Category

Welcome Guys

Pages

Send Quick Massage

Name

Email *

Message *

ads

Friday, October 2, 2015

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S UMUR 23 TAHUN DENGAN PREEKLAMSIA BERAT DI RSUD INDRAMAYU TAHUN 2014

by Unknown  |  in Makalah at  7:26 PM


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Preeklampsi merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang disebabkan langsung oleh kehamilan itu sendiri.
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria akibat kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi penyakit tropoblastik
Sebelumnya, Oedema termasuk ke dalam salah satu kriteria diagnosis preeklampsia, namun sekarang tidak lagi dimasukkan ke dalam kriteria diagnosis, karena padawanita hamil umum ditemukan adanya edema, terutama di tungkai, karena adanya stasis pembuluh darah.
 Hipertensi umumnya timbul terlebih dahulu dari pada tanda-tanda lain. Kenaikan tekanan sistolik > 30 mmHg dari nilai normal atau mencapai 140 mmHg, atau kenaikan tekanan diastolik > 15 mmHg atau mencapai 90 mmHg dapat membantu ditegakkannya diagnosis hipertensi.Penentuan tekanan darah dilakukan minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaanistirahat.
 Proteinuria ditandai dengan ditemukannya protein dalam urin 24 jam yang kadarnyamelebihi 0.3 gram/liter atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan 1+ atau 2+ atau 1gram/liter atau lebih dalam urin yang dikeluarkan dengan kateter atau midstream yang diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam. Umumnya proteinuria timbul lebih lambat, sehingga harusdianggap sebagai tanda yang serius.
Walaupun edema tidak lagi menjadi bagian kriteria diagnosis pre-eklampsia, namunadanya penumpukan cairan secara umum dan berlebihan di jaringan tubuh harus tetapdiwaspadai. Edema dapat menyebabkan kenaikan berat badan tubuh. Normalnya, wanita hamilmengalami kenaikan berat badan sekitar 0.5 kg per minggu. Apabila kenaikan berat badannyalebih dari normal, perlu dicurigai timbulnya pre-eklampsia. 
Preeklampsia pada perkembangannya dapat berkembang menjadi eklampsia, yang ditandai dengan timbulnya kejang atau konvulsi. Eklampsia dapat menyebabkan terjadinya Disseminated intravascular coagulation (DIC) yang menyebabkan jejas iskemi pada berbagai organ, sehingga eklampsia dapat berakibat fatal.

B.     Rumusan  Masalah
Berdasarkan dari uraian diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. M umur 20 tahun pre-eklampsia berat di RSUD Indramayu tahun 2014”?

C.    Tujuan Bedah kasus
1.      Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. M umur 20 tahun dengan pre-eklampsia berat di RSUD Indramayu tahun 2014. Dengan  pendokumentasian yang dituangkan dalam bentuk SOAP.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mampu melaksanakan pengkajian pada Ny. M umur 20 tahun sejak masa kehamilan umur 38 minggu, bersalin, nifas dan bayi baru lahir umur 1 hari, dengan pendekatan manajemen kebidanan.
b.      Mampu melakukan interpretasi data untuk menegakkan diagnosa masalah pada Ny. M umur 20 tahun sejak masa kehamilan umur 38 minggu, bersalin, nifas dan bayi baru lahir umur 1 hari, dengan pendekatan manajemen kebidanan..
c.       Mampu mengidentifikasi masalah potensial pada Ny. M umur 20 tahun sejak masa kehamilan umur 38 minggu, bersalin, nifas dan bayi baru lahir umur 1 hari, dengan pendekatan manajemen kebidanan.
d.      Mampu melaksanakan tindakan segera pada Ny. M umur 20 tahun sejak masa kehamilan umur 38 minggu, bersalin, nifas dan bayi baru lahir umur 1 hari, dengan pendekatan manajemen kebidanan.
e.       Mampu merencanakan asuhan yang akan diberikan pada Ny. M umur 20 tahun sejak masa kehamilan umur 38 minggu, bersalin, nifas dan bayi baru lahir umur 1 hari, dengan pendekatan manajemen kebidanan.
f.       Mampu melaksanakan asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny.M umur 20 tahun sejak masa kehamilan umur 38 minggu, bersalin, nifas dan bayi baru lahir umur 1 hari, dengan pendekatan manajemen kebidanan.
g.      Mampu mengevaluasi keefektifan hasil asuhan yang diberikan pada Ny. M umur 20 tahun sejak masa kehamilan umur 38 minggu, bersalin, nifas dan bayi baru lahir umur 1 hari, dengan pendekatan manajemen kebidanan.
h.      Mampu mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan pada Ny. M umur 20 tahun sejak masa kehamilan umur 38 minggu, bersalin, nifas dan bayi baru lahir umur 1 hari, dengan menggunakan metode subjektif, objektif, analisa dan penatalaksanaan (SOAP).

