BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh
manusia mengalami berbagai perubahan dari waktu ke waktu sejak lahir yang
meliputi pertumbuhan dan perkembangan. Perubahan yang cukup mencolok terjadi
ketika anak perempuan dan laki-laki memasuki usia 9-15 tahun. Pada saat itu
mereka tidak hanya tumbuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar, tetapi juga
terjadi perubahan-perubahan di dalam tubuh yang memungkinkan untuk bereproduksi.
Masa inilah yang disebut dengan masa pubertas atau masa remaja. (Proverawati,
2009 : 1)
Masa
remaja atau masa puber, merupakan masa penghubung antara masa anak-anak dengan
masa dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja sangat pesat, baik
fisik maupun psikologi. Perkembangan yang sangat pesat ini berlangsusng pada
usia 11-16 tahun pada laki-laki dan 10-15 tahun pada perempuan. (Proverawati,
2009 : 1).
Anak
perempuan lebih cepat dewasa dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada masa
pubertas mulai ada rasa tertarik terhadap lawan jenisnya. Pesatnya perkembangan
pada masa pubertas dipengaruhi oleh hormon seksual. Organ-organ reproduksi pada
masa puber telah mulai berfungsi. Salah satu ciri masa pubertas adalah mulai
terjadinya menstruasi pada perempuan. (Proverawati, 2009 : 2)
Menstruasi
atau haid adalah salah satu proses alami seorang perempuan yaitu proses
deskuamasi atau meluruhnya dinding rahim bagian dalam (endometrium) yang keluar
melalui vagina (Prawirohardjo,
2010 : 137 )
Peran
utama sistem reproduksi terletak pada ovarium. Bahkan sebelum lahir, ovarium
sudah mengandung ratusan ribu sel telur yang akan dikeluarkan biasanya sekali
dalam satu bulan selama masa subur siap untuk dibuahi sel sperma pria. Sel
telur yang tidak terbuahi menempel pada lapisan rahim selama haid. Proses ini
dikontrol oleh sistem keseimbangan hormonal, yang dimulai sejak awal masa puber
dan berlangsung selama kurang lebih 40 tahun sampai pada akhir fase kesuburan
yaitu saat menopause ( Jarvis, dkk. 2011 : 88)
Menstruasi
adalah siklus kompleks yang diatur oleh hormon-hormon. Proses menstruasi
merupakan peristiwa yang unik, apa yang normal bagi seseorang mungkin dapat
menjadi hal yang abnormal bagi orang lain ( Jarvis, dkk. 2011 : 90). Menstruasi
sebenarnya merupakan gejala biologis yang dialami, progesif, dan positif
sebagai tanda biologis dari kematangan seksual. Sehingga peristiwa itu
seharusnya diterima dengan sikap wajar. Namun bila peristiwa mentruasi
menimbulkan kejutan (shock) yang sangat hebat disertai dengan iritasi
(rangsangan yang mengganggu), biasanya anak gadis merasa sakit, disertai dengan
mual-mual, cepat lelah, dan berbagai emosi depresif (Proverawati, 2009 : 79).
Salah
satu masalah menstruasi adalah dismenorhoe. Dismenorhoe adalah nyeri menstruasi
yang memaksa wanita untuk istirahat atau berakibat pada menurunnya kinerja dan
berkurangnya aktifitas sehari-hari. ( Proverawati, 2009 : 82-83). Menurut
Jarvis (2011), dismenorhoe terbagi atas dismenorhoe primer dan sekunder. Dismenorhoe
primer yaitu terjadi begitu siklus ovulasi mapan (atau dari mulai menstruasi
pertama) dan dismenorhoe sekunder yaitu terjadi pada wanita yang sebelumnya
tidak pernah mengalami nyeri haid.
Masa
menstruasi pertama (menarche) terjadi sekitar umur 12-13 tahun, atau kadang
lebih awal atau kemudian. Irreguler period (periode tidak menentu keluarnya
menstruasi) biasanya untuk pertama atau dua tahun. Bagi sebagian wanita,
adakalanya menstruasi merupakan sesuatu yang kehadirannya membuat rasa cemas
manakala timbul rasa nyeri menstruasi atau dismenorhoe. (Proverawati, 2009 :
82)
Angka
kejadian dismenorhoe didunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan
di setiap negara mengalami dismenorhoe. Sementara di Indonesia angkanya
diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh dismenorhoe. Angka
kejadian (prevalensi) dismenorhoe berkisar 45-95% dikalangan wanita usia
produktif). Angka kejadian dismenorhoe tipe primer di Indonesia adalah sekitar
54,89%, sedangkan sisanya adalah penderita tipe sekunder.
SMPN
1 Sliyeg terletak di wilayah Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu tepatnya di
desa sliyeg, sehingga akses informasi yang didapatkan oleh siswi tentang
dismenohoe hanya melalui organisasi ekstrakulikuler Palang Merah Remaja (PMR).
Dengan keadaan demikian kemungkinan pengetahuan siswi masih rendah. Hal ini di
buktikan dengan hasil studi pendahuluan yang di lakukan oleh peneliti pada
beberapa siswi kelas VII.
