BAB
I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Saat ini perkembangan
pembangunan kearah industrialisasi dan persaingan pasar yang semakin kuat,
sangat diperlukan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Searah dengan hal
tersebut, kebijakan pembangunan di bidang kesehatan ditujukan untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat, termasuk didalamnya masyarakat
tenaga kerja.“Tenaga kerja memiliki peranan dan kedudukan yang sangat penting
sebagai pelaku pembangunan,sehingga tenaga kerja dituntut memiliki produktivitas
yang tinggi”.(Anies, 2005: 23).
|
Produktivitas kerjasalah satunya dapat dipengaruhi oleh
gizi. Apabila
pekerja dapat dipenuhi kebutuhan gizinya
dan berbadan sehat, maka akan lebih kuat bekerja dan mempunyai semangat yang tinggi maka
akan dapat meningkatkan produktivitas kerjanya. (Sedarmayanti, 2011: 232). Produktivitas kerja setiap orang tidak sama, salah
satunya tergantung dari tersedianya zat gizi di dalam tubuh. Kekurangan
konsumsi zat gizi bagi seseorang dari standar minimum umumnya akan berpengaruh
terhadap kondisi kesehatan, aktivitas, dan produktivitas kerja, terutama apabila
pekerja mengalami anemia gizi besi. Karena fungsi hemoglobin (Hb) mempengaruhi
oksigen otot dan fungsi sel tubuh pada umumnya, pengurangan kadar tersebut
sangat mempengaruhi ketahanan fisik dan produktivitas kerja.(Anies, 2005: 23).
Produktivitas
kerja pada wanita juga dapat dipengaruhi oleh status anemia. Berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, didapatkan bahwa proporsi anemia
berdasarkan jenis kelamin pada perempuan (23,9%) lebih tinggi dibandingkan pada
laki-laki (18,4%).Pekerja wanita merupakan salah satu kelompok yang rentan
terhadap anemia gizi. Hal itu disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam makanan
dan pekerjaan yang berat, serta secara alamiah wanita setiap bulan mengalami
menstruasi. Salah satu tanda seseorang mengalami anemia dapat dilihat dari
pemeriksaan kadar hemoglobin yang menunjukkan angka kurang dari normal.Penelitian
yang dibuat oleh Widiastuti (2011) berjudul faktor determinan produktivitas
kerja pada pekerja wanita didapatkan hasil adanya hubungan antara asupan energi,
persentase lemak tubuh dan kadar hemoglobin dengan produktivitas kerja.
Variabel yang paling berhubungan dengan produktivitas adalah kadar hemoglobin
pekerja.Penelitian tentang gizi kerja hubungannya dengan kelelahan dilakukan
oleh Dyahumi dan Ulfah (2012) pada salah satu perusahaan penghasil bulu mata
palsu di Purbalingga didapatkan hasil sebanyak 50% pekerja mengalami defisit
konsumsi energi. Setelah diuji dengan menggunakan analisis regresi logistik dapat
disimpulkan bahwa pekerja yang mempunyai tingkat konsumsi energi defisit akan
mempunyai probabilitas 75,57 % (apabila variabel yang dimasukkan hanya energi
dan protein) atau 77,8 % (apabila variabel yang dimasukkan energi, protein dan
anemia) untuk terjadinya kelelahan.Hasil penelitian Romadhani (2009),
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara status anemia dengan
produktivitas tenaga kerja wanita di
bagian Spinning PT. Southern Cross Textile Industry Jakarta tahun 2009.
PT. Pan Pacipic
Nesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Garment, dimana produk
utamanya adalah celana dan anyaman kain. (http://www.panpacific.co.kr/).Berdasarkan studi pendahuluan, bahwa PT. Pan Pacipic Nesia mempunyai tenaga kerja wanita yang
cukup banyak, terutama di bagian produksi mayoritas pekerja wanita (70%) dari
seluruh tenaga kerja. Keadaan anemia di perusahaan ini belum pernah diadakan
penelitian sebelumnya.