D.    Manfaat bedah Kasus
1.      Bagi Pasien
Dengan memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif sesuai standar, klien akan merasa aman dan nyaman.
2.      Bagi Institusi Pendidikan
Hasil bedah kasus ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan, untuk menambahan bahan keperpustakaan dan informasi bagi mahasiswa dan menambah bahan referensi di Diploma III  Kebidanan STIKes Indra Husada Indramayu.
3.      Bagi Intansi Rumah Sakit
Sebagai bahan evaluasi dalam memberikan pelayanan kesehatan, terutama peningkatan derajat kesehatan ibu dan bayi, untuk lebih mengoptimalkan pelayanan yang berkualitas dan untuk menciptakan kenyamanan sehingga tercipta kessehatan yang optimal.
           

 BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.    PENGERTIAN KEHAMILAN

Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai ke-9 (Adriaansz, Wiknjosastro dan Waspodo, 2011. p. 89).
Kehamilan didefinisikan sebagai persatuan antara sebuah telur dan sebuah sperma, yang menandai awal suatu peristiwa yang terpisah, tetapi ada suatu rangkaian kejadian yang mengelilinginya. Kejadian kejadian itu ialah pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi(pelepasan telur, penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam uterus. Jika peristiwa ini berlangsung baik, maka proses perkembangan embrio dan janin dapat dimulai (Bobak, 2010, p. 74).

B.     PENGERTIAN PREEKLAMSI
Preeklampsia (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan ( Manuaba ).          
Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar).
 Pre eklamsi dan eklamsi adalah penyakit pada wanita hamil yang secara langsung disebabkan oleh kehamilan. Pre eklamsi dan eklamsi hampir secara eksklusif merupakan penyakit pada nullipara. Biasanya terdapat pada wanita usia subur dengan umur ekstrem, yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih dari 35 tahun. Pada multipara biasanya dijumpai pada keadaan-keadaan : kehamilan multifetal dan hidrop fetalis, penyakit vaskuler, termasuk hipertensi essensial kronis dan diabetes mellitus, penyakit ginjal.
Eklampsia adalah preaklampsia yang disertai kejang dan atau koma yang timbul bukan akibat dari kelainan neurologi (Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 : 310 ; 2007).
Dengan pengetahuan bahwa biasanya eklampsia didahului oleh pre eklampsia,tampak pentingnya pengawasan antenatal yang teliti dan teratur, sebagai usaha untuk mencegah timbulnya penyakit itu.

C.     KLASIFIKASI
Menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut :
1.      Preeklampsia Ringan Dibagi
Bila disertai keadaan sebagai berikut:
Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlentang; atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat 1 kg atau lebih per minggu, Proteinuria kwantatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwalitatif 1 + atau 2 + pada urin kateter atau midstream.
Pre eklamsi ringan, bila disertai keadana sebagai berikut :
1)   Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlentang; atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam
2)   Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih per minggu.
3)   Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwalitatif 1+ atau 2+  pada uri kateter atau midstream.

