakibat fatal terutama bagi orang yang tidak terbiasa (terlatih) beraktivitas
keras. Hasil oksidasi glukosa melalui glikolisis akan dilanjutkan dalam SIKLUS
KREB yang terjadi di bagian matriks mitokondria. Selanjutnya hasil siklus Kreb
akan digunakan dalam SYSTEM COUPLE (FOSFORILASI OKSIDATIF) dengan menggunakan
sitokrom dan berakhir dengan pemanfaatan Oksigen sebagai penangkap ion H.
Kejadian tubuh kemasukan racun menyebabkan system sitokrom di-blokir oleh
senyawa racun sehingga reaksi REDUKSI-OKSIDASI dalam system couple, terutama
oleh Oksigen, tidak dapat berjalan. Selanjutnya disarankan membaca materi
biokimia enzim, oksidasi biologi, dan glukoneogenesis pada situs ini juga.
5.Metabolisme
Asam Uronat ( THE URONIC ACID PATHWAY )
Selain
dari jalur yang telah diterangkan di atas, glukosa 6-fosfat dapat diubah
menjadi asam glukoronat (glucoronic acid), asam askorbat (ascorbic acid) dan
pentosa melalui suatu jalur yang disebut "the uronic acid pathway" (
gambar-21 ).
Akan
tetapi manusia, primata dan guinea pig tidak bisa membuat asam askorbat. Karena
ke-kurangan enzim tertentu, maka L-gulonat yang terbentuk tidak bisa diubah
menjadi L-asam askorbat. L-gulonat akan dioksidasi menjadi 3-keto-L-gulonat,
yang kemudian mengalami dekarboksilasi menjadi L-xylulose.
Reaksi
lengkapnya adalah sebagai berikut : glukosa-6fosfat akan diubah menjadi glukosa
1-fosfat. Glukosa 1-fosfat akan bereaksi dengan UTP (uridin trifosfat) dan
membentuk nukleotida aktif UDPG (uridin difosfat glukosa). Selanjutnya UDPG
akan mengalami oksidasi dua tahap pada atom karbon yang keenam. Asam glukoronat
(D-glucoronate) yang terbentuk oleh enzim yang tergantung pada NADPH, direduksi
menjadi L-gulonat. L-gulonat merupakan bahan baku untuk membuat asam askorbat.
Pada
manusia, primata dan guinea pig L-gulonat melalui 3-keto L-gulonat akan diubah
men-jadi L-xylulose (L silulose) (mungkin lebih baik dipakai istilah bah
Ingrisnya, sebab bisa dis-alah artikan dengan selulose=cellulose). D-xylulose
merupakan bagian dari HMP Shunt. Untuk bisa masuk ke dalam HMP Shunt,maka
L-xylulose harus diubah dulu menjadi D-xylulose me-lalui silitol. Dalam proses
ini diperlukan NADPH dan NAD+. Perubahan silitol menjadi D-silulosa dikatalisis
enzim silulosa reduktase.
D-xylulose
akan diubah menjadi D-xylulose 5-fosfat, ATP bertindak sebagai donor
fosfat. Pada suatu penyakit yang menurun yang disebut "essential
pentosuria" di dalam urinnya banyak didapatkan L-xylulose, diperkirakan
enzim yang mengkatalisis L-xylulose menjadi sili-tol tidak ada pada penderita
penyakit ini.
6.Metabolisme
Galaktosa
Galaktosa
diserap usus dengan mudah diubah menjadi glukosa dalam hepar. "Galactose
tolerance test" adalah suatu pemeriksaan untuk mengetahui fungsi hepar,
namun sekarang sudah jarang dipakai.
Galaktokinase
mengkatalisis reaksi (1) dan dalam reaksi ini diperlukan ATP sebagai donor
fos-fat. Galaktosa 1-fosfat yang terbentuk akan bereaksi dengan uridin difosfat
glukosa (UDPG) dan menghasilkan uridin difosfat galaktosa dan glukosa 1-fosfat.
Reaksi ini dikatalisis enzim galaktosa 1-fosfat uridil transferase, galaktosa
menggantikan tempat glukosa.
Suatu
epimerase mengubah galaktosa menjadi glukosa (reaksi 3). Reaksi ini terjadi
pada suatu nukleotida yang mengandung galaktosa, peristiwa oksidasi-reduksi
berlangsung dan me-merlukan NAD+ sebagai ko-enzim. UDP-glukosa yang dihasilkan,
dibebaskan dalam bentuk glukosa 1-fosfat (reaksi 4). Mungkin sebelum dibebaskan
digabung dulu dengan molekul gliko-gen, baru kemudian dipecah enzim fosforilase.
Reaksi
(3) adalah reaksi dua arah. Dari diagram dapat dilihat bahwa glukosa bisa
diubah menjadi galaktosa.
Dalam
tubuh galaktosa diperlukan bukan hanya untuk sintesis laktosa, tetapi juga
untuk membuat serebrosida, proteoglikan dan glikoprotein. Sintesis laktosa
dalam mamma terjadi dengan jalan kondensasi UDP-galaktosa dengan glu-kosa dan
dikatalisis enzim laktosa sintetase.
Suatu
penyakit yang dapat diturunkan menyebabkan galaktosemia, mungkin terjadi akibat
kekurangan enzim-enzim pada reaksi (1), (2) dan (3). Akan tetapi yang paling
banyak diketahui adalah akibat kekurangan enzim uridil transferase (reaksi 2).
Karena kadar galaktosa meningkat, dalam lensa mata galaktosa bisa mengalami
reduksi menjadi galaktitol. Apabila kadar galaktitol ini tertimbun dalam lesa
mata maka akan mempercepat terjadinya katarak.
Kekurangan
enzim yang mengkatalisis reaksi (2) membawa akibat yang paling buruk bila
dibandingkan dengan kekurangan enzim-enzim yang lain, karena galaktosa 1-fosfat
tertim-bun sedangkan hepar kekurangan fosfat inorganik. Ini bisa menyebabkan
kegagalan fungsi hepar dan retardasi mental. Ekspresi klinik terjadi apabila
aktivitas uridil transferase berkurang lebih dari 50 %, dan ini hanya terjadi
pada homozygote.