Berdasarkan data
produktivitas PT Pan Pacific Nesia tahun 2013, pencapaian produksi pada tahun
2013 yaitu sebesar 5,760,000 pacs, sedangkan target produksinya adalah
6,000,000 pacs. Jadi, masih terdapat kesenjangan antara target dan pencapaian
produksi di PT. Pan Pacific Nesia. (Profil PT. Pan Pacific Nesia tahun 2013).
Berdasarkanlatar belakang diataspenulistertarikuntukmelakukan penelitian dengan judul“HubunganAntaraAnemia Gizi Besi dengan Produktivitas Kerja pada Pekerja
Produksi Garment di PT. Pan Pacific Nesia Kabupaten Subangtahun
2014”
B. RumusanMasalah
Rumusan masalah
dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang diatas adalah sebagai berikut;
“Adakah Hubungan
Antara Anemia Gizi Besi
dengan Produktivitas Kerja pada Pekerja Produksi Garment di PT. Pan Pacific
Nesia Kabupaten Subang tahun 2014”?
C. Tujuan
Penelitian
1.
TujuanUmum
Mengetahuihubunganantaraanemia gizi besi dengan produktivitas kerja pada pekerja produksi
garment di PT. Pan Pacific Nesia Kabupaten Subangtahun 2014.
2.
TujuanKhusus
a.
Mengetahuigambarananemia gizi besipekerjaproduksi garment di PT. Pan
Pacific Nesia Kabupaten Subangtahun 2014.
b.
Mengetahuigambaranproduktivitas pekerjaproduksi garment di PT. Pan Pacific
Nesia Kabupaten Subangtahun 2014.
c.
Mengetahuihubunganantaraanemia gizi besi dengan produktivitas kerja pada pekerja produksi
garment di PT. Pan Pacific Nesia Kabupaten Subangtahun 2014.
D. RuangLingkup
1. Masalah
Masalah
dalam penelitian ini adalah tentanghubunganantaraanemia gizi besi dengan produktivitas kerja pada pekerja produksi
garment di PT. Pan Pacific Nesia Kabupaten Subangtahun 2014.
2.
MetodePenelitian
Metodepenelitian yang digunakanadalahpenelitian analitikdengandesain penelitian cross-sectional.
3.
Populasi
Dan Sampel
Populasidalampenelitianiniadalahseluruh pekerja produksi garment di PT. Pan Pacific Nesia
Kabupaten Subang berjumlah 1721 orang.
Sampelpenelitianberjumlah325 respondendengantehniksimple
random sampling.
4. TempatdanWaktuPenelitian
Penelitianinidilaksanakandi PT. Pan Pacific Nesia Kabupaten SubangpadabulanApriltahun 2014.
E. Manfaat
Penelitian
1. BagiPT. Pan Pacific Nesia
Hasilpenelitianinidiharapkandapatmemberikanmanfaatkepada pihak manajemen PT. Pan Pacific Nesia dalam upaya meningkatkan
produktivitas pekerjanya.
2. BagiDinasKesehatanKabupatenSubang
Informasi yang
diperolehdaripenelitianinidapatdimanfaatkanolehpihakDinasKesehatanKabupatenSubangdalam menangani masalah gizi khususnya di sektor
industri dalam program kesehatan kerja.
3. BagiDinasKetenagakerjaanKabupatenSubang
HasilpenelitianinidiharapkandapatmemberikanmanfaatkepadaDinasKetenagakerjaanKabupatenSubang dalam merencanakan strategi untuk peningkatan
produktivitas pada pekerja.
4. BagiIntitusiPendidikan
Hasilpenelitianinidiharapkandapatmenjadibahanbacaandanreferensibagipenelitiselanjutnya.
========================================================================
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Anemia Gizi Besi
1. Definisi Anemia Gizi Besi
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen)
dalam sel darah merah berada dibawah normal.Sel darah merah mengandung oksigen,
yang mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian
tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah,
sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang
diperlukan tubuh. (Kusumawardani, 2010: 25).
Anemia karena kekurangan zat besi adalah suatu keadaan
dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin
(protein pengangkut oksigen) dalam sel darah berada di bawah normal, yang disebabkan
karena kekurangan zat besi. (Kartasapoetra & Marsetyo, 2010: 93).