2.      Preeklampsia Berat
a.       Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
b.      Proteinuria 5 gr atau lebih per liter.
c.       Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam .
d.      Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri pada epigastrium.
e.       Terdapat edema paru dan sianosis.
Pre eklamsi dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu :
 Pre eklamsi berat, bila disertai keadaan sebagai berikut :
1)   Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
2)   Proteinuria 5 gr atau lebih per liter.
3)   Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.
4)   Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium.
5)   Terdapat edema paru dan sianosis.

D.     ETIOLOGI
Apa yang menjadi penyebab preeklampsia dan eklampsia sampai sekarang belum diketahui. Beberapa teori yang mengatakan bahwa perkiraan etiologi dari kelainan tersebut sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai the diseases of theory. Adapun teori-teori tersebut antara lain :
1)      Peran Prostasiklin dan Tromboksan .
2)      Peran faktor imunologis.
3)      Beberapa studi juga mendapatkan adanya aktivasi system komplemen pada pre-eklampsi/eklampsia.
4)      Peran faktor genetik /familial
5)      Terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi preeklampsi/ eklampsi pada anak-anak dari ibu yang menderita preeklampsi/eklampsi.
6)      Kecenderungan meningkatnya frekuensi pre-eklampsi/eklampsia dan anak dan cucu ibu hamil dengan riwayat pre-eklampsi/eklampsia dan bukan pada ipar mereka.
7)      Peran renin-angiotensin-aldosteron system (RAAS).

Adapun penyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui, namun ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklampsia, yaitu :
a.    Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan
mola hidatidosa.
b.    Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan.
c.    Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus.
d.   Timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.
Sebab eklampsia belum diketahui pasti, namun salah satu teori mengemukakan bahwa eklampsia disebabkan ishaemia rahim dan plasenta (Ischaemia Utera Placentoe).

E.     PATOFISIOLOGI
Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke organ, termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial. Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating pressors. Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation.
Patofisiologi preeklamsia-eklamsia setidaknya berkaitan dengan perubahan fisiologis kehamilan. Adaptasi fisiologis normal pada kehamilan meliputi peningkatan volume plasma darah, vasodilatasi, penurunan resistensi vaskuler sistemik, peningkatan curah jantung, dan penurunan tekanan osmotik koloid. Pada preeklamsia, volume plasma yang beredar menurun, sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal. Perubahan ini membuat perfusi organ maternal menurun, termasuk perfusi ke unit janin-uteroplasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel-sel darah merah, sehingga kapasitas oksigen maternal menurun,  Predisposisi genetik dapat merupakan fakktor imunologi lain (Chesley).
Sibai menemukan adanya frekuensi preeklamsia dan eklamsia pada anak dan cucu wanita yang memiliki riwayat eklampsia, yang menunjukkan suatu gen resesif autosom yang mengatur respons imun maternal.

F.       MANIFESTASI KLINIS
a.       Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala yang diikuti dengan peningkatan tekanan darah yang abnormal. Sakit kepala tersebut terus menerus dan tidak berkurang dengan pemberian aspirin atau obat sakit kepala lain,
b.      Gangguan penglihatan pada pasien akan melihat kilatan-kilatan cahaya, pandangan kabur, dan terkadang bisa terjadi kebutaan sementara
c.       Iritabel a ibu merasa gelisah dan tidak bisa bertoleransi dengan suara berisik atau gangguan lainnya
d.      Nyeri perut pada bagian ulu hati yang kadang disertai dengan muntah
e.       Gangguan pernafasan sampai cyanosis
f.       Terjadi gangguan kesadaran
g.      Pada preeklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah frontal, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah.