7.Faktor-faktor
yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat.
Pada
tiap-tiap jalur metabolisme karbohidrat, telah dibicarakan faktor-faktor yang
mempe ngaruhi kerja enzim. Secara keseluruhan akan ditinjau dengan singkat,
terutama pengaruh keadaan kelaparan, diabetes melitus dan pada pemberian
makanan yang tinggi karbohidrat.
?
Pada keadaan kelaparan
Pada
keadaan kelaparan, enzim-enzim utama dari glikolisis, HMP shunt dan
glikogene-sis aktifitasnya menurun, sebaliknya aktifitas enzim-enzim utama dari
glukoneogenesis dan glikogenolisis meningkat.
?
Pada keadaan Diabetes Melitus
Aktifitas
enzim-enzim tersebut di atas mirip dengan keadaan kelaparan.
?
Pada pemberian makanan tinggi karbohidrat
Pada
keadaan ini terjadi yang sebaliknya, aktifitas enzim-enzim glikolisis, HMP
shunt dan glikogenesis meningkat, sedangkan aktifitas enzim-enzim utama
glukoneogenesis dan glikogenolisis menurun.
8.Toleransi
Karbohidrat (CARBOHYDRATE TOLERANCE)
Kemampuan
tubuh untuk memakai karbohidrat disebut toleransi karbohidrat Berkurangnya
kemampuan ini dinamakan Diabetes Mellitus, yang disebabkan karena sek-resi
insulin relatif tidak cukup. Test toleransi glukosa (Glucose tolerance
test) adalah suatu penentuan dimana penderita diberi glukosa sebanyak 1,75
gr/kg berat badan setelah puasa semalam (8-10 jam). Darah diambil untuk
penentuan glukosa pada waktu (0) atau puasa, satu, dua, tiga, empat sampai lima
jam setelah pemberian glukosa. Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari
test ini masih terdapat silang pendapat, karena banyaknya faktor yang
mempengaruhinya, seperti makanan yang dimakan beberapa hari sebelum test, umur,
keadaan emosi dan keadaan penderita pada umumnya misalnya apakah menderita
infeksi, apakah mengalami operasi.
Sebagai
petunjuk umum kriteria di bawah ini bisa dipakai sebagai acuan apabila
memungkinkan :
?
Kurva normal berada di bawah 200 mg/100 ml pada satu jam dan di bawah 150
mg/100 ml dua jam setelah pemberian glukosa.
Dengan
cara "scoring" atau pemberian nilai:
?
Apabila glukosa puasa lebih dari 110 mg/100 ml diberi nilai satu.
?
Harga satu jam lebih dari 170 mg/100 ml nilai = 1/2(setengah)
?
Harga dua jam lebih dari 120 mg/100 ml nilai = 1/2(setengah)
?
Harga tiga jam lebih dari 110 mg/100 ml nilai = 1 (satu)
?
Apabila semua nilai ini ditotal, dan didapatkan hasil dengan nilai dua atau
lebih maka ini merupakan diagnosis diabetes mellitus.
?
Apabila total nilai puasa, satu, dua dan tiga jam besarnya kurang dari 500
mg/100 ml, maka kurvanya normal.
Adapula
yang berpendapat bahwa kurva normal berada di bawah 160 mg/100 ml satu jam dan
120 mg/100 ml dua jam setelah pemberian glukosa.
B.
Metabolisme Protein dan Asam Amino
Asam
amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil
(-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya
dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom
C "alfa" atau a). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus
amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat
amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada
larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion.
Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah
satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.
Protein
tersusun dari berbagai asam amino yang masing-masing dihubungkan dengan ikatan
peptida. Meskipun demikian, pada awal pembentukannya protein hanya tersusun
dari 20 asam amino yang dikenal sebagai asam amino dasar atau asam amino baku
atau asam amino penyusun protein (proteinogenik). Asam-asam amino inilah yang
disandi oleh DNA/RNA sebagai kode genetik.
1.
Jenis-Jenis protein dan Asam Amino
Protein
(asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling
utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama
lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Ada
dua jenis protein, dibedakan oleh hasil-hasil yang diperoleh, apabila protein
dihirolisasi manjadi satuan monomer penyusun. Ini adalah protein sederhana dan
protein berkonjugasi :
?
Protein sederhana: hanya asam amino
?
Protein berkonjugasi: asam amino + gugus (-gugus) prostetik nonprotein.
Penggolongan
protein menurut kelarutannya :
?
Protein berserat. Tidak larut dalam larutan garam dalam air
?
Protein berbentuk bola. Larut dalam larutan garam dalam air.
Asam
amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil
(-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya
dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom
C "alfa" atau a). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus
amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan asam, amino bersifat
amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada
larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion.
Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah
satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.
Asam
amino terdiri dari dua kelompok, yakni sebagai berikut :
?
Asam Amino Esensial
Asam
amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat dibuat oleh tubuh. Asam amino
jenis ini harus didatangkan dari makanan kita sehari-hari. Asam amino esensial
terdiri atas Valine, Lysine, Threonine, Leucine, Tryptophan, Phenylalanine, dan
Methionine.
?
Asam Amino Non-Esensial
Asam
amino non esensial adalah asam amino yang dapat dibuat sendiri oleh tubuh. Asam
amino non esensial terdiri atas Glycine, Tyrosine, Cystine, Alanine, Serine,
Asam Glutamat, Asam Aspartat, Arginin, Histidin, Proline Hydroxyproline, dan
Citruline.
2.Pencernaan
dan Absorbsi Protein
Protein
merupakan suatu bahan yang penting dalam tubuh karena fungsinya yang beragam,
terutama sebagai struktural tubuh, katalitik, dan sinyal dalam jaras tubuh.
Sumber C dan N dari protein dapat digunakan untuk sintesis protein dan asam
amino baru serta rangka karbonnya sebagai senyawa antara dalam metabolisme
karbohidrat dan lipid. Gugus NH2 dari asam amino akan masuk ke dalam sintesis
urea (ureotelik). Enzim yang digunakan untuk memecah protein (protease/peptidase)
disintesis dan disekresi dalam bentuk inaktif yang disebut proenzim atau
zimogen.
