BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pola
hidup bersih dan sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat,
dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan
(advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat
(empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masing-masing, agar dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan
meningkatkan kesehatannya (Departemen Kesehatan RI, 2000)
Tujuan
dari pelaksanaan program PHBS dalah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku serta kemanridian keluarga dalam mengatasi masalah kesahatan (Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2006), sedangkan menurut Dep Kes RI (1997),
tujuan dari PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan
kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peranan
serta aktif masyarakat termasuk dunia usaha. Dalam upaya mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal.
Dari
pemaparan di atas saya ungkap kasus pada TKIT Bina Insani relevan untuk
diangkat. Agar sesuai dengan tujuan PHBS.
B.
TUJUAN
1. Tujuan
umum
Untuk menggali potensi
diri saya agar lebih memahami tentang aspek komunitas khususnya dengan carier
gigi.
2. Tujuan
khusus
Untuk memenuji salah satu tugas
akhir semester mata kuliah komunitas/
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
A.
PENGERTIAN
Karies Gigi (kavitas) adalah daerah yang membusuk di
dalam gigi yang terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap malarutkan
email (permukaan gigi sebelah luaryang keras) dan terus berkembang ke bagian
dalam gigi. Jika tidak diobati oleh seorang dokter gigi, karies akan terus
tumbuh dan pada akhirnya menyebabkan gigi tanggal.
B.
ANATOMI
Gigi (dentis), dimana terdapat dua macam gigi yaitu
: gigi sementara (gigi susu) yang terdiri dari 4 gigi insisisvus (gigi seri), 2
gigi caninus (gigi taring), dan 4 gigi molar (gigi graham) pada setiap
rahangnya, dan pada orang dewasa disebut gigi tetap (gigi permanen) yang
terdiri dari 4 gigi insisivus, 2 gigi caninus dan 6 gigi molar pada setiap
rahangnya, bagian dari setiap gigi terdiri dari mahkota, leher dan akar.
C.
ETIOLOGI
Faktor Penyebab Karies GIGI 1. Gigi dan air ludah
Bentuk gigi yang tidak beraturan dan air ludah yang banyakk lagi kental
mempermudah terjadi karies 2. Ada bakteri yang menyebabkan karies adalah dari
jenis Streptococcus dan Lactobaillus 3. Makanan yang kita dikonsumsi makanan
yang mudah lengket dan menempel di gigi seperti permen dan coklat memudahkan
terjadi karies
D.
PATOFISIOLOGI
1.
Kebersihan mulut berkurang
2.
Sisa makanan (karbohidrat)
3.
Oleh bakteri di fermentasi
4.
Diubah menjadi asam laktat
5.
Mengenai gigi
6.
Menyebabkan temineralisasi
7.
Gigi menjadi berlubang
E.
MANIFESTASI
KLINIS
Sesorang sering tidak menyadari bahwa ia mendreiata
kries sampai penyakit berkembang lama tanda awal dari lesi karies adalah sebuah
daerah yang tampak coklat dan membentuk lubang. Proses tersebut dapat kembali
ke asal atau reversible, namun ketika lubang sudah terbentuk maka struktur yang
rusak tidak dapat diregenerasi. Sebuah
lesi tampak coklat dan mengkilap dapat menandakan karies. Daerah coklat
pucat menandakan adanya karies yang aktif.
F.
KLASIFIKASI
Tergantung kepada lokasinya,
pembusukan gigi dibedakan menjadi 4, yaitu :
1.
Pembusukan permukaan yang licin/rata.
Merupakan jenis pembusukan yang paling bias dicegah dan diperbaiki, tumbuhnya
paling lambat sebuah karies dimulai sebagai bintik putih dimana bakteri
melarutkan kalsium dari email. Pembusukan jenis ini biasanya mulai terjadi pada
usia 20-30 tahun.
2.
Pembusukan lubang dan lekukan biasanya
mulai timbul pada usia belasan, mengenai gigi tetap dan tumbuhnya cepat.
Terbentuk pada gigi belakang, yaitu di dalam lekukan yang sempit pada permukaan
gigi untuk mengunyah dan pada bagian gigi yang berhadapan dengan pipi, daerah
ini sulit dibersihkan karena lekukannya lebih sempit dari pada bulu-bulu pada sikat gigi.
