BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal sebagai salah satu kesejahteraa umum. (Indonesia Sehat
2010)
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan
professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio – psiko – sosial
– spiritual secara koprehensif yang ditunjukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat bak yang sakit maupun yang sehat yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia. (Depkes RI, 1989 : 1).
Menurut kasus yang di berikan kepada kami di peroleh
data angka kejadian diare di TKIT Bina Insani dalam tiga bulan terakhir 18 %
nya menderita diare atau sekitar 14 siswa itu menunjukkan adanya jumlah yang
berarti dari jumlah kasus yang ada di TKIT Bina Insani.
Masalah yang terjadi sebagian besar di sebabkan oleh
pola kebersihan yang kurang disadari oleh para siswa TKIT Bina Insani.
B.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mempengaruhi pengalaman dan mengetahui tentang
Penyakit Diare dan Asuhan Keperawatan Komunitas untuk menanggulangi masalah
tersebut.
2. Tujuan Khusus
Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunitas dengan
Dosen Pengajar Bapak Riyanto, S.Kep. Ns.
C.
Sistematika
BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan dan
sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Teoritis, berisi tentang Pengertian,
etiologi, anatomi, manifestasi klinis, klasifikasi, dan lain – lain.
BAB III Asuhan Keperawatan, berisi diagnose dan
rencana keperawatan.
BAB
II
TINJAUAN
TEORITIS
DIARE
AKUT
A.
Pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan
jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100 – 200 ml per jam
tinja) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat
pula disertai frekuensi defekasi yang meninkat. (Mansjoer Arief, 2001 : 501)
Diare akut adalah diare yang yang awalnya mendadak
dan berlangsung singkat, dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.
B.
Anatomi
Sistem Pencernaan
Oral (mulut) → Pharynx (tekak) → oerophagus → gaster (lambung) → Intestinum (usus halus)
→ colon (usus besar) → anus.
C.
Etiologi
Infeksi merupakan penyebab utama diare akut, baik
oleh bakteri, parasit maupun virus. Penyebab lain yang dapat menimbulkan diare
akut adalah : toksin dan obat, nutrisi
enternal diikuti puasa yang berlangsung lama, kemoterapi, impaksi fekal
(overflow diarrhea) atau berbagai kondisi lain.
D.
Patofisiologi
Makanan yang tercemar
Kuman/bakteri
↓
Bakteri masuk melalui oral menuju
lambung
↓
Adanya peningkatan asam lambung
Untuk menetralisis bakteri → nyeri lambung
↓
Meningkatkan
peristaltik ← bakteri menuju usus halus
↓
Meningkatkan kadar siklik AMP di
dalam sel
↓
Sekresi aktif anion clorida
Kedalam lumen usus
↓
Diikuti air, ion karbnat, kation,
Natrium dan Kalium
↓
Veses encer dan banyak
E.
Manifestasi
Klinis
Pasien dengan diare akut akibat infeksi sering
mengalami nausea, muntah, nyeri perut sampai kejang perut, demam dan diare.
Terjadinya renjaitan hipovelomik harus dihindari. Kekurangan cairan menyebabkan
pasien akan merasa haus, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit
menurun serta suara menjadi sesak.
F.
Klasifikasi
Secara kllinis diare karena infeksi akut di bagi
menjadi dua golongan yang pertama koleriform dengan diare yang terutama terdiri
atas cairan saja. Kedua disentriform, pada diare didapatkan lendir kental dan
kadang – kadang darah.
G.
Komplikasi
1.
Dehidrasi
2.
Syak hipovolemia
3.
Demam
4.
Gagal Ginjal akut
H.
Data
Penunjang
1.
Pemeriksaan darah tepi lengkap
2.
Pemeriksaan analisa gas darah,
elektrolit, ureum, kreatinin dan berat jenis plasma
3.
Pemeriksaan urin lengkap
4.
Pemeriksaan tinja lengkap dan blakan
tinja dari colok dubur.
I.
Penatalaksanaan
Pada
dasarnya penatalaksanaan di bagi dua :
1.
Penatalaksanaan untuk mengobati diare
Untuk
mengobati diare ada 4 hal yang perlu diperhatikan adalah :
a. Jenis
Cairan
Pada diare akut yang ringan dapat
diberikan oralit. Bila di rawat maka diberikan infuse ringer laktat.
b. Jumlah
cairan
Pada hal ini maka anjurkan untuk
minum banyak. Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang
dikeluarkan.
c. Jalan
Masuk
Usahakan melalui oral jika tidak/
kurang maka dengan cara intra vena.
d. Jadwal
Pemberian Cairan
2.