?
Lambung
Getah
lambung merupakan cairan jernih berwarna kuning pucat yang mengandung HCl
0,2-0,5% dengan pH sekitar 1,0. Getah lambung terdiri atas sekitar 97-99% air.
Sisanya terdiri atas musin (lendir) serta garam anorganik, enzim pencernaan
(pepsin serta renin), dan lipase. Getah lambung berfungsi untuk membunuh
mikroorganisme, denaturasi protein makanan, dan memberi lingkungan pH yang
sesuai untuk pepsin bekerja (pH optimal 1,0-2,0).
pepsin
dan renin.
?
Duodenum
Kimus
akan cepat dinetralisir oleh getah pankreas karena mengandung bikarbonat
(HCO3-). Dalam getah pankreas terdapat beberapa enzim (khusus untuk protein)
yang dilepaskan sebagai zimogen. Kerja pankreolitik yang dimiliki getah
pankreas disebabkan oleh tiga buah enzim endopeptidase: tripsin, kimotripsin,
dan elastase yang menyerang protein serta polipeptida yang dilepas dari lambung
untuk membentuk senyawa-senyawa polipeptida, peptida, atau keduanya.
?
Usus halus (getah usus)
Getah
usus memiliki aminopeptidase yang merupakan eksopeptidase yang menyerang ikatan
peptida di dekat terminal amino asam amino polipeptida serta oligopeptida dan
dipeptidase dengan beragam spesifisitas, yang sebagian diantaranya berada di
sel epitel usus. Dipeptidase membentuk dipeptida menjadi asam amino bebas.
3.
Biosintesa Asam Amino
Kira-kira
75% asam amino digunakan untuk sintesis protein. Asam-asam amino dapat
diperoleh dari protein yang kita makan atau dari hasil degradasi protein di
dalam tubuh kita. Degradasi ini merupakan proses kontinu. Karena protein di
dalam tubuh secara terus menerus diganti (protein turnover).
Asam-asam
amino juga menyediakan kebutuhan nitrogen untuk :
?
Struktur basa nitrogen DNA dan RNA
?
Heme dan struktur lain yang serupa seperti mioglobin, hemoglobin, sitokrom,
enzim dan lain-lain.
?
Asetilkolin dan neurotransmitter lainnya
?
Hormon dan fosfolipid
Selain
menyediakan kebutuhan nitrogen, asam-asam amino dapat juga digunakan sebagai
sumber energi jika nitrogen dilepas.
4.Keseimbangan
Nitrogen
Daur
nitrogen adalah bukti lain bahwa bumi secara khusus dirancang untuk kehidupan
manusia. Nitrogen adalah salah satu unsur dasar yang terdapat dalam jaringan
tubuh semua organisme hidup. Meskipun 78% dari atmosfer merupakan nitrogen,
manusia dan hewan tidak dapat menyerapnya secara langsung. Di sinilah bakteri
berfungsi dengan membantu kita memenuhi kebutuhan nitrogen.
Daur
nitrogen dimulai dengan gas nitrogen (N2) yang ada diudara. Bakteri yang hidup
di beberapa tanaman mengubah nitrogen menjadi amonia (NH3). Sebaliknya, jenis
bakteri lain mengubah amonia menjadi nitrat (NO3). (Halilintar juga memainkan
peranan penting pada proses perubahan nitrogen di udara menjadi amonia).
Pada
tingkat selanjutnya, makhluk hidup yang dapat membuat makanannya sendiri,
seperti tumbuhan hijau, dapat menyerap nitrogen. Hewan dan manusia, yang tidak
dapat membuat makanannya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan nitrogen hanya
dengan memakan tumbuh-tumbuhan tersebut.Nitrogen pada hewan dan manusia kembali
ke alam melalui kotoran dan bangkai yang diuraikan oleh bakteri. Sementara
menguraikan zat, bakteri tidak hanya melakukan tugas sebagai pembersih, tetapi
juga melepaskan amonia, sumber utama nitrogen. Ada bakteri yang mengubah
sejumlah tertentu ammonia menjadi nitrogen dan mencampurnya dengan udara. Ada
juga bakteri yang mengubah sisanya menjadi nitrat. Tumbuhan menggunakan nitrat
dan daur terus berlanjut. Tidak adanya bakteri dalam daur ini akan mengakibatkan
berakhirnya kehidupan. Tanpa bakteri, tumbuhan tidak dapat memenuhi kebutuhan
nitrogennya dan akan segera punah. Kehidupan tak mungkin terjadi di tempat yang
tak memiliki tumbuhan.
C.
Metabolisme Lipid
Lipid
adalah molekul-molekul biologis yang tidak larut di dalam air tetapi larut di
dalam pelarut-pelarut organik.
1.Jenis-jenis
Lipid dan Asam Lemak
Terdapat
beberapa jenis lipid yaitu:
?
Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh
?
Gliserida, terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida
?
Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid
?
Non gliserida, terdiri atas sfingolipid, steroid dan malam
Asam
lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang. Adapun rumus umum dari
asam lemak adalah:
CH3(CH2)nCOOH
atau CnH2n+1-COOH
Rentang
ukuran dari asam lemak adalah C12 sampai dengan C24. Ada dua macam asam lemak
yaitu:
?
Asam lemak jenuh (saturated fatty acid) : Asam lemak ini tidak memiliki ikatan
rangkap
?
Asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid) : Asam lemak ini memiliki satu
atau lebih ikatan rangkap.
2.Senyawa
Lipid
Secara
umum senyawa yang disebut lipid biasanya diartikan sebagai
suatu
senyawa yang dalam pelarut tidak larut dalam air, namun larut organik.Contohnya
benzena, eter, dan kloroform. Suatu lipid suatu lipid tersusun atas asam lemak
dan gliserol. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan
komponen dasarnya, sumber penghasilnya, kandungan asam lemaknya, maupun
sifat-sifat kimianya. Kebanyakan lipid ditemukan dalam kombinasi dengan senyawa
sederhana lainnya (seperti ester lilin, trigliserida, steril ester dan
fosfolipid), kombinasi dengan karbohidrat (glikolipid), kombinasi dengan
protein (lipoprotein). lipid yang sangat bervariasi struktur dan fungsinya,mulai
dari volatile sex pheromones sampai ke karet alam.