3.
Pembusukan akar gigi. Berawal sebagai
jaringan yang menyerupai tulang, yang membungkus permukaan akar (sementum)
biasanya terjadi pada usia pertengahan akhir. Pembusukan ini sering terjadi
karena makanan yang kaya akan gula. Pembusukan akar merupakan jenis pembusukan
yang paling sulit dicegah.
4.
Pembusukan dalam email. Pembusukan
terjadi di dalam lapisan gigi yang paling luar dank eras, tumbuh secara
perlahan. Setelah menembus ke dalam lapisan kedua (dentin, lebih lunak),
pembusukan akan menyebar lebih cepat dan masuk ke dalam pulpa (lapisan gigi
paling dalam yang mengandung saraf dan pembuluh darah) dibutuhkan waktu 2-3
tahun untuk menembus email, tetapi perjalanannya dari dentin ke pulpa hanya
memerlukan waktu 1 tahun.
G.
PENATALAKSANAAN
1.
Untuk mencegah kerusakan gigi :
a. Tidak
banyak memakan makanan yang mengandung gula.
b. Tidak
memakan makanan yang mengandung dung gula.
c. Menghindari
benturan gigi dengan lidah.
d. Menyikat
gigi segera setelah makan.
e. Memeriksa
gigi setelah 6 bulan sekali.
f. Memakan
sayur-sayuran.
g. Memakan
buah-buahan.
h. Menyikat
gigi minimal 6 bulan sekali.
2.
Menyikat gigi yang baik dan benar :
a. Bersihkan
permukaan dalam dan luar dari gigi bagian atas dengan gerakan memutar ke bawah.
b. Bersihkan
permukaan dalam dan luar dari gigi bagian atas dengan gerakan memutar ke atas.
c. Tekan
dan putar sikat dengan lembut pada gusi untuk melakukan pemijatan pada gusi.
3.
Tips merawat susu pada anak. Gigi susu
membentuk perawatan yang sama dengan gigi permanen. Mereka membentuk perhatian
dari infeksi atau cedera langsung. Pengobatan cepat dan tepat harus diberikan
pada gigi susu yang membusuk atau terluka karena jatuh atau terutama.
a. Segera
setelah gigi susu pertama muncul, anda
harus mulai menyikat gigi anak anda. Pada awalnya, anda cukup menggunakan jari
atau kapas untuk membersihkan gigi anak. Pada usia sekitar satu tahun, anda
dapat mulai menyikat gigi anak dan kemudian mengawasi dan membimbing anak untuk
menyikat gigi. Bimbinglah anak untuk menyikat gigi sampai usia 3-4 tahun atau
sampai anak mampu menyikat sendiri dengan baik. Kemudian, anda cukup
mengawasinya.
b. Pilihlah
sikat gigi anak yang baik, yang memiliki bulu bulat dan lembut. Kepala sikat
harus kecil agar dapat menjangkau semua sudut. Gagangnya harus cukup tebal
namun cocok, nyaman dan aman di tangan anak.
c. Bilaslah
sikat gigi dengan baik dan keringkan di udara setelah selesaikan pemakaian.
Gantilah sikat gigi tiga bulan sekali.
d. Gunakan
pasta gigi khusus anak-anak dengan bahan yang tidak berbahaya bila terletan.
Carilah pasta gigi dengan kandungan fluoride sebesar 0,1% atau 1.000 ppm
(maksimum 1.500 ppm). Fluoride sangat penting untuk membentuk gigi yang sehat.
e. Gunakan
pasta gigi secukupnya saja, hanya sebesar kacang tanah sudah cukup. Jangan
termakan pengaruh iklan yang menunjukkan penerapan pasta gigi sampai menutupi
semua permukaan gigi. Overdosis fluoride pada saat pembentukan gugu dapat
mengakibatkan masalah yang disebut fluorosis. Gigi anak menjadi berwarna coklat
dengan bintik-bintik putih permanen. Anak-anak dibawah usia enam tahun terntan terhadap
masalah ini.
f. Berikan
contoh kebiasaan menyikat gigi yang baik pada anak. Sikatlah gigi anda di pagi
dan sore hari. Hal ini memotivasi anak-anak untuk meniru anda. Sikatlah gigi
dalam waktu yang cukup (sekitar tiga menit) sehingga seluruh permukaan gugu
anda betul-betul bersih.