Berdasarkan
studi pendahuluan yang penulis lakukan pada 10 responden siswi SMPN 1 Sliyeg yang
telah mengalami menstruasi, didapatkan hasil : dari 10 responden yang mengalami
dismenorhoe sebanyak 6 orang dan 4 orang lainnya tidak mengalami dismenorhoe.
Namun ketika ditanyakan mengenai pengetahuan seputar dismenorhoe, hanya 3
responden yang hampir menjawab secara tepat tentang pengertian dismenorhoe,
akan tetapi tidak dapat menjelaskan tentang jenis, penyebab, faktor resiko dan
penanggulangan dismenorhoe.
Dismenorhoe sering terjadi pada siswi kelas VII,
dimana pada usia tersebut menarche (salah satu faktor resiko dismenorhoe)
umumnya terjadi. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil kunjungan UKS (Unit Kesehatan
Siswa), dari setiap kehadiran dalam tiap mata pelajaran, praktik olahraga, dan
organisasi dengan alasan dismenorhoe.
Seperti hal nya di SMPN 1 Sliyeg, kejadian dismenorhoe
sering kali terjadi hampir setiap bulan. Ini di buktikan dengan laporan petugas
UKS yang mendata setiap bulan kunjungan UKS karena alasan dismenorhoe mencapai
5-10 kasus perbulan. Penanganan kasus dismenorhoe tersebut hanya dengan
istirahat dan di oleskan dengan kayu putih.
Berdasarkan data hasil kunjungan UKS pada bulan juli terdapat
12 kunjungan (6,7%) siswi dengan alasan dismenorhoe dari jumlah total siswi
kelas VII sebanyak 178 siswi. Sementara dari data absensi pada bulan juli
terdapat 23 siswi (12,9%) yang tidak mengikuti jam mata pelajaran dengan alasan
dismenorhoe.
Kejadian dismenorhoe sering sekali terjadi pada
wanita, bahkan terjadi secara berulang selama bertahun-tahun. Wanita kadang
merasa terganggu dengan adanya dismenorhoe tersebut. Beberapa wanita yang
mengalami dismenorhoe tidak mengetahui tentang apa yang terjadi pada tubuhnya,
sehingga sering kali melakukan tindakan yang kurang tepat dalam menangani
dismenorhoe.
Dismenorhoe biasanya terjadi mulai dari menarche (haid
pertama). Menarche terjadi pada sekitar usia 12 tahun atau biasanya sudah
memasuki tingkat SMP kelas VII.
Dari
uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Gambaran Pengetahuan Siswi SMP kelas VII tentang Dismenorhoe di
SMP Negeri 1 Sliyeg Tahun 2014”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Sejauh
manakah pengetahuan siswi SMP kelas VII tentang dismenorhoe di SMP Negeri 1
Sliyeg Tahun 2014?”.
C.
Tujuan
1.
Tujuan
Umum
Mengetahui
gambaran pengetahuan siswi SMP kelas VII tentang dismenorhoe di SMP Negeri 1
Sliyeg Tahun 2014.
2.
Tujuan
Khusus
a.
Mendapatkan pengetahuan
siswi SMP kelas VII tentang pengertian dismenorhoe di SMP Negeri 1 Sliyeg Tahun
2014
b.
Mendapatkan pengetahuan
siswi SMP kelas VII tentang jenis dismenorhoe di SMP Negeri 1 Sliyeg Tahun 2014
c.
Mendapatkan pengetahuan
siswi SMP kelas VII tentang penyebab dismenorhoe di SMP Negeri 1 Sliyeg Tahun
2014
d.
Mendapatkan pengetahuan
siswi SMP kelas VII tentang faktor resiko dismenorhoe di SMP Negeri 1 Sliyeg
Tahun 2014
e.
Mendapatkan pengetahuan
siswi SMP kelas VII tentang penanggulangan dismenorhoe di SMP Negeri 1 Sliyeg
Tahun 2014.
D.
Manfaat
Penelitian
1.
Manfaat
Teoritis
Mengembangkan
kajian tentang pengetahuan dismenorhoe pada remaja, sehingga dapat memperluas
pengetahuan remaja tentang dismenorhoe dan meminimalkan dampak negatif yang
mungkin terjadi.
2.
Manfaat
Praktis
a.
Bagi Institusi
Pendidikan
Sebagai bahan referensi, dokumentasi dan
bahan pustaka tentang dismenorhoe.
b.
Bagi Responden
Dapat memberikan informasi tentang dismenorhoe.
E.
Ruang
Lingkup
1.
Lingkup
Metode Penelitian
Penelitian
ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data
primer serta instrumen penelitian menggunakan kuesioner.
2.
Lingkup
Populasi dan Sampel
Populasi
dalam penelitian ini yaitu 178 siswi kelas VII SMP Negeri 1 Sliyeg Tahun 2014.
Sampel menggunakan total populasi yaitu seluruh siswi kelas VII SMP Negeri 1
Sliyeg Tahun 2014 yang berjumlah 178 siswi.
3.
Lingkup
Tempat dan Waktu
Penelitian
akan dilakukan pada bulan Agustus
Tahun 2014 di SMP Negeri 1 Sliyeg.
Download Semua File
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
berserta halaman depan
Hub. : pksindangindramayu@gmail.com
0 comments:
Post a Comment