3.Pengadaan
Energi dari Lipid
Secara
ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan
gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak
mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi
trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak
tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik
asam lemak dari diet maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan.
Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis.
Proses
oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA.
Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan
protein, asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat
sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah
mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan
selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida.
Beberapa
lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami
kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami
steroidogenesis membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak
juga berpotensi menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat
dan aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat
menyebabkan gangguan keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik.
Keadaan ini dapat menyebabkan kematian.
4.Biosintesa
Lipid
Biosintesis
asam lemak sangat penting, khususunya dalam jaringan hewan, karena mempunyai
kemampuan terbatas untuk menyimpan energi dalam bentuk karbohidrat. Proses ini
dikatalisis oleh asam lemak synthase, suatu multienzim yang berlokasi di
sitoplasma.
a.
Biosintesis Asam Lemak Jenuh
Biosintesis
asam lemak jenuh dimulai dari acetyl-CoA sebagai starter. Acetyl-CoA ini dapat
berasal dari ß-oksidasi asam lemak maupun dari piruvate hasil glikolisis atau
degradasi asam amino melalui reaksi pyruvate dehydrogenase. Acetyl-CoA tersebut
kemudian ditransport dari mitokondria ke sitoplasma melalui sistem citrate
shuttle untuk disintesis menjadi asam lemak. Reduktan NADPH + H+ disuplai dari
jalur hexose monophosphate (fosfoglukonat).
Pyruvate
hasil katabolisme asam amino atau dari glikolisis glukosa diubah menjadi
aecetyl-CoA oleh sistem pyruvate dehydogenase. Gugus acetyl tersebut keluar
matriks mitokondria sebagai citrate, masuk ke sitosol untuk sintesis asam
lemak. Oxaloacetate direduksi menjadi malate kembali ke matriks mitokondrion
dan diubah kembali menjadi malate. Malat di sitosol dioksidasi oleh enzim malat
menghasilkan NADPH dan pyruvate. NADPH digunakan untuk reaksi reduksi dalam
biosintesis asam lemak sedangkan pyrivate kembali ke matriks mitokondrion.
Asam
lemak synthase disusun oleh dua rantai peptida yang identik yang disebut
homodimer yang dapat dilihat pada gambar 3.13. Masing-masing dari 2 rantai
peptida yang digambarkan sebagai suatu hemispheres tersebut, mengkatalisis 7
bagian reaksi yang berbeda yang dibutuhkan dalam sintesis asam palmitat.
Katalisis reaksi multi urutan dengan satu protein mempunyai beberapa keuntungan
dibandingkan dengan beberapa enzim yang terpisah. Keuntungan tersebut antara
lain: (1) reaksi-reaksi kompetitif dapat dicegah, (2) reaksi terjadi dalam satu
garis koordinasi, dan (3) lebih efisien karena konsentrasi substrat lokal yang
tinggi, kehilangan karena difusi rendah.
5.Penimbunan
triasi gliserol dari Jaringan Adfiposa
Triasilgliserol
atau trigliserida adalah senyawa lipid utama yang terkandung dalam bahan
makanan dan sebagai sumber energi yang penting, khususnya bagi hewan. Sebagian
besar triasilgliserol disimpan dalam sel-sel jaringan adiposa, adipocytes.
Triasilgliserol secara konstan didegradasi dan diresintesis. Pemrosesan dan
distribusi lipid dijelaskan dalam 8 tahap, yaitu:
a.
Triasilgliserol yang berasal dari diet makanan tidak larut dalam air. Untuk
mengangkutnya menuju usus halus dan agar dapat diakses oleh enzim yang dapat
larut di air seperti lipase, triasilgliserol tersebut disolvasi oleh garam
empedu seperti kolat dan glikolat membentuk misel.
b.
Di usus halus enzim pankreas lipase mendegradasi triasilgliserol menjadi asam
lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol diabsorbsi ke dalam mukosa usus.
c.
Di dalam mukosa usus asam lemak dan gliserol disintesis kembali menjadi
triasilgliserol
d.
Triasilgliserol tersebut kemudian digabungkan dengan kolesterol dari diet
makanan dan protein khusus membentuk agregat yang disebut kilomikron.
e.
Kilomikron bergerak melalui sistem limfa dan aliran darah ke jaringan-jaringan.
f.
Triasilgliserol diputus pada dinding pembuluh darah oleh lipoprotein lipase
menjadi asam lemak dan gliserol.
g.
Komponen ini kemudian diangkut menuju sel-sel target.
h.
Di dalam sel otot (myocyte) asam lemak dioksidasi untuk energi dan di dalam sel
adiposa (adipocyte) asam lemak diesterifikasi untuk disimpan sebagai
triasilgliserol. Selama olah raga, otot membutuhkan dengan cepat sejumlah
energi simpanan. Asam lemak yang disimpan dalam adipocyte dapat dilepaskan dan
ditransport ke myocyte oleh serum albumin untuk didegradasi menghasilkan
energi. Ada 3 sumber asam lemak untuk metabolisme energi pada hewan, yaitu:
-
suplai triasilgliserol dari makanan
-
sintesis triasilgliserol dalam hati jika sumber energi internal melimpah
-
simpanan triasilgliserol dalam adipocytes.
Untuk
proses lipogenesis (sintesis lipid) pada jaringan adiposa, triasilgliserol
disuplai dari hati dan usus dalam bentuk lipoprotein, VLDL dan kilomikron. Asam
lemak dari lipoprotein dilepaskan oleh lipoprotein lipase yang berlokasi pada
permukaan sel-sel endotelial pembuluh kapiler darah. Asam lemak kemudian diubah
mejadi triasilgliserol. Proses lipolisis (degradasi lipid) pada jaringan
adiposa dikatalisis oleh Hormonesensitive lipase, yang dikontrol oleh hormon,
dengan mobilisasi sebagai berikut :
a.
