BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Semarang adalah kabupaten dari berbagai
wilayah seperti Ungaran dan sekitarnya. Sejarah dan asal usul Kota Semarang
dimulai sekitar abad ke 8-M. Nama Semarang sendiri berasal dari kata Asem Arang
yang berarti pohon asem yang jarang. Nama tersebut diberikan oleh putra seorang
penyebar agam Islam dari Kerajaan Demak yaitu Raden Pandanarang.
Penulis memilih asal usul kota Semarang
karena merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah dan karena mengetahui asal usul
Kota Semarang.
B. Rumusan
Masalah
Dalam penyusunan
laporan ini, penulis mengambil beberapa masalah yang berkaitan dengan asal usul
Kota Semarang :
1. Bagaimana
asal usul dan sejarah Kota Semarang ?
2. Asal
muasal nama Semarang ?
C. Tujuan
Penulisan
Dalam rumusan masalah di atas, penulis memiliki
tujuan sebagai berikut.
1. Mengetahui
asal usul dan sejarah Kota Semarang.
2. Mengetahui
asal muasal nama Semarang.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. ASAL USUL DAN SEJARAH KOTA SEMARANG
Sejarah Semarang berawal
kurang lebih pada abad ke-8 M, yaitu daerah pesisir yang bernama Pragota
(sekarang menjadi Bergota) dan merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno.
Daerah tersebut pada masa itu merupakan pelabuhan dan di depannya terdapat
gugusan pulau-pulau kecil. Akibat pengendapan, yang hingga sekarang masih terus
berlangsung, gugusan tersebut sekarang menyatu membentuk daratan. Bagian kota
Semarang Bawah yang dikenal sekarang ini dengan demikian dahulu merupakan laut.
Pelabuhan tersebut diperkirakan berada di daerah Pasar Bulu sekarang dan
memanjang masuk ke Pelabuhan Simongan, tempat armada Laksamana Cheng Ho bersandar pada tahun 1405 M. Di tempat pendaratannya, Laksamana
Cheng Ho mendirikan kelenteng dan mesjid yang sampai sekarang masih dikunjungi
dan disebut Kelenteng Sam Po Kong
(Gedung Batu).
Pada akhir abad ke-15 M ada
seseorang ditempatkan oleh Kerajaan Demak, dikenal sebagai Pangeran Made Pandan (Sunan
Pandanaran I), untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan Pragota. Dari
waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu munculah
pohon asam yang jarang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan
nama daerah itu Semarang dari kata Asem Arang.
Sebagai pendiri desa,
kemudian menjadi kepala daerah setempat, dengan gelar Kyai Ageng Pandan Arang I. Sepeninggalnya, pimpinan daerah dipegang oleh putranya yang
bergelar Pandan Arang II. Di bawah pimpinan Pandan Arang II, daerah Semarang
semakin menunjukkan pertumbuhannya yang meningkat, sehingga menarik perhatian
Sultan Hadiwijaya dari Pajang. Karena persyaratan peningkatan daerah dapat dipenuhi, maka
diputuskan untuk menjadikan Semarang setingkat dengan Kabupaten.
Pada tanggal 2 Mei 1547 bertepatan dengan
peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 rabiul awal tahun 954 H
disahkan oleh Sultan Hadiwijaya setelah berkonsultasi dengan Sunan Kalijaga.
Tanggal 2 Mei kemudian ditetapkan sebagai hari jadi kota Semarang.
Kemudian pada tahun 1678
Amangkurat II dari Mataram, berjanji kepada VOC untuk memberikan Semarang
sebagai pembayaran hutangnya, dia mengklaim daerah Priangan dan pajak dari
pelabuhan pesisir sampai hutangnya lunas. Pada tahun 1705 Susuhunan Pakubuwono
I menyerahkan Semarang kepada VOC sebagai bagian dari perjanjiannya karena
telah dibantu untuk merebut Kartasura. Sejak saat itu Semarang resmi menjadi
kota milik VOC dan kemudian Pemerintah Hindia Belanda.
Pada tahun 1906 dengan
Stanblat Nomor 120 tahun 1906 dibentuklah Pemerintah Gemeente. Pemerintah kota
besar ini dikepalai oleh seorang Burgemeester (Wali kota). Sistem Pemerintahan
ini dipegang oleh orang-orang Belanda berakhir pada tahun 1942 dengan datangya
pemerintahan pendudukan Jepang.
Pada masa Jepang terbentuklah
pemerintah daerah Semarang yang dikepalai Militer
(Shico) dari Jepang. Didampingi oleh dua orang wakil (Fuku Shico) yang
masing-masing dari Jepang dan seorang bangsa Indonesia. Tidak lama sesudah
kemerdekaan, yaitu tanggal 15 sampai 20 Oktober 1945 terjadilah peristiwa
kepahlawanan pemuda-pemuda Semarang yang bertempur melawan balatentara Jepang
yang bersikeras tidak bersedia menyerahkan diri kepada Pasukan Republik.
Perjuangan ini dikenal dengan nama Pertempuran Lima Hari.