2. Penyebab Anemia
Anemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain:
(Kusumawardani, 2010: 33)
a. Perdarahan hebat
1)
Akut
(mendadak) seperti: kecelakaan, pembedahan, persalinan dan pecahnya pembuluh
darah.
|
2) Kronis (menahun) seperti: perdarahan hidung, wasir, ulkus peptikum, kanker atau polip di
saluran pernafasan dan tumor ginjal atau kandung kemih.
b. Meningkatnya penghancuran sel darah merah seperti:
pembesaran limpa, kerusakan mekanik pada sel darah merah, reaksi autoimun terhadap sel darah merah, hemoglobinurianoktural paroksismal,
sferositosis herediter, eliptositosis herediter, kekurangan G6PD, penyakit
sel sabit, penyakit hemoglobin C,
penyakit hemoglobin S-C, penyakit hemoglobin E dan thalasemia
c. Berkurangnya pembentukan sel darah merah seperti:
kekurangan vitamin B12, kekurangan asam folat, kekurangan vitamin C, penyakit
kronik dan kekurangan zat besi.
3. Fungsi ZatBesi(Fe)
Fungsi zat besi (Fe) bagi tubuh manusia sangatlah
penting, antara lain: (Kartasapoetra&Marsetyo, 2010: 7)
a.
Sebagaikomponendalamfermensitokrom yang
pentingdalampernafasan
b.
Sebagaikomponendalamhemoglobin yang pentingdalammengikatoksigendalamseldarahmerah.
4. Gejala Anemia Gizi Besi
Gejala anemia antara lain: kelelahan, kelemahan, sesak
nafas,kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat,
bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung. (Kusumawardani, 2010: 27).
5. Stadium Anemia Zat Besi
Anemia karena kekurangan zat besi biasanya terjadi secara
bertahap, melalui beberapa stadium yaitu sebagai berikut:(Kusumawardani, 2010:
32)
a. Stadium 1
Kehilangan zat besi melebihi asupannya, sehingga
menghabiskan cadangan dalam tubuh, terutama di sumsum tulang.Kadar ferritin
(protein yang mengandung zat besi) dalam darah berkurang secara progesif.
b. Stadium 2
Cadangan besi yang telah berkurang tidak dapat memenuhi
kebutuhan untuk pembentukan sel darah merah, sehingga sel darah merah yang
dihasilkan jumlahnya lebih sedikit.
c. Stadium 3
Mulai terjadi anemia. Pada awal stadium ini, sel darah
merah tampak normal, tetapi jumlahnya lebih sedikit. Kadar hemoglobin dan hematokrit
menurun.
d. Stadium 4
Sumsum tulang berusaha untuk menggantikan kekurangan zat
besi dengan mempercepat pembelahan sel dan menghasilkan sel darah merah dengan
ukuran yang sangat kecil (mikrosistik),
yang khas untuk anemia karena kekurangan zat besi.
e. Stadium 5
Dengan semakin memburuknya kekurangan zat besi dan
anemia, maka akan timbul gejala-gejala karena kekurangan zat besi dan
gejala-gejala karena anemia semakin buruk.
6.
Klasifikasi
anemia
Menurut Corela, hemoglobin normal pada pria yaitu
14,0-17,5 gram/100 ml sedangkan pada
wanita adalah 12,0-16,0 gram/100 ml (Corela, 2007: 409).
1.
PengertianProduktivitas
Menurut ILO (1979), produktivitas diartikan sebagai hubungan
antara hasil dengan masukan yang sebenarnya. Greenberg mengartikan
produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu
tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut. (Sedarmayanti, 2011: 198).
Whitmore,
(1979) mengutarakan :Productivity is a
measure of the use of the resources of an organization and is usually expressed
as a rasio of the output obtained by the use resources to the amont of
resources employed. Whitmore memandang produktivitas sebagai ukuran atas
penggunaan sumber daya dalam suatu organisasi yang biasanya dinyatakan sebagai
suatu rasio dari keluaran (output)
yang dicapai dengan sumberdaya yang digunakan (input).