Jika glukosa dalam darah rendah, akan memicu pelepasan epinefrin atau glukagon.
Kedua hormon meninggalkan aliran darah dan mengikat molekul reseptor yang
ditemui di dalam membran adipocyte atau sel lemak.
b.
Hal ini menyebabkan adenilat siklase melalui protein G mengubah ATP menjadi
cAMP.
c.
cAMP kemudian mengaktifkan protein kinase. Protein kinase aktif mengaktifkan
triasilgliserol lipase (Hormone-sensitive lipase) melalui forforilasi.
d.
Protein kinase aktif juga mengkatalisis fosforilasi molekul perilipin pada
permukaan butiran lemak (lipid droplet) sehingga triasilgliserol lipase dapat
mengakses permukaan butiran lemak.
e.
Selanjutnya triasilgliserol diuraikan menjadi asam lemak bebas dan gliserol
oleh triasilgliserol lipase.
f.
Molekul asam lemak yang dihasilkan dilepaskan dari adipocyte dan diikat oleh
protein serum albumin dalam darah untuk diangkut melalui pembuluh darah menuju
myocyte (sel otot) jika dibutuhkan. Jumlah asam lemak yang dilepaskan oleh
jaringan adiposa ini tergantung pada aktivitas triasilgliserol lipase. Hanya
asam lemak rantai pendek yang dapat larut dalam air, sedangkan asam lemak
rantai panjang tidak. Oleh karena itu untuk pengangkutannya asam lemak rantai
panjang diikatkan pada serum albumin.
g.
Asam lemak tersebut dilepaskan dari albumin dan masuk ke myocyte melalui
transport khusus.
h.
Di myocyte asam lemak mengalami ß-oksidasi yang menghasilkan CO2 dan energi
ATP.
Jaringan
menangkap asam lemak dari aliran darah untuk dibangun kembali menjadi lipid
atau untuk memperoleh energi dari oksidasinya. Metabolisme asam lemak intensif
khususnya di dalam sel hati (hepato cytes). Proses terpenting
dari degradasi asam lemak adalah ß-oksidasi yang terjadi di dalam mitokondria.
Asam lemak dalam sitoplasma diaktifkan dengan mengikatkannya pada coenzyme A,
kemudian dengan sistem transport karnitin masuk ke mitokondria untuk
didegradasi menjadi acetyl-CoA melalui proses ß-oksidasi. Residu acetyl hasil
dapat dioksidasi lanjut menjadi CO2 melalui TCA dan rantai respirasi dengan
menghasilkan ATP. Jika produksi acetyl-CoA melebihi kebutuhan energi sel
hepatocyte akan diubah menjadi keton bodi untuk mensuplai energi pada jaringan
lain. Hal ini terjadi jika suplai asam lemak dalam plasma darah tinggi, misal
dalam kondisi kelaparan atau diabetes mellitus.
Biosintesis
asam lemak terjadi di sitoplasma, khususnya di hati, jaringan adiposa, ginjal,
paru-paru, dan kelenjar mammae. Pensuplai karbon yang paling penting adalah
glukosa. Akan tetapi prekursor asetyl-CoA yang lain seperti asam amino
ketogenik dapat digunakan. Mula-mula acetyl-CoA dikarboksilasi menjadi malonil
CoA, kemudian dipolimerisasi menjadi asam lemak. Asam lemak selanjutnya
diaktivasi dan disintesis menjadi lipid (triasilgliserol) dengan gleserol
3-fosfat. Untuk mensuplai jaringan lain, lipid tersebut dipak ke dalam kompleks
lipoprotein (VLDL) oleh hepatocyte dan dilepaskan ke dalam darah.
6.Metabolisme
Lipid di Hati
Metabolisme
lipid di dalam tubuh merupakan perkiraan hak istimewa hati. Jaringan mempunyai
kemampuan untuk mengoksidasi asam lemak sampai tuntas. Jaringan adiposa
memiliki sifat metabolisme yang aktif untuk memodifikasi terhadap peranan hati
yang bersifat sentral dan unit di dalam metabolisme lipid merupakan konsep yang
penting.
Hati
melaksanakan sejumlah fungsi utama berikut ini pada metabolisme lipid :
1.Hati
memfasilitasi pencernaan dan penyerapan lipid melalui produksi
empedu
yang mengandung kolesterol serta garam-garam empedu yang
disintesis
didalam hati secara de novo atau ambilan kolesterol lipid.
2.Hati
mempunyai sistem enzim yang aktif untuk sintesis serta oksidas asam
lemak
dan untk sintesis triasilgliserol serta fosfilipid.
3.Hati
mengonversi asam lemak menjadi badan keton (KETOGENESIS)
4.Hati
memainkan peranan integral dadalam sintesis serta metabolisme
lipoprotein
plasma.
7.Pencernaan
dan Penyerapan di Usus
Tahap
Pencernaan di Usus, sebagai berikut :
Setelah
makanan tinggal di lambung selama beberapa saat, makanan kemudian didorong oleh
kontraksi otot ke bagian usus kecil yang pertama, yang disebut duodenum.
Ketika
makanan masuk ke duodenum, tahap pencernaan usus dimulai. Tahap ini merupakan
tahap utama terjadinya pemecahan karbohidrat, protein, dan lemak ke dalam
bentuk yang dapat diserap. Makanan yang sudah setengah dicerna yang datang dari
lambung harus cukup asam agar dapat memicu pengeluaran enzim-enzim pencernaan
yang bertanggung jawab atas pemecahan utama dari makanan. Enzim-enzim ini
adalah protease chymotripsin dan tripsin untuk memecah protein; amilase dan
saccharidase untuk memecah berbagai bentuk lemak. Enzim-enzim ini diproduksi
oleh pankreas, dan produksinya oleh pankreas dipengaruhi oleh hormon secretin
dan cholecystokinin yang dikeluarkan oleh lapisan duodenum. Pelepasan kedua
hormon ini dipengaruhi oleh keasaman muatan usus. Jika makanan yang berasal
dari lambung tidak cukup asam karena lambung tidak cukup mengeluarkan asam,
maka mungkin hormon yang dilepaskan tidak akan cukup untuk merangsang pelepasan
enzim-enzim pencernaan utama dalam jumlah yang cukup, sehingga menghasilkan
maldigesti atau malabsorpsi. Sangat jelas bahwa sekresi asam lambung sangat
penting untuk efektifitas penyerapan zat gizi, dan kemampuan untuk menghasilkan
asam lambung ini seringkali menurun sejalan dengan usia, sehingga banyak usia
lanjut yang mengalami masalah pencernaan.