G.    FAKTOR RESIKO
Preeklampsia umumnya terjadi pada kehamilan yang pertama kali, kehamilan di usia remaja dan kehamilan pada wanita diatas 40 tahun. Faktor resiko yang lain adalah:
1.      Riwayat tekanan darah tinggi yang kronis sebelum kehamilan.
2.      Riwayat mengalami preeklampsia sebelumnya.
3.      Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan.
4.      Obesitas, DM, Molahidatidosa
5.      Mengandung lebih dari satu orang bayi.
6.      Riwayat kencing manis, kelainan ginjal, lupus atau rematoid arthritis.
7.      Primigravida, terutama primigravida muda, kehamilan ganda.

H.    KOMPLIKASI
a.)       Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin. Komplikasi ini biasanya terjadi pada Preeklamsia dan Eklamsia.
b.)      Solutio plasenta. Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada Preeklamsia.
c.)       Hipofibrinogenemia,terjadi pada Preeklamsi berat.
d.)      Hemolisis. Penderita dengan Preeklamsi berat kadang-kadang menunjukkan gejala klinis hemolisis yang dikenal ikterus. Belum diketahui dengan pasti apakah ini merupakan kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darah merah.
e.)       Perdarahan otak, kelainan mata (kehilangan penglihatan sementara).
f.)       Oedema paru-paru, nekrosis hati, kelainan ginjal


I.       PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
Gambaran klinik : pertambahan berat badan yang berlebihan, edema, hipertensi, dan    timbul proteinuria
Gejala subyektif : sakit kepala didaerah fromtal, nyeri epigastrium; gangguan visus; penglihatan kabur, skotoma, diplopia; mual dan muntah.
Gangguan serebral lainnya: refleks meningkat, dan tidak tenang.

Pemeriksaan: tekanan darah tinggi, refleks meningkat dan proteinuria pada pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan Penunjang
1.      Pemeriksaan Laboratorium
a.       Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
Penurunan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr% )
b.      Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 – 43 vol% ).
c.       Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3 )
d.      Urinalisis
Ditemukan protein dalam urine.
e.       Pemeriksaan Fungsi hati
Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl )
LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat
Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.
Serum Glutamat pirufat transaminase ( SGPT ) meningkat ( N= 15-45 u/ml.
Serum glutamat oxaloacetic trasaminase ( SGOT ) meningkat ( N= <31 u/l ).
Total protein serum menurun ( N= 6,7-8,7 g/dl ).
f.        Tes kimia darah
Asam urat meningkat ( N= 2,4-2,7 mg/dl ).

2.      Radiologi
a.    Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.
b.   Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin bayi lemah.

J.       PENATALAKSANAAN.
Penatalaksanaan pre eklamsi
a.       Pencegahan
Pemeriksaan antenatal teratur dan bermutu serta teliti, mengenal tanda-tanda sedini mungkin (pre elkamsi ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat.
Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre eklamsi kalau ada faktor-faktor peredisposisi.
b.      Penanganan
Tujuan  utama penanganan adalah: Untuk mencegah terjadinya pre-eklamsi dan eklamsi, Hendaknya janin lahir hidup, Trauma pada janin seminimal mungkin.
Prinsip penanganan preeklampsia:
1.      Melindungi ibu dari efek peningkatan tekanan darahTujuan pengobatan ini adalah untuk mengurangi resiko pada ibu seperti infark cerebri atau gagal jantung dan juga untuk mengurangi gangguan pada sirkulasi uteroplasenter.Penurunan tekanan darah yang terlalu rendah dapat mengganggu sirkulasi aliran darah pada janin.
2.      Mencegah progresifitas penyakit menjadi eklampsia
3.      Mengatasi atau menurunkan resiko janin (solusio plasenta, pertumbuhan janinterhambat, hipoksia sampai kematian janin)