(Sedarmayanti, 2011: 198).
Muchdarsyah(1987), mengutarakan bahwa produktivitas diartikan sebagai
hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang) atau jasa dengan masukan yang
sebenarnya. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output-input.
Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam
kesatuan fisik dan nilai.
(Sedarmayanti, 2011: 198).
Arouf(1986), berpendapat bahwa produktivitas adalah rasio antara
efektivitas menghasilkan keluaran dan efisiensi penggunaan sumber masukan.
Produktivitas memiliki dua dimensi, yakni efektivitas dan efisiensi penggunaan
sumber masukan. Dimensi efektivitas pertama berkaitan dengan pencapaian kerja
yang maksimal, artinya pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas,
kuantitas dan waktu. Dimensi efisiensi merujuk kepada upaya membandingkan
masukan dengan realisasi penggunaanya atau bagaimana pekerjaan dilaksanakan.
Pengukuran efisiensi dilakukan berdasarkan
rasio, seperti rasio maslahat/biaya, biaya/keluaran, dan biaya/waktu. (Sedarmayanti, 2011: 199).
2.
Pengukuran Produktivitas
a. Definisi Pengukuran Produktivitas
Pengukuran produktivitas dapat dihitung dengan membagi
pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam kerja orang.(Sedarmayanti, 2011: 208).
b.
Manfaat Mengukur Produktivitas
Pada
tingkat sektoral dan nasional, produktivitas dapat membantu evaluasi penampilan,
perencanaan, kebijakan pendapatan, upah dan harga melalui identifikasi faktor
yang memperngaruhi distribusi pendapatan, membandingkan sektor ekonomi yang
berbeda untuk menentukan prioritas kebijakan bantuan, mementukantingkat pertumbuhan
suatu sektor atau ekonomi
dan untuk mengetahui pengaruh perdagangan internasional
terhadap perkembangan ekonomi
Pada
tingkat perusahaan/organisasi pengukuran produktivitas terutama digunakan
sebagai sarana manajemen untuk menganalisis dan mendorong efisiensi produksi.(Sedarmayanti, 2011: 208).
c.
Metode Pokok Pengukuran Produktivitas
Pengukuran
produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam: (Sedarmayanti, 2011: 209)
1)
Perbandingan antara pelaksanaan sekarang
dengan pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan
sekarang ini memuaskan, namun hanya mengetengahkan apakah meningkat atau
berkurang serta tingkatannya.
2)
Perbandingan pelaksanaan antara satu
unit (tugas perorangan, seksi
dan proses)
dengan lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukkan pencapaian relatif.
3)
Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan
target, dan ini yang terbaik untuk memusatkan perhatian pada sasaran/ tujuan.
3.
Peningkatan Produktivitas Kerja
Peningkatan
produktivitas terutama berkaitan dengan tiga jenis sumberyaitu: (Sedarmayanti, 2011: 211)
a.
Perlengkapan, material, dan
tenaga/energi
Perbandingan
dari hasil perjam kerja manusia melalui waktu dipengaruhi oleh volume, variasi, hasil tahunan modal tetap, kualitas, unsur peralatan dan tingkat
keseragamannya.
b.
Angkatan kerja
Salah
satu area potensial tertinggi dalam peningkatan produktivitas adalah mengurangi
jam kerja yang tidak efektif. Lamanya pegawai bekerja, dan proporsi penempatan
waktu produktif, tergantung cara pengaturan, latihan dan motivasinya.
4.
Syarat-Syarat
Pekerjayang Produktif
Menurut Gilmore (1974) dan Erich Fromm (1975), individu yang produktif yaitu sebagai berikut:tindakan konstruktif (membangun), percaya pada diri
sendiri, bertanggung
jawab, memiliki
rasa cinta terhadap pekerjaan, mempunyai
pandangan ke depan, mampu
mengatasi persoalan dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
berubah-ubah, mempunyai
kontribusi positif terhadap lingkungannya (kreatif, imaginatif, dan inovatif) dan memiliki kekuatan untuk mewujudkan
potensinya (Sedarmayanti, 2011:
237).
5.