Penatalaksanaan Untuk memperbaiki perilaku
Sering kali diare disebabkan karena pola hidup kita
yang kurang sehat sehingga sangat mungkin terkena diare. Penatalaksanaan yang
tepat untuk pencegahan terjadinya kembali diare diantaranya yaitu :
a.
Lakukan pendidikan kesehatan mengenai
diare. Dilakukan agar keluarga mengerti tentang diare, penyebabnya dan cara
mengobatinya.
b.
Terapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
c.
Mensosialisasikan cara mencuci tangan
yang baik (7 langkah
BAB III
ASUHAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS
TKIT
BINA INSANI
A.
Pengkajian
Setelah dilakukan pengkajian pada kasus tersebut di dapat berbagai
data ada sekitar 14 siswa yang menderita mencret dalam tiga bulan terakhir
dengan jumlah seluruh siswa 80 orang menurut hasil wawancara dengan guru juga
didapat data kebanyakan siswa mengalami sakit diare dan cedera karena bermain.
Di TKIT Bina Insani terdapat fasilitas mencuci tangan. Terdapat 7
tempat cucui tangan yang terdiri dari 4 di area terbuka dan 3 di dekat kamar
mandi. Rasio jumlah tempat cuci tangan dengan jumlah siswa adalah 7:107, atau 1:15
artinya satu tempat cuci tangan untuk 15 orang/siswa.
Pengkajian mengenai prilaku dan lingkungan di tempat data-data
diantaranya adalah : ada 4 siswa yang tidak pernah mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan. Banyak siswa yang mencuci tangan hanya dengan air mengalir saja
tanpa mempergunakan satun setelah selesai bermain. Selain itu juga ada 4 siswa
yang tidak pernah mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setelah BAK / BAB.
Selain mengkaji tentang kuku para siswa TKIT Bina Insani di dapat data 38 siswa
pernah memiliki kuku panjang dan kotor.
Pengkajian mengenai prilaku dan lingkungan di dapat data-data
sebagai berikut : sekitar 5% siswa yang tidak setuju untuk selalu mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan., ada 7% siswa yang tidak setuju untuk mencuci
tangan dengan sabun setelah BAK / BAB, da nada 2 % siswa yang tidak sependapat
mengenai memotong kuku jika panjang dan kotor.
Di TKIT Bina Insani dibiasakan untuk mencuci tangan sebelum dan
setelah makan namun tidak ada hukuman khusus jika siswa tidak melaksanakannya.
Di TKIT Bina Insani pula tidak pernah diadakan tentang cara mencuci tangan dan
gosok gigi yang benar pada siswa.
B.
Analisa
Data
No
|
Data
|
Penyebab
|
Masalah
|
1.
|
DS : → Menurut wawancara guru kebanyakan siswa
mengalami sakit diare
DO : → Ada 14 siswa (18%) pernah menderita mencret
dalam 3 bulan terakhir
→ Banyak
siswa yang mencuci tangan hanya dengan air mengalir saja tanpa menggunakan
sabun
→ Ada
4 siswa yang tidak pernah mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
→ Ada
4 siswa yang tidak pernah mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setelah
BAK / BAB
→ Ada
38 siswa (47%) pernah memiliki kuku yang pajang dan kotor
|
Prilaku
hidup yang tidak bersih dan sehat
|
Resiko
tingi terjadinya penurunan derajat kesehatan diare
|
2.
|
DS : → Guru mengatakan setiap siswa diwajibkan
mencuci tangan mereka sebelum makan siang atau sesudah makan
DO : → Siswa dibiasakan untuk mencuci tangan sebelum
dan sesudah makan
→ Belum
pernah diadakannya penyuluhan tentang cara mencuci tangan dan gosok gigi yang
benar kepada siswa
→ Belum
terdapat pendidikan kesehatan khusus mengenai prilaku hidup sehat pada siswa
maupun guru
|
Kurangnya
Informasi mengenai Hidup bersih dan sehat
|
Kurangnya
Pengetahuan tentang hidup bersih dan sehat
|
C.