Tahun 1946 Inggris
atas nama Sekutu
menyerahkan kota Semarang kepada pihak Belanda. Ini terjadi pada tanggal l6 Mei
1946. Tanggal 3 Juni 1946 dengan tipu muslihatnya, pihak Belanda menangkap Mr.
Imam Sudjahri, wali kota Semarang sebelum
proklamasi kemerdekaan. Selama masa pendudukan Belanda tidak ada pemerintahan
daerah kota Semarang. Namun para pejuang di bidang pemerintahan tetap
menjalankan pemerintahan di daerah pedalaman atau daerah pengungsian di luar
kota sampai dengan bulan Desember 1948. daerah pengungsian berpindah-pindah
mulai dari kota Purwodadi, Gubug, Kedungjati, Salatiga, dan akhirnya di
Yogyakarta. Pimpinan pemerintahan berturut-turut dipegang oleh R Patah,
R.Prawotosudibyo dan Mr Ichsan.
Pemerintahan pendudukan
Belanda yang dikenal dengan Recomba berusaha membentuk kembali pemerintahan
Gemeente seperti di masa kolonial dulu di bawah pimpinan R Slamet Tirtosubroto.
Hal itu tidak berhasil, karena dalam masa pemulihan kedaulatan harus
menyerahkan kepada Komandan KMKB Semarang pada bulan Februari 1950. tanggal I
April 1950 Mayor Suhardi, Komandan KMKB. menyerahkan kepemimpinan pemerintah
daerah Semarang kepada Mr Koesoedibyono, seorang pegawai tinggi Kementerian
Dalam Negeri di Yogyakarta. Ia menyusun kembali aparat pemerintahan guna
memperlancar jalannya pemerintahan.
B.
ASAL MUASAL NAMA SEMARANG
Pada zaman dahulu di
kerajaan Demak hidup seorang pangeran. Namanya Raden Made Pandan. Disamping
sebagai bangsawan kerajaan ia juga dikenal sebagai seorang ulama atau ahli
agama Islam yang cukup disegani berbagai kalangan masyarakat.
Dia mempunyai seorang putra
bernama Raden Pandanarang. Raden Pandanarang dikenal sebagai anak yang baik,
sopan santun, ramah dan hormat kepada kedua orang tuanya.
Pada suatu hari Raden Made
Pandan mengajak putranya dan beberapa pengiring pergi dari wilayah kesultanan
Demak. Setelah beberapa hari, sampailah mereka di tempat yang subur. Di sana mereka
mendirikan rumah . Raden Made Pandan juga mendirikan pondok pesantren dan
mengajarkan agama Islam ditempat itu.
Pada suatu hari Raden Made
merasa bila akan menghadap Allah, maka ia berwasiat kepada putranya untuk
meneruskan perjuangannya menyebarkan agama Islam. Ia berkata kepada putranya
untuk tidak meninggalkan daerah ini dan berpegang teguh kepada ajaran para
wali, dengan begitu hidupnya akan menjadi mulia, selamat dunia akhirat. Pesan
itu selalu terngiang di teliga Raden Pandanarang.Setelah ayahnya meninggal
dunia, ia terus melanjutkan perjuangannya mengajarkan agama Islam.
Pada suatu hari ketika
menggarap sawah Raden Pandanarang dan pengikutnya melihat suatu keanehan. Di
atas tanah yang subur disela-sela pepohonan yang hijau nampak beberapa pohon
asam tumbuh saling berjauhan atau jarang-jarang. Semua orang merasa heran
melihat jarak antara pohon asam yang satu dengan yang lainnya.
Raden Pandanarang bingung
mengapa pohon asam itu tumbuh berjauhan, padahal tanahnya subur, mestinya
pohon-pohon asam itu tumbuh berdekatan. Beberapa orang pengikutnya
membenarkan dan mengatakan bahwa hal tersebut tak lazim terjadi dan sangat
aneh.
Raden Pandanarang berkata
kalau daerah tersebut akan dinamainya Semarang yaitu dari kata asem yang
jarang.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan isi di atas, penulis menyimpulkan
beberapa hal sebagai berikut.
1. Nama
Semarang berasal dari Asem Arang yang berarti pohon asem yang jarang.
2. Nama
Semarang diberikan oleh Raden Pandanarang.
B. Saran
Dalam
karya tulis ini, penulis memberikan saran kepada beberapa pihak, antara lain :
1. Untuk
mengetahui asal usul Kota Semarang, pembaca disarankan untuk membaca laporan
ini.
2. Untuk
mengetahui sejarah Kota Semarang, pembaca disarankan untuk membaca laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Google, sejarah Semarang www.google.com
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya. Akhirnya
penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
Dalam laporan ini,
penulis memilih asal usul daerah Semarang. Selanjutnya, laporan ini penulis
memberi judul “ASAL USUL DAN SEJARAH KOTA SEMARANG”.
Dalam penyelesaian
karya tulis ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Para
guru pembimbing yang telah memberi nasihat untuk penyelesaian laporan ini
2.
Orang
tua penulis yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis
3.
Teman-teman
penulis yang telah bersedia berbagi informasi tentang asal usul kota Semarang
kepada penulis
4.
Semua
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
Penulis menyadari bahwa
laporan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan
saran guna memperbaiki tugas mendatang yang berjenis sama. Penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, apabila ada kesalahan dalam pembuatan
laporan ini.
Sindang, 30 September 2015
DAFTAR
ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab
I Pendahuluan
A.
Latar
Belakang Masalah
B.
Rumusan
Masalah
C.
Tujuan
Bab
II
Pembahasan
A.
Asal
usul Kota Semarang
B.
Asal
muasal nama Semarang
Bab III Penutup
A.
Kesimpulan
B.
Saran
Daftar
Pustaka
0 comments:
Post a Comment