Faktor-Faktoryang Mempengaruhi Produktivitas
Kerja
Menurut Soedirman (1986) dan Tarwaka (1991), faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya
produktivitas kerja yaitu sebagai
berikut: (Sedarmayanti, 2011: 235)
a. Sikap
mental, berupa:
1)
Motivasi
Motivasi
merupakan kekuatan/motor pendorong kegiatan seseorang kearah tujuan dan
melibatkan berbagai kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya.
2)
Kedisiplinan
Disiplinadalah
sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku perorangan,
kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan dan
ketentuan yang ditetapkan, baik oleh pemerintah/etik, norma dan kaidah yang
berlaku dalam masyarakat untuk tujuan tertentu. Disiplin mempunyai peran
sentral dalammembentuk pola kerja dan etos kerja produktif.
3)
Etos Kerja
Etos
kerja merupakan pandangan untuk menilai sejauh mana kita melakukan suatu
pekerjaan dan terus berupaya untuk mencapai hasil yang terbaik dalam setiap
pekerjaan yang kita lakukan. Usaha untuk mengembangkan etos kerja yang
produktif pada dasarnya mengarah pada peningkatan produktivitas yang bukan saja
produktivitas masyarakat secara keseluruhan.
b.
Pendidikan
Pada
umumnya orang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan mempunyai wawasan
yang lebih luas terutama penghayatan arti pentingnya produktivitas. Pendidikan
berarti pendidikan formal maupun non formal. Tingginya kesadaran akan
pentingnya produktivitas adapat mendorong pegawai melakukan tindakan yang
produktif.
c.
Keterampilan
Seseorang
dinyatakan terampil dan produktif apabila yang bersangkutan dalam satuan waktu
tertentu
dapat menyelesaikan sejumlah hasil tertentu. Dengan demikian menjadi faktor
penentu suatu keberhasilan dan produktivitas, karena dari waktu itulah dapat dimunculkan kecepatan dan percepatan
yang akan sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilandan produktivitas.
d.
Manajemen kepemimpinan
Pengertian
manajemen berkaitan dengan sistem
yang diterapkan
pimpinan untuk mengelola atau memimpin dan mengendalikan staf/bawahannya.
Apabila manajemennya tepat maka akan menimbulkan semangat yan lebih tinggi
sehingga dapat mendorong pegawai melakukan tindakan yang produktif.
e.
Hubungan Industri Pancasila (H.I.P)
Penerapan
hubungan industrial pancasila (H.I.P) akan menciptakan ketenangan kerja, motivasi kerja, hubungan kerja yang serasi dan dinamis, serta menumbuhkan partisipasi aktif yang berdampak pada peningkatan
produktivitas.
f.
Tingkat penghasilan
Apabila
tingkat penghasilan memadai maka menimbulkan konsentrasi kerja dan kemampuan yang dimiliki
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas.
g.
Jaminan sosial
Apabila
jaminan sosial pegawai mencukupi maka akan dapat menimbulkan semangatkerja,
sehingga mendorong pemanfaatan kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan
produktivitas kerja.
h.
Lingkungan dan iklim kerja
Lingkungan
dan iklim kerja yang baik akan mendorong pegawai agar senang bekerja dan
meningkatkan rasa tanggung jawab melakukan pekerjaan dengan lebih baik menuju kearah peningkatan produktivitas.
i.
Sarana produksi
Mutu
sarana produksi berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas. Apabila sarana
produksi yang digunakan tidak baik, kadang-kadang dapat menimbulkan pemborosan
bahan yang dipakai.
j.
Teknologi
Apabila
teknologi yang dipakai tepat dan lebih maju maka akan mewujudkan: tepat waktu dalam penyelesaian proses
produksi, jumlah
produksi yang dihasilkan lebih banyak dan bermutusertamemperkecil terjadinya pemborosan
bahan sisa. Dengan
demikian, maka penerapan teknologi dapat mendukung peningkatan produktivitas.
k.
Kesempatan berprestasi
Pegawai
yang bekerja tentu mengharapkan peningkatan karir/pengembangan potensi pribadi yang
nantinya akan bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi organisasi. Apabila
terbuka kesempatan untuk berprestasi, maka akan menimbulkan dorongan psikologis
untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfatan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas
kerja.
l.