g. Kunjungi
dokter gigi secara rutin minimal sekali dalam 6 bulan. Perawatan gigi tidak
hanya dilakukan terhadap kerusakan atau cedera, tetapi juga bila ada maloklusi
gigi anak. Kunjungan berkala memungkinkan dokter gigi mendeteksi dan mengoreksi
masalah lebih awal.
h. Hentikan
kebiasaan menghisap jempol. Menghisap jempol adalah normal sampai usia sekitar 3-4
tahun. Jika menghisap jempol terus berlanjut setelah usia ini, sebaiknya
dilakukan upaya untuk menghentikannya karena dapat berakibat buruk pada gigi.
(cara tradisional untuk menghentikan kebiasaan ini adlaah dengan menerapkan
sesuatu yang pahit (misalnya brotowali) di jempol anak.
BAB
III
ASUHAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS
A.
PENGKAJIAN
Dari data-data pada soal setelah
dikaji diperoleh data sebagai berikut :
1.
Data epidemiologi
a. 13
siswa (16%) pernal mengalami sakit gigi dalam 2 bulan terakhir.
b. 43
siswa (54%) mengalami caries gigi.
2.
Data perilaku dan lingkungan
a. 20
siswa TKIT Bina Insani (25%) mempunyai kebiasaan jajan es, permen, ciki.
b. 26
siswa (32,5%) tidak peranah menggosok gigi 2 kali sehari setelah makan dan
sebelum tidur.
3.
Data edukasi dan organisasi
a. 2
siswa (2%) berpendapat bahwa tidak menggosok gigi tidak menyebabkan berlubang
b. Belum
terdapat pendidikan kesehatan mengenai perilaku hidup sehat pada siswa dan
guru.
c. 16
siswa (32%) berpendapat bahwa mereka tidak setuju untuk menggosok gigi setelah
makan dan sebelum tidur.
4.
Administrasi kebijakan
a. Belum
pernah diadakan penyuluhan tentang cara mencuci tangan dan gosok gigi yang
benar kepada para siswa.
B.
ANALISA
DATA
Data senjang
|
Etiologi
|
Masalah
|
Ds : -
Do :
- 13
siswa mengalami sakit gigi dalam 3 bulan terakhir.
- 43
siswa mengalami caries gigi.
- 20
siswa mempunyai kebiasaan selalu jajan es, permen, coklat, ciki.
- 26
siswa tidak pernah menggosok gigi 2 kali sehari setelahmakan dan sebelum
tidur
|
Kurangnya
kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan gigi.
|
Resiko
tinggi sakit gigi akibat caries gigi.
|
Ds
:
- Belum
pernah diadakan penyuluhan tentang cara mencuci tangan dan gosok gigi yang
benar kepada para siswa.
Do :
- 26
siswa tidak pernah menggosok gigi 2 kali sehari setelah makan dan sebelum
tidur.
- 2
siswa yang berpendapat tidak menggosok gigi tidak menyebabkan gigi berlubang.
- Belum
terdapat pendidikan kesehatan khusus mengenai perilaku hidup sehat pada
siswa.
- 16
siswa berpendapat mereka tidak setuju untuk menggosok gigi setelah makan dan
sebelum tidur.
|
Informasi
yang tidak adekuat
|
Kurangnya
pengetahuan tentang PHBS terutama mengenai kebersihan gigi
|
C.
PRIORITAS
MASALAH
Dx I : Resiko
tinggi sakit gigi akibat caries gigi berhubungan dengan kurangnya kesadaran
akan pentingnya kebersihan gigi
Dx II : Kurangnya
pengetahuan tentang PHBS terutama mengenai kebersihan gigi berhubungan dengan
informasi yang tidak adekuat.
D.
INTERVENSI
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Intervensi
|
Rasionalosasi
|
I
|
Resiko
tinggi sakit gigi akibat caries berhubungan dengan kurangnya kesadaran akan
pentingnya kesehatan gigi dengan kriteria.
Ds
: -
Do :
- 13
siswa mengalami sakit gigi dalam 3 bulan terakhir.
- 43
siswa mengalami caries gigi.
- 20
siswa mempunyai kebiasaan selalu jajan es, permen, coklat, ciki.