1.)    Penatalaksanaan Pre-eklamsi ringan
Istirahat di tempat tidur masih merupakan terapi utama untuk penanganan preeklampsia, Tidak perlu segera diberikan obat anti hipertensi atau obat lainnya, tidak perlu dirawat kecuali tekanan darah meningkat terus (batas aman 140-150/90-100 mmHg, Pemberian luminal 1 sampai 2 x 30 mg/hari bila tidak bisa tidur, Pemberian asam asetilsalisilat (aspirin) 1 x 80 mg / hari.
Bila tekanan darah tidak turun dianjurkan dirawat dan diberikan obat anti hipertensi: metildopa 3 x 125 mg/hari (maksimal 1500 mg/hari), atau nifedipin 3-8 x 5 –10 mg / hari, atau nifedipin retard 2-3 x 20 mg / hari atau pindolol  1-3 x 5 mg / hari 9 maks. 30 mg / hariDiet rendah garam dan diuretika tidak perluJika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa setiap 1 minggu, Indikasi rawat jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun setelah rawat jalan, peningkatan berat badan melebihi 1 kg/minggu 2 kali berturut-turut, atau pasien menunjukkan preeklampsia berat.Jika dalam perawatan tidak ada perbaikan, tatalaksana sebagai preeklampsia beratJika ada perbaikan lanjutkan rawat jalan.Pengakhiran kehamilan ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu, kecuali ditemukan pertumbuhan janin terhambat, gawat janin, solusio plasenta, eklampsia atau indikasi terminasi kehamilan lainnya.Persalinan dalam preeklampsia ringan dapat dilakukan spontan atau dengan bantuan ekstraksi untuk mempercepat kala II.

2)      Penatalaksanaan Pre-eklamsi berat
Per-eklamsi berat kehamilan kurang 37 minggu:
Janin belum menunjukkan tanda-tanda maturitas paru-paru, dengan pemeriksaan shakedan rasio L/S maka penanganannya adalah sebagai berikut:
a.    Berikan suntikan sulfat magnesium dosis 8gr IM, kemudian disusul dengan injeksi tambahan 4 gr Im setiap 4 jam( selama tidak ada kontra dindikasi). Jika ada perbaikan jalannya penyakit, pemberian sulfas magnesium dapat diteruskan lagi selama 24 jam sampai dicapai kriteria pre-eklamsia ringan (kecuali jika ada kontraindikasi).
b.   Jika dengan terapi diatas tidak ada perbaikan, dilakukan terminasi kehamilan: induksi partus atau cara tindakan lain, melihat keadaan.
c.    Jika pada pemeriksaan telah dijumpai tanda-tanda kematangan paru janin, makapenatalaksan kasus sama seperti pada kehamilan di atas 37 minggu.
        
Pre-eklamsi berat kehamilan 37 minggu ke atas:
a.             Penderita di rawat inap.
b.             Istirahat mutlak dan di tempatkan dalam kamar isolasi.
c.             Berikan diet rendah garam dan tinggi protein.
d.             Berikan suntikan sulfas magnesium 8 gr IM (4 gr bokong kanan dan 4 gr bokong kiri), Suntikan dapat di ulang dengan dosis 4 gr setiap 4 jam. Syarat pemberian Mg So4 adalah: reflek patela (+), diurese 100cc dalam 4 jam yang lalu, respirasi 16 permenit dan harus tersedia antidotumnya: kalsium lukonas 10% ampul 10cc.Suntikan dapatàInfus detroksa 5 % dan ringer laktat.
e.             Obat antihipertensif: injeksi katapres 1 ampul IM dan selanjutnya diberikan tablet katapres  3x½ tablet sehari.
f.              Diuretika tidak diberikan, kecuali terdapat edema umum, edema paru dan kegagalan jantung kongesif. Untuk itu dapat diberikan IV lasix 1 ampul.
g.              Segera setelah pemberian sulfas magnesium kedua, dilakukan induksi dipakai oksitosin (pitosin atau sintosinon) 10 satuan dalam infus tetes.
h.             Kala II harus dipersingkat dengan ekstrasi vakum dan forsep, jadi wanita dilarang mengedan.
i.                Jangan berikan methergin postpartum, kecuali terjadi pendarahan disebsbkan atonia uteri.
j.                Bila ada indikasi obstetik dilakukan sectio cesaria.
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY. M
DENGAN IBU PRE EKLAMSI BERAT