Tahap
penyerapan di usus merupakan tahap yang sangat vital, dan prosesnya dibantu
oleh kecukupan zat-zat gizi tertentu seperti seng, asam panthotenic, dan
vitamin A. Rasa nyeri di usus akibat peradangan lapisan permukaan dalam usus,
dapat terjadi karena kekurangan zat-zat gizi ini, disamping bisa juga
disebabkan oleh candida yang tidak terkendali. Serat dalam makanan juga
diketahui memperbaiki kapasitas penyerapan di usus.
8.Pengangkutan Lipid antar Jaringan
Aneka
ragam lipid yang ada didalam tubuh harus dapat diangkut dari organ yang satu
keorgan-organ yang lain. Lipid-lipid dari makanan yang diserap usus, misalnya
akan sia-sia saja kalau tak dapat diangkut keorgan-organ tubuh untuk digunakan
atau disimpan. Lipid-lipid endogen yang disintesis hati, contoh yang lain, juga
harus disebarkan keorgan-organ tubuh yang memerlukannya. Seiring dengan itu
pula, asam lemak yang merupakan sumber energi penting, harus dapat dipindahkan
dari tempat penimbunannya dijaringan adiposa kejaringan-jaringan yang akan
mengunakannya. Masalahnya adalah, lipid yang akan dipindahkan tersebut pada
dasarnya merupakan senyawa yang tak larut-air. Padahal, plasma darah didalam
sistem sirkulasi yang merupakan sarana pengangkutannya terutama terdiri dari
air. Maka, tanpa sarana angkut khusus tak mungkin kiranya lipid diangkut lewat
peredaran darah sarana angkut khusus adalah lipoprotein.
Lipoprotein
merupakan partikel mikroskopik berbentuk bulat yang beredar dalam sirkulasi
darah dengan struktur dasar berupa ” bola” yang terdiri dari bagian inti dan
kulit. Inti lipoprotein terletak dibagian dalam dan tersusun dari lipid –lipid
tak amfipatik seperti misalnya TriasilGliserol dan kolestrol ester. Dipihak
lain, kulit terbentuk dari lipid-lipid amfipatik, yakni phosfolipid dan
kolestrol, serta protein amfipatik yang dikenal sebagai apoprotein.”Kepala”
dari senyawa –senyawa amfipatik penyusunan kulit tertata di permukaan partikel
dan bersentuhan dengan air dari luar partikel, sedangkan ”ekor”-nya yang non
polar, dan dengan demikian yang bersifat hidrofobik, berada dibawa ”kepala” dan
mengarah ke bagian inti yang juga berisi lipid-lipid hidrofobik (lipid-lipit
tak amfipatik). Dengan struktur semacam ini, dari luar, partikel lipoprotein
tampak seakan-akan sebagai benda polar dan karenanya bersifat hidrofilik
sehingga larut dalam air. Sebaiknya, bagian inti yang hidrofobik
”disembunyikan” di bagian dalam partikel sehingga tak berhubungan dengan air
dari luar partikel yang memang tak mungkin bercampur dengannya. Dengan cara
inilah lipid-lipid hidrofobik dingakut didalam sirkulasi darah.
Ada
beberapa jenis lipoprotein yang beredar dalam sirkulasi darah yaitu kilomikron,
VLDL, IDL, LDL, HDL2, HDL3. masing-masing memiliki struktur dasar yang sama
tetpai berbeda dalam komposisi, kerapatan (densitas) ukuran dan fungsinya.
Perbedaan komposisi menyebabkan perbedaan kerapatan dan pada gilirannya
mempengaruhi kecepatan apungnya. Oleh karena itu, berdasar perbedaan kecepatan
apung pada ultrasentrifugasi, lippoprotein-lippoprotein plasma dapat dipisahkan
menjadi kilomikron,VDL(very low density lipoprotein), IDL (intermediate density
lipoprotein), LDL (low density lipoprotein), dab HDL(high density lipoprotein).
Sesuai dengan urutan tersebut, ukuran kilomikron adalah yang terbesar dan VLDL
sedikit berada di bawahnya. IDL dan LDL lebih kecil lagi dan HDL adalah
lipoprotein yang terkecil diameternya. Sebaliknya, kerapatan kilomokron adalah
terendah akibat kandungan lipidnya yang tinggi, dan HDL adalah lippoprotein
dengan kerapatan tertinggi karena kandungan apoproteinnya yang tinggi.
Kerapatan yang rendah mengakibatkan kilomikron mengapung pada lapisan paling
atas pada ultrasentrifugasi, sedangkan HDL pada pemeriksaan yang sama mengendap
kebawah tabung. Masing-masing lipoprotein memiliki fungsinya sendiri-sendiri
dalam pengangkutan lipid antar jaringan. Fungsi lipoprotein selengkapnya dan
mekanisme pengangkutan lipid yang diembannya akan diuraikan kemudian. Namun,
secara singkat dapatlah dikatakan bahwa kilomikron berfungsi mengangkut
lipid-lipid yang berasal dari usus, terutama lipid-lipid makanan yang
drcernakan dan diserap usus; VLDL mengangkut lipid-lipid yang berasal dari
hati, terutama lipid endogen hasil sintesis dihati; LDL membawa kolesterol menuju
kejaringan ekstraheatik untuk digunakan atau kehati untuk dibuang; dan HDL
mengangkut kolesterol dari jaringan ekstra hepatik kehati untuk di ekskresi.
Sementara itu, asal lemak yang berasal dari mobilisasi dijaringan adiposa
diangkut ke berbagai jaringan tidak dalam bentuk lipiprotein melainkan berbagai
senyawa komplek asam lemak-albumin.
1.