- 26
siswa tidak pernah menggosok gigi 2 kali sehari setelahmakan dan sebelum
tidur
|
- Adakah
pendekatan dan gali untuk lebih
mengenal siswa.
- Berikan
pengertian oada siswa makanan apa saja yang dapat merusak gigi.
- Ajak
diskusi siswa bersama orang tuanya untuk membuat simulasi tentang menggosok
gigi yang menyenangkan.
- Anjurkan
siswa untum membawa bekal dari rumah.
- Berikan
pasta gigi yang rendah fluoride.
|
- Dengan
mengenal siswa akan memudahkan untuk mensosialisasikan PBHS
- Dapat
merubah cara pandang siswa akan pentingnya menyikat menyikat gigi.
- Agar
menyikat gigi menjadi kegiatan yang menyenangkan.
- Agar
makanan siswa dapat terkontrol
- Kelebihan
fluoride dapat menyebabkan kerusakan gigi.
|
II
|
Kurangnya
pengetahuan tentang PHBS terutama tentang kebersihan gigi berhubungan dengan informasi
yang adekuat.
Ds
:
- Belum
pernah diadakan penyuluhan tentang cara mencuci tangan dan gosok gigi yang
benar kepada para siswa.
Do :
- 26
siswa tidak pernah menggosok gigi 2 kali sehari setelah makan dan sebelum
tidur.
- 2
siswa yang berpendapat tidak menggosok gigi tidak menyebabkan gigi berlubang.
- Belum
terdapat pendidikan kesehatan khusus mengenai perilaku hidup sehat pada
siswa.
- 16
siswa berpendapat mereka tidak setuju untuk menggosok gigi setelah makan dan
sebelum tidur.
|
- Berikan
penyuluhan tentang gigi
- Simulasikan
cara menggosok gigi yang baik dan benar
- Jadwalkan
2x seminggu menggosok gigi bersama di sekolah.
- Jadwalkan
makan sehat bersama satu kali dalam satu minggu.
|
- Dapat
meningkatkan pengetahuan siswa.
- Siswa
dapat mempraktekan cara menggosok gigi yang bak dan benar
- Membiasakan
siswa untuk menggosok gigi
- Membiasakan
siswa memakan makanan yang bergizi membuat gigi lebih sehat.
- Meningkatkan
kemampuan pengetahuan siswa mengenai kebersihan gigi.
|
BAB
IV
PEMBAHASAN
Setelah melakukan asuhan keperawatan dan
tinjauan teoritis, di temukan beberapa kesenjangan diantaranya :
1. Tahap
pengkajian
Dalam tahap pengjadian ditemukan
banyak data-data pengembangan perilaku kesehatan (mulai dari siswa jarang
menggosok gigi sampai adanya angka kejadian siswa yang mengalami caries gigi),
setelah saya kaji lebih lanjut ternyata hal tersebut dikarenakan kurangnya
pengetahuan mengenai gigi oleh siswa maupun guru.
2. Tahap
diagnisa keperawatan
Tahap ini saya diagnosis mengenai :
Dx I : Resiko
tinggi sakit gigi akibat caries gigi berhubungan dengan kurangnya kesadaran
akan pentingnya kebersihan gigi
Dx II : Kurangnya
pengetahuan tentang PHBS terutama mengenai kebersihan gigi berhubungan dengan
informasi yang tidak adekuat.
3. Tahap
intervensi
Disini saya menitik beratkan pada
penyuluhan mengenai gigi dan simulasi tentang bagaimana membuat kegiatan
menyikat gigi menjadi sangat menyenangkan.
BAB
V
KESIMPULAN
Setelah saya
menyelesaikan makalah ini saya sangat menyayangkan mengapa sampai banyak siswa
TKIT Bina Insani banyak yang menderita caries gigi (54%). Hal seperti ini
harusnya dapat dicegah melalui pendekatan pada siswa dan memberikan pandangan
siswa mengenai pentingnya kebersihan gigi, pendekatan tersebut juga harus
kepada keluarga siswa terutama orang tuanya agar dapat mengontrol kebersiha
gigi dengan cara membiat simulasi bersama antara perawat dan orang tua untuk
membuat trik yang menarik agar menyikat gigi menjadi aktivitas yang
menyenangkan.
0 comments:
Post a Comment