Anemia
Gizi Besi
Kadar
Hb ini dapat digunakan untuk menentukan status gizi seseorang dan juga
digunakan sebagai parameter untuk menunjukkan keadaan anemia zat besi. Wanita
mempunyai risiko tinggi untuk menderita anemia zat besi, karena terjadi
peningkatan kebutuhan terhadap zat besi akibat adanya menstruasi. Anemia zat
besi akan menyebabkan rendahnya tingkat produktivitas kerja dan menurunnya
kekebalan terhadap infeksi. Semakin tinggi kadar hemoglobin semakin baik pula produktivitas
kerja seseorang.
Apabila
pegawai dapat dipenuhi kebutuhan gizinya dan berbadan sehat, maka akan lebih
kuat bekerja, apabila bila mempunyai semangat yang tinggi maka akan dapat
meningkatkan produktivitas kerjanya.Produktivitas
kerja setiap orang tergantung dari tersedianya zat gizi di dalam tubuh.
Kekurangan konsumsi zat gizi bagi seseorang dari standar minimum umumnya akan
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan, aktivitas, dan produktivitas kerja.Terutama
apabila pekerja mengalami anemia gizi besi. Karena fungsi hemoglobin
mempengaruhi oksigen otot dan fungsi sel tubuh pada umumnya, pengurangan kadar
tersebut sangat mempengaruhi ketahanan fisik dan produktivitas kerja. (Anies,
2005: 23).
Anemia gizi besi berpengaruh luas terhadap kualitas
sumberdaya manusia, yaitu terhadap kemampuan belajar dan produktivitas kerja.
Menurunnya produktivitas kerja pada kekurangan
besi disebabkan oleh dua hal,
yaitu (1) berkurangnya enzim-enzim
yang mengandung besi
dan besi sebagai
kofaktor enzim-enzim yang
terlibat dalam metabolisme
energi, dan (2) menurunnya
hemoglobin darah. Akibatnya,
metabolisme di dalam otot terganggu dan terjadi penumpukan asam laktat yang
menyebabkan rasa lelah (Almatsier 2002).
Almatsier (2002) menyatakan bahwa dampak defisiensi besi sangat luas, diantaranya adalah menurunnya produktivitas
kerja dan prestasi belajar. (Almatsier 2002).
Bila seseorang wanita dalam status anemia maka akan
mengalami gejala pucat, mudah lelah, takikardia dan sesak napas. Ditambah lagi
dengan tetap harus melakukan beban kerja yang cukup berat, mengakibatkan tenaga
kerja wanita tidak dapat bekerja dengan optimal, tidak hanya berkonsentrasi
pada pekerjanya, jatuh sakit, sehingga sering absen atau tidak masuk kerja yang
berakibat rendahnya produktivtas mereka. Anemia gizi akan menyebabkan
rendahnyakemampuan fisik tenaga kerja wanita, diman dengan rewndahnya kemampuan
fisik akan berdampak pada produktivitas tenaga kerja dan akan berpengaruh pada
hasil dan mutu produksi yang dihasilkan oleh perusahaan. (lusia, 2001:54)
Menurut Widayani (2004) defisiensi besi dapat berakibat
menurunkan produktivitas dan kapasitas fisik saat bekerja danmenurunkan
imunitas seluler dan meningkatkan kesakitan, sedangkan Baliwati et al. (2004)
yang diacu dalam Wardani (2008) mengemukakan bahwa produktivitas pekerja yang
kekurangan zat besi menurun 10-30% daripada pekerja yangsehat. Kekurangan zat
besi akan menurunkan ketahanan tubuh terhadappenyakit infeksi. (Wirakusumah
1999 dalam Wardani 2008).
====================================================================
BAB
III
KERANGKA
KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS
A.
Kerangka
Konsep
Konsep adalah abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi
dari hal-hal yang khusus. Kerangka konsep adalah formulasi atau simplikasi dari
kerangka teori atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut.