Intervensi
Keperawatan
No
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Resiko tingi terjadinya peurunan derajat
kesehatan diare berhubungan dengan prilaku hidup yang tidak bersih dan sehat
ditandai dengan kriteria
DS : - Menurut wawancara guru kebanyakan siswa mengalami sakit diare
DO : - Ada 14 siswa (18%) pernah menderita mencret dalam 3 bulan
terakhir
-
Banyak siswa yang mencuci tangan hanya dengan
air mengalir saja tanpa menggunakan sabun
-
Ada 4
siswa yang tidak pernah mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
-
Ada 4
siswa yang tidak pernah mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setelah
BAK / BAB
-
Ada 38 siswa (47%) pernah memiliki kuku yang
pajang dan kotor
|
Dalam waktu 7x24 jam siswa mengerti tentang
pentingnya PHBS
|
→ Berikan
penyuluhan tentang pentingnya sehari – hari
→ Berikan
ketegasan tentang hukuman jika siswa tidak melakukan PHBS khususnya cuci
tangan
→ Periksa
kuku setiap 1 minggu satu kali
|
→ Dengan
memberikan penyuluhan tersebut diharapkan siswa mau melaksanakan PHBS
→ Dengan
hukuman maka aka nada unsur paksaan untuk melakukan PHBS
→ Jika
dilakukan secara ciontinue maka siswa akan memotong kukunya secara teratur
|
2.
|
Kuragnya pengetahuan tentang PHBS sehubungan
dengan kurangnya informasi tentang PHBS.
di tandai dengan criteria
DS : - Guru mengatakan setiap siswa diwajibkan mencuci tangan mereka
sebelum makan siang atau sesudah makan
DO : - Siswa dibiasakan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
- Belum pernah
diadakannya penyuluhan tentang cara mencuci tangan dan gosok gigi yang benar
kepada siswa
- Belum terdapat
pendidikan kesehatan khusus mengenai prilaku hidup sehat pada siswa maupun
guru
|
Dalam
waktu 7x24 jam siswa dan guru memiliki pengetahuan yang cukup mengenai PHBS.
|
→ Berikan
penyuluhan akan pentingnya PHBS pada guru dan siswa
→ Sosialisasikan
cara mencuci tangan yang baik
( 7 langkah )
|
→ Agar
dapat meningkatkan pengetahuan
→ Siswa
mampu mempraktekannya
|
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah di lakukan pengkajian dan perencanaan keperawatan banyak
ditemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang terjadi di antaranya dapat
di jelaskan sebagai berikut :
1. Tahap Pengkajian
Selama
mengkaji kasus ini menemukan permasalahan di antaranya yaitu :
a.
Banyak
siswa yang belum mengerti tentang pentingnya pla hidup bersih dan sehat
b.
Ketersediannya
jumlah tempat cuci tangan dengan rasio 1 : 15 artinya satu tempat cuci tangan
untuk 15 orang / siswa
c.
Ketidak
tegasan para guru untuk menerapkan PHBS
d.
Kurangnya
pengetahuan para guru diakibatkabn tidak pernah diadakannya penyuluhan tentang
cara mencuci tangan yang benar
2. Tahap Diagnosa
a.
Resiko
fungsi penurunan derjata kesehatan diare berhubungan dengan prilaku hidup yang
kurang bersih dan sehat
b.
Kurangnya
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang pentingnya PHBS
3. Tahap Perencanaan / Intervensi
Perencanaan
merupakan pedoman asuhan keperawatan yang disuusn sesuai dengan masalah yang
muncul dalam hal ini saya menekankan pada penyuluhan untuk meningkatkan
pengetahuan baik siswa maupun guru. Sehingga akan adanya perubahan prilaku dari
yang kurang bersih menjadi bersih.
BAB V
KESIMPULAN
Setelah saya melakukan pengkajian mencapai sampai merencanakan asuhan
keperawatan maka saya mengambil kesimpulan :
1. Dengan pengkajian yang lebih dalam akan
menemukan data-data yang lebih banyak sehingga asuhan keperawatan dapat lebih
optimal
2. Dengan membuat makalah in saya merasa lebih
memahami tentang penyakit diare dan asuha keperawatannya terutama pada asuhan
keperawatan komunitas
3. Akankah lebih baik jika dilakukan penyuluhan
secara teratur pada sekolah-sekolah agar dapat membiasakan anak berprilaku
sehat
4. Dengan kurangnya pengetahuan terutama pada
para guru akan menyebabkan masalah kesehatan yang sangat mengkhawatirkan.
0 comments:
Post a Comment