Pengangkutan Lipid Eksogen
Triasilgliserol,
koleterol ester, fosfolipid dan kolesterol yang diserap khusus dari saluran
cerna maupun yang disintesis usus sendiri sebagian besar akan dirakit bersama
dengan apoprotein A (apo A) dari apo B-48 membentuk kilomikron nasen dan
dikeluarkan ke sisitem limpatik usus untuk selanjutnya memasuki sistem
peredaran darah. (1) Berkat interaksi dengan HDL, terjadi perpindahan sebagian
apo C dan apo E dari kulit HDL kekulit kilomikron nasen dan terbentuklan
kilomikron yang matang. (2) kilomikron terus bersedar didalam sirkulasi dan
sesampainya di pembuluh kapiler lipoprotein ini bertemu dengan enzim
lipoprotein lipase (LPL) yang melekat pada endoten kapiler. Enzim ini bersama
dengan apo C-2 sebagai ko factornya menghidrolisis triasilgliserol yang
diangkut dalam inti kilomokron, menghasilkan asam lemak dan gliserol. Asam
lemak segera berdifusi masuk kedalam jaringan yang dilayani kapiler yang
bersangkutan. Gliserol, dan juga sebagian asam lemak yang tak sempat berdifusi,
beredar terus bersama darah. Akibat hidrolisis yang terus menerus muatan
triasilgliserol berkurang dan inti kilomikron menyusut. Penyusun inti
menyebabkan kulit menjadi kendor dan sebagian diantaranya terlepas untuk
ditampung oleh HDL atau membentuk HDL nasen. Menyusutnya inti dan berkurangnya
kulit menyisahkan partikel lipoprotein yang lebih kecil dengan kandungan
triasilgliserol dan dikenal sebagai sisa kilomikron (cylomikron remnant). (3)
sisa kilomikron terlepas dari kapiler dan beredar kembali. Apo E di permukaan
partikel sisa kilomikron yang terpapar sewaktu kilomikron dihidrolisis oleh LPL
kini siap untuk berikatan dengan reseptornya. Apo E ini berfungsi sebagai ligand
yang dapat berikatan dengan reseptor apo E (reseptor renant) dan reseptor apo
B-100, E(reseptor LDL) hati. Denga terikatnya pada reseptornya partikel sisa
kilomikron menempel dan diambil secara in tato oleh hati. (4) didalam organ
ini, kolesterol ester dan sisa triasilgleserol yang dibawa masuk bersama
partikel sisa kilomikron kemudian dihidrolisis masing-masing menjadi asam lemak
dan gliserol.
Jadi,
dalam garis besarnya lipid-lipid dari usus diangkut oleh kilomikron,
triasilgliserolnya diturunkan sebagai asam lemak dijaringan ekstra hepatik,
sedangkan kolesterolnya diturunkan dihati bersama dengan sisa lipid yang
diangkut oleh partikel sisa kilomikron.
2.
Pengangkutan Lipid Endogen
Hati
adalah organ utama pembentuk lipid endogen. Sejumlah besar triasilgliserol,
kolesterol ester, fosfolipid, kolesterol, apo B 100, apo C dan apo E yang
terdapat di dalam hati dirakit membentuk VLDLnasen dan dikeluarkan ke sistem
peredaran darah. (1) Interaksi dengan HDL mengakibatkan perpindahan sebagian
apo C dan apo E penyusun kulit HDL ke kulit VLDLnasen, menambah apo C dan apo E
menjadi VLDL yang matang. (2) Setibanya di kapiler jaringan, triasilgliserol di
dalam inti VLDL di hidrolisis oleh lipoprotein lipase dengan bantuan kofaktor
apo C-2, menghasilkan asam lemak dan gliserol. Asam lemak berdifusi memasuki
jaringan, sendangkan gliserol dan sebagian kecil asam lemak terus beredar
bersama darah.seperti pada pengangkutan lipid eksogen, hidrolisis mengakibatkan
inti VLDL menyusutndan sebagian kulitnya, lengkap dengan apo C nya, terlepas
untung di tampung oleh HDL. Dengan peristiwa-peristiwa tersebut VLDL berubah
menjadi ”sisa VLDL” yang dikenal sebagai intermediate density lipoprotein (IDL)
(3). Sebagian besar IDL mengalami hidrolisis lebih lanjut sehingga
triasigliserolnya semakin berkurang dan intinya semakin menyusut, dan
berubahlah lipoprotein ini menjadi LDL (4). Melalui apo B-100 sebagian ligan,
LDL berikatan dengan reseptor apo B100, E ( reseptor LDL ) di hati (70 % ) dan
di jaringan ekstrahepatik (30 %) untuk diambil oleh jaringan-jaringan tersebut
(5).sebagian IDL lepas dan beredar tanpa berubah menjadi LDL, dan di ambil hati
melalui pengikatan oleh reseptor apo B-100, E (6).
Dari
uraian di atas jelaslah bahwa lipid-lipid hati yang sebagian besar merupakan
lipid endogen hasil sistesis didalam hati sendiri, diangkut oleh VLDL.
Triasilgliserolnya diturunkan sebagai asam lemak di jaringan ekstrahepatik, sedangkan
sebagian kolesterolnya diambil di hati dan jaringan ekstrahepatik bersam LDL.
Jelas pula bahwa yang membawa kolesterol ke jaringan ektrahepatik adalah LDL,
yang berasal dari VLDL.
Reseptor
apo B- 100, E atau lebih di kenal sebagai reseptor LDL didapati di hampir semua
jaringan tubuh. Bagi jaringan ekstrahepatik reseptor ini penting untuk
mengambil LDL beserta kolesterol yang diperlukannya, sendangkan bagi hati
reseptornya yang sama penting untuk mengambil kolesterol yang masuk bersama LDL
guna diekskresikan melalui saluran empedu.
Pengambilan
LDL oleh reseptor LDL sendiri berlangsung melalui suatu mekanisme khusus yang
melibatkan endositosis dan hidrolisis oleh enzim-enzim lisosom. Mula-mula LDL
terikat pada reseptor LDL yang terdapat pada membran sel melalui apo B-100
sebagai ligannya. Dinding sel setempat kemudian mengalami invaginasi, lengkap
dengan LDL dan reseptornya.terbentuklah kantong endosom kemudian berfusi dengan
lisosom, suatu organel yang berisi bermacam-macam enzim hidrolitik. Oleh enzim-enzim
tersebut, senyawa-senyawa penyusun LDL diuraikan menjadi kolesterol dan asam
lemak. Kolesterol kemudian digunakan oleh sel sebagai bahan pembentuk membran.