(Notoatmojo, 2010: 100).Kerangka
konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
|
|
|
Variabel Penggangu
|
||||
|
||||
B. Definisi Operasional
Definisi
operasional adalah uraian batasan
variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang
bersangkutan. (Notoatmojo, 2010: 1012).Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel
3.1
Definisi Operasional
Variabel
|
Definisi
Operasional
|
Alat
Ukur
|
Cara Ukur
|
Hasil
Ukur
|
Skala
Ukur
|
Bebas
|
|||||
Anemia
Gizi Besi
|
Keadaan dimana Hb darah responden <12,1 gr/dl
|
Easy TouchHb
|
Pemeriksaan kadar Hb
|
1.Anemia, jika Hb <12,1 gr/dl
2.Normal, jika Hb ≥ 12,1 gr/dl
|
Nominal
|
Terikat
|
|||||
Produktivitas Kerja
|
Perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan target yang diberikan kepada pekerja bagian produksi
PT. Pan Pacific Nesia
|
Angket
|
Melihat jawaban respondendan
membandingkannya dengan target dari masing-masing pekerja
|
1.Produktif, jika pencapaian
produksi per pekerja bulan lalu ≥ target
2. Tidak produktif, jika pencapaian
produksi per pekerja bulan lalu< target
|
Nominal
|
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis
adalahjawaban sementara penelitian,
patokan duga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam
penelitian tersebut (Notoatmojo, 2010: 105).Hipótesisdalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Ho:
Tidak ada hubungan antara anemia gizi besi dengan produktivitas kerja pada pekerja
produksi garment di PT. Pan Pacific Nesia Kabupaten Subang
tahun 2014”.
2.
Ha:
Ada hubungan
antara anemia gizi besi
dengan produktivitas kerja pada pekerja produksi garment di PT. Pan Pacific
Nesia Kabupaten Subang tahun 2014”.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yaitu wadah untuk menjawab pertanyaan
peelitian untuk menguji kesahihan hipotesis.(Arief, 2008: 47). Penelitian
ini dilaksanakan dengan rancangan study
analitikyaitustudy dimana peneliti
mencoba untuk mencari hubungan antar variabel faktor resiko dan efek yang
analisisnya untuk menentukan ada tidaknya hubungan antar variabel itu sehingga
perlu disusun hipotesisnya(Arief,2008:136). Adapun desainyang digunakanadalah desaincross-sectional atau potong silang yaitu variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang
terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan (dalam
waktu yang bersamaan). (Notoatmojo, 2010: 26).
B.
Populasi
dan Sampel
1.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.
(Notoatmojo, 2010: 115). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh
pekerja Wanita PT. Pan Pacific Nesia di bagian produksi berjumlah
1721 orang.
2.
Sampel
Sampel
adalah objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi. (Notoatmojo, 2010: 115). Besar sampel dalam penelitian iniadalah sebagai berikut:
n
n
= Banyaknya sampel
N=
Banyaknya Populasi
e
= Persentase kesalahan yang diinginkan atau ditolerir (sampling eror)
(Sunyoto,
2012: 24)
Jadi
besar sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 325 responden dengan teknik simple
randomsampling
yaitu
pemilihan sampel secara acak dengan menggunakan tabel random. (Chandra,
2010: 42).
C.
Tempat
dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Pan Pacipic Nesia pada bulan April 2014.
D.
Etika
Penelitian
1.
Respect for human dignity (menghormati harkat dan martabat manusia)yaitumempertimbangkan hak-hak responden untuk mendapatkan
informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian tersebut dengan mempersiapkan
formulir persetujuan subjek (inform
concent).
2.
Respect for privacy and confidentiality (menghormati privasi dan kerahasiaan responden)yaitu peneliti
tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan kerahasiaan identitas
responden.
3.
Respect for justice an inclusivenees (keadilan dan keterbukaan)yaitu menjaga prinsip
keterbukaan dan adil oleh peneliti dengan kejujuran, keterbukaan dan
kehati-hatian.
4.
Balancing harms and benefits (memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan)yaitu
penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal mungkin bagi masyarakat pada
umumnya dan reponden pada khususnya. (Notoatmojo, 2010: 203).