Hari/ Tanggal  : Jumat, 18.07.2014
Waktu             : 19.47
Tempat            : Ruang Perinatologi RSUD Indramayu
Pengkaji          : Mahasiswa STIKes Indramayu

A.    DATA SUBJEKTIF
1.      Identitas bayi
Nama bayi                   : By Ny. M
Umur                           : 0 jam
Tanggal/jam lahir         : 18.07.2014/ 19.47 WIB
Jenis kelamin               : Laki-laki
2.      Identitas orang tua
Nama Ibu        : Ny. M                        Nama Suami    : Tn.  M
Umur               : 20 Tahun                   Umur               : 29 Tahun
Pendidikan      : SMA                         Pendidikan      : SD
Pekerjaan         : IRT                            Pekerjaan         : Nelayan
Agama             : Islam                         Agama             : Islam
Suku bangsa    : Jawa                          Suku bangsa    : Jawa
Alamat             : Desa Paoman rt/rw 04.02 Kec. Indramayu

B.     DATA OBJEKTIF
Tanggal 18 Juli 2014 jam 19.47 WIB bayi lahir hidup, spontan segera menangis, warna kulit kemerahan kecuali daerah ekstremitas, gerakan  aktif, presentasi kepala, ketuban (-), jenis kelamin Perempuan,  keadaan umum cukup baik, gerakan cukup aktif, tangisan kuat, warna kulit kemerahan, Apgar Skor 6/8, ibu dengan PEB.

Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
1 menit
5 menit

Warna kulit
seluruhnya biru
warna kulit tubuh normal merah muda,
tetapi tangan dan kaki kebiruan (akrosianosis)
warna kulit tubuh, tangan, dan kaki
normal merah muda, tidak ada sianosis
2
1
tidak ada
<100 kali/menit
>100 kali/menit
2
2
Respons refleks
tidak ada respons terhadap stimulasi
meringis/menangis lemah ketika distimulasi
meringis/bersin/batuk saat stimulasi saluran napas
1
1
lemah/tidak ada
sedikit gerakan
bergerak aktif
0
0
Pernapasan
tidak ada
lemah atau tidak teratur
menangis kuat, pernapasan baik dan teratur
1
2
Total                                                                   6        8


C.    ANALISA
Neonatus cukup bulan, lahir spontan segera menangis dengan keadaan umum bayi baik.

D.    PENATALAKSANAAN
1.      Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga bayi àHubungan dengan ibu dan keluarga bayi terbina dengan baik
2.      Melakukan informed consent untuk dilakukan pemeriksaan pada bayi à ibu dan keluarga bayi menyetujui tindakan yang akan dilakukan
3.      Menilai keadaan bayi baru lahir à bayi lahir spontan segera menangis, warna kulit kemerahan, gerakan aktif.
4.      Melakukan penjepitan, pemotongan dan pengikatan tali pusat àtindakan telah dilakukan, tali pusat terpotong dan terikat
5.      Bayi dibungkus dengan kain kemudian bayi di bawa ke ruang perinatologi untuk diberikan tindakan lebih lanjut à bayi langsung dibawa ke ruang perinatologi
6.      Menghangatkan bayi àmeletakan bayi di penghangat.
7.      Bersihkan bayi dengan rangsang taktil  à bayi menangis kuat
8.      Pemberian Vit K dan cairan tetes mata à Vit K dan cairan tetes mata telah di berikan
9.      Pemberian Antibiotik Antilaksis à diberikan secara peroral
10.  Pemeriksaan Antropometri à Berat Badan : 2500 gram  Panjang Badan : 49 cm  Lingkar Kepala : 33 cm   Lingkar Dada : 31 cm
11.  Observasi tanda – tanda vital à jam 19.47 Denyut jantung: 140x/menit, R: 40x/menit, S: 36,5oC
12.  Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum bayi baik àibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan
13.  Hangatkan kembali tubuh bayi dengan di bedong à memakai kain bersih dan kering













ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR UMUR 2 JAM PADA BAYI NY. M DENGAN IBU PRE EKLAMSI BERAT

Hari/ Tanggal  : Jumat 18 juli 2014
Waktu             : 21.47 WIB
Tempat            : Ruang perinatologi RSUD Indramayu
Pengkaji          : Mahasiswa STIKes Indramayu

A.    DATA OBJEKTIF
1.    Pemeriksaan Umum      : keadaan umum cukup baik, gerakan cukup   aktif, tangisan kuat, warna kulit kemerahan, A/S 6/8, sudah BAK dan BAB
2.    Tanda-tanda Vital        
a.         Denyut jantung      : 140 x/menit
b.         Frekuensi nafas      : 40 x/menit
c.         Suhu                      : 36,5ºC
3.    Pemeriksaan Fisik
a.         Kepala                   : Bentuk bulat, chepal hematoma (-), caput
           succedeneum (-), moulage (-), ubun-ubun
                                        tidak cekung atau cembung.
b.         Mata                      : Simetris, tidak ada tanda infeksi, sklera putih,
                                        konjungtiva merah muda, tidak ada kelainan.
c.         Telinga                   : Simetris, sejajar dengan letak mata, terdapat
                                        lubang telinga, tidak ada kelainan.
d.        Hidung, mulut       : Terdapat lubang hidung, bibir tidak pucat,
                                        tidak ada palotoskizis, tidak ada labioskizis,
                                        refleks rooting (+), refleks sucking  (+),
                                        refleks swallowing (+).
e.         Leher                     : Pendek, banyak lipatan, tidak ada kelainan.
f.          Dada                      : Simetris, tidak ada bunyi ronchi maupun
                                        wheezing, bunyi reguler, tidak ada tarikan
                                        dinding dada.
g.         Abdomen               : Bentuk bulat dan menonjol, tali pusat bersih,
                                        masih basah, tidak ada perdarahan, tidak ada
                                        kelainan.
h.         Genetalia               : Jenis kelamin laki-laki, testis sudah turun ke skrotum, tidak ada kelainan.
i.           Anus                      : Terdapat lubang anus     
j.           Ekstremitas
a)        Atas          → Gerakan aktif, fleksi, sindaktili (-), polidaktili
                            (-), refleks palmargraps  (+).
b)        Bawah      → Gerakan aktif, fleksi, sindaktili (-), polidaktili
                             (-), refleks plantargraps (+), refleks babynski (+)
k.         Kulit                      : Warna kulit kemerahan, tidak ada kelainan.
l.           Refleks Moro         : (+)          

B.    ANALISA
Neonatus 2 jam normal, keadaan umum baik.

C.    PENATALAKSANAAN
1.         Memberitahu kepada ibu dan keluarga tentang keadaan bayinya à Ibu dan keluarga mengetahuinya.
2.         Melakukan observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi setiap 3 jam à jam 00.00 KU baik, denyut jantung 140  x/menit, respirasi 40 x/menit, suhu 36,5oC
3.         Menjaga kehangatan tubuh bayi à Bayi sudah di bedong dengan kain bersih dan kering, dan mengganti popok setiap kali BAB atau BAK
4.         Melakukan observasi muntah dan kembung pada bayi à bayi tidak muntah dan tidak kembung

ASUHAN KEBIDANAN BAYI UMUR 6 JAM PADA BAYI NY.M DENGAN IBU PRE EKLAMSI BERAT

Hari/ Tanggal  : Kamis, 03 juli 2014
Waktu             : 06.00 WIB
Tempat            : Ruang perinatologi RSUD Indramayu
Pengkaji          : Mahasiswa STIKes Indramayu


1.      DATA OBJEKTIF
1.         Pemeriksaan umum         : Keadaan umum baik, bayi tertidur pulas,
 tidak terdapat muntah dan kembung
2.         Tanda – tanda Vital
a.       Denyut Jantung          : 140 x/menit
b.      Frekuensi Nafas         : 45 x/menit
c.       Suhu                           : 37,0 0C

2.      ANALISA
Neonatus 6 jam normal, dengan keadaan umum baik

3.      PENATALAKSANAAN
1.      Memberitahu hasil pemeriksaan à Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
2.      Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan di bedong à memakai kain bersih dan kering.
3.      Melakukan observasi tanda-tanda vital setiap 3 jam à jam 06.00 WIB denyut jantung 140 x/menit, R: 45 x/menit, S: 37.0 oC
4.      Melakukan observasi muntah dan kembung pada bayi à bayi tidak muntah dan tidak kembung
5.      Mengganti pampers bayi ketika BAB dan BAK à pampers bayi sudah diganti
6.      Memantau eliminasi (BAB dan BAK) à Bayi sudah BAB dan BAK
7.      Melakukan test feeding à memberikan 5 cc susu, bayi menghisap kuat
8.      Memberikan nutrisi pada bayi à Bayi mendapatkan PASI 5 cc per oral/ 3 jam dan naik bertahap sesuai advice dokter, isap kuat
9.      Mendokumentasikan hasil asuhan




  


ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR 1 HARI POST NATAL PADA BAYI NY. M  DENGAN IBU PEB

Hari/ Tanggal  : Sabtu, 19  juli 2014
Waktu             : 09.00 WIB
Tempat            : Ruang Perinatalogi RSUD Indramayu
Pengkaji          : Mahasiswa STIKes Indramayu

A.    DATA OBJEKTIF
1.      Pemeriksaan umum           : Keadaan umum baik, gerakan cukup aktif, 
 menangis kuat, gerakan isap baik, tidak
  terdapat muntah dan kembung, sudah BAB
  dan BAK
2.      Tanda – tanda Vital
a.       Denyut Jantung          : 130 x/menit
b.      Frekuensi Nafas         : 40 x/menit
c.       Suhu                           : 36,9 0C

B.     ANALISA
Neonatus 1 hari normal, dengan keadaan umum baik

C.    PENATALAKSANAAN
1.      Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum bayi baik à Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
2.      Menjaga kehangatan tubuh bayi  dengan di bedong à memakai kain bersih dan kering
3.      Melakukan observasi muntah dan kembung pada bayi à bayi tidak muntah dan tidak kembung
4.      Mengganti pampers ketika bayi BAB dan BAK à pampers bayi kering
5.      Memberitahu kepada ibu dan keluarga, bahwa bayi sudah bisa di rawat gabung karena kondisi bayi baik à Ibu dan keluarga mengerti dan merasa senang
6.      Memfasilitasi bayi untuk rawat gabung di ruang nifas à bayi sudah dipindahkan dari ruang perinatologi ke ruang kebidanan pada pukul 09.00 WIB
7.      Memfasilitasi bayi untuk minum ASI langsung dari ibunya à Bayi sudah disusui Ibunya
8.      Memberikan KIE tentang lima imunisasi dasar lengkap, manfaat ASI dan tekhnik menyusui à seperti BCG, POLIO, DPT, CAMPAK, HEPATITIS, membentuk kekebalan tubuh pada bayi, arahkan mulut bayi ke payudara ibu dan pastikan mulut bayi mencakup seluruh areola ibu dan tidak ada suara lain kecualai suara menelan
9.      Memberikan vaksin HB unijek à imunisasi HB unijek sudah diberikan