Pada kelenjar-kelenjar endokrin tertentu, kolesterol selain membentuk membran
juga digunakan sebagai zat bakal pembentuk hormon-hormon steroid, sendangkan di
hati sebagian kolesterol aslinya atau setelah diubah lebih dulu menjadi asam
empedu. Kelebihan kolesterol setelah dipakai untuk berbagai keperluan tersebut,
sebagian di timbun di dalam sel setelah dibentuk kembali menjadi kolesterol
ester.
Kolesterol
yang di peroleh dari LDL juga memilki kemampuan menghambat enzim HMG-KoA
reduktase yang berperan dalam sistesis kolesterol di dalam sel sendiri,
sehingga mengurangi sistesis kolesterol intrasel. Dengan demikian, pengambilan
kolesterol melalui reseptor LDL tak akan mengakibatkan penumpukan kolesterol
secara berlebihan di dalam sel. Pada beberapa keadaan, oleh sebab-sebab
tertentu kadar LDL plasma meningkat. Kenaikan kadar LDL plasma ini memudahkan terjadinya
proses modofikasi pada senyawa-senyawa penyusun LDL, antara lain berupa
oksidasi dan metilasi. LDL yang termodifikasi tersebut tak dikenali lagi oleh
reseptor LDL tetapi akan berikatan dengan reseptor lain yang terdapat pada
permukaan membran sel makrofag dan selanjutnya LDL termodifikasi akan memasuki
makrofag. Namun, berbeda dengan LDL yang masuk melalui reseptor LDL, LDL
termodifikasi yang masuk kedalam makrofag melalui reseptor khusus ini tak mampu
menghambat sintesis kolesterol di dalam makrofag. Maka, kolesterol yang masuk
kedalam makrofag dari LDL termodifikasi, ditambah dengan kolesterol intrasel
yang tetap disintesis makrofag sendiri akhirnya akan menumpuk dan menyebabkan
makrofag dalam dinding pembuluh darah mengelembung membentuk”sel busa”yang
merupakan cikal bakal terjadinya aterosklerosis.
3.
Keadaan Patologis Akibat Gangguan Metabolisme Lipid
Pengetahuan
tentang mekanisme pengangkutan lipid antar jaringan tidak hanya memberikan kita
pengertian tentang bagaimana lipid dipindahkan dari jaringan satu ke jaringan
yang lain, tetapi juga membantu mengungkapkan alur patosiologib terjadinya
beberapa keadaan patologis. Mekanisme pengangkutan lipid, dengan semua komponen
yang terlibat di dalamnya, dapat terganggu karena sebab-sebab tertentu.
Misalnya pada penderita hiperlipoproteinemia tipe I aktifitas enzim
lipoprotein lipase amat rendah. Akibatnya kilomikron tak termetabolisme dan
menumpuk di dalam sirkulasi. Kilomikron daam kadar tinggi tersebut bila
mencapai kelenjar pankreas dapat menimbulkan pankreatitis dengan gejala
serangan nyeri perut hebat setelah mengkonsumsi makanan berlemak. Contoh lain :
penurunan kualitas maupun kuantitas reseptor LDL di hati dan di
jaringan-jaringan tubuh lain, baik akibat penyakit genetik seperti yang terdapat
pada hiperkolesterolemia familial maupun akibat pola diet tertentu menyebabkan
LDL tak terambil sehingga terus menerus beredar dan meningkat kadarnya di dalam
sirkulasi. Seperti telah diutarakan sebelumnya sebagian LDL berlebih ini akan
termodofikasi, diambil makrofag dan memicu timbunan kolesterol di jaringan,
terutama pada dinding pembuluh darah sehingga dapat menimbulkan aterosklerosis.
Kadar HDL yang rendah, baik yang geneetis atau kolesterol. Kolesterol jaringan
yang tak terangkut ini akan menumpuk di jaringan dan dapat berakibat pada
terjadinya aterosklerosis.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A.Simpulan
Metabolisme
adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang
terjadi di tingkat selular. Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan
reaksi kimia organik,
?
Katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk
mendapatkan energi.
?
Anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul
tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh.
Jadi
dapat kami simpulkan bahwa pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi
melibatkan sejumlah substrat yang bereaksi dengan dikatalisis enzim pada
jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat, yang merupakan
substrat pada jenjang reaksi berikutnya.Selain itu , peranan utama karbohidrat
di dalam tubuh adalah menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh, yang kemudian
diubah menjadi energi. Glukosa memegang peranan sentral dalam metabolisme
karbohidrat. Jaringan tertentu hanya memperoleh energi dari karbohidrat seperti
sel darah merah serta sebagian besar otak dan sistem saraf.Sedangkan protein
merupakan suatu bahan yang penting dalam tubuh karena fungsinya yang beragam,
terutama sebagai struktural tubuh, katalitik, dan sinyal dalam tubuh dan Lipid
adalah molekul-molekul biologis yang tidak larut di dalam air tetapi larut di
dalam pelarut-pelarut organik.
DAFTAR
PUSTAKA
Brunner
& Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. EGC:
Jakarta
Ganong,
William.F. 2008. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. EGC: Jakarta
Sudoyo,Aru
dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3,Edisi 4. FKUI: Jakarta
Harper,
Rodwell, Mayes, 1977, Review of Physiological Chemistry
Colby,
1992, Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa: Adji Dharma, Jakarta, EGC
Wirahadikusumah,
1985, Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid, Bandung, ITB
Harjasasmita,
1996, Ikhtisar Biokimia dasar B, Jakarta, FKUI
Toha,
2001, Biokimia, Metabolisme Biomolekul, Bandung, Alfabeta
Poedjiadi,
Supriyanti, 2007, Dasr-dasar Biokimia, Bandung, UI Press
0 comments:
Post a Comment