Maka dalam
penelitian ini akan dilakukan berkaitan dengan etika penelitian di atas
dengan menggunakan inform concentdan wawacaranya
bersifat rahasia dan tidak bersifat ekspos atau dipublikasikan.
E.
Pengumpulan
Data
1.
Instrumen Penelitian
Instrument atau alat pengumpul data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu angket dan pemeriksaan dengan menggunakan Hb Sahli Test
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di klinik PT. Pan Pacipic Nesia. Angket
adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah
yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak) dengan
mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir-formulir, diajukan
secara tertulis kepada responden untuk mendapatkan tanggapan, informasi,
jawaban dan sebagainya. (Notoatmojo, 2010: 148). Angket dalam penelitian ini
sebagaimana terlampir.
2.
Prosedur
Pengumpulan Data
a.
Data primer
Data
primer adalah data yang dimunculkan oleh penelitiuntuk menjawab masalah penelitiannya secara khusus. (Sunyoto,
2012: 25).
Data primer ini diperoleh secara langsung dari responden dengan angket dan melalui pemeriksaan memakaiEasy
Touch Hb.
b.
Data sekunder
Data sekunder adalah data yang bersumber dari catatan yang ada pada perusahaan dan dari
sumber lainnya yaitu dengan mengadakan studi kepustakaan atau dapat juga menggunakan
data dari Badan Pusat Statistik (BPS). (Sunyoto,
2012: 26). Data sekunder dalam penelitian ini data produktivitas
kerja tingkat Nasional, tingkat Provinsi dan data produktivitas PT. Pan Pacipic
Nesia .
E.
Pengolahan
Data
Data yang telah dikumpulkan akan diolah
dengan tahap–tahap sebagai berikut:
1. Editing
Editing
adalah kegiatan untuk pengecekan
dan perbaikan isian formulir atau angket. Dalam penelitian ini editing dilakukan setelah proses
pengumpulan data (penyebaran angket dan pemeriksaan Hb) dilakukan.
2. Coding
Coding
adalah
mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka
atau bilangan agar berguna untuk memasukan data ke dalam komputer untuk analisa
lebih lanjut.Contohnya: Jika “Anemia” diberi kode 0 dan “Tidak Anemia” diberi
kode 1. Serta jika “Produktif” diberi kode 1 dan “Tidak produktif” diberi kode
0.
3. Entry
Entry
adalah jawaban-jawaban dan
dari hasil pemeriksaan masing-masing responden yang berbentuk kode (angka)
dimasukan ke dalam program komputer yaitu SPSS Versi 16.0.
4. Cleaning
Cleaning
adalah mengecek kembali data-data
yang telah diselesei dimasukan ke dalam program komputer, dengan tujuan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan
adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian
dilakukan pembetulan atau koreksi. (Notoatmodjo, 2012:
177).
F.
Analisa
Data
Dalam
penelitian ini analisa data untuk menguji hubungan antara anemia gizi besi
dengan produktivitas kerja yaitu menggunakan analisa khi-kuadratdengan
bantuan program SPSS Versi 16.00.,
rumusnya adalah:
X2 f
Keterangan:
Fo
= Frekuencies of Observed(Frekuensi hasil observasi)
Fe = Frekuencies
of Expected(Frekuensi harapan)
(Sunyoto, 2012: 87).
Dengan
taraf
keyakinan yang digunakan adalah 90%
dan tingkat toleransi kesalahannya (sampling eror)
adalah 10%., maka keputusan hasil pengujian adalah sebagai berikut:
1. P
value > α (Hipotesis alternatif/Ha diterima): yang berarti: Ada hubunganantaraanemia gizi besi dengan produktivitas kerja pada pekerja
produksi garment di PT. Pan Pacific Nesia Kabupaten Subangtahun
2014.
2. P
value < α (Hipotesis Nol/Ho
diterima):
yang berarti: Tidak ada hubungan antara anemia gizi besi dengan produktivitas kerja pada pekerja
produksi garment di PT. Pan Pacific Nesia Kabupaten Subang
tahun 2014.
0 comments:
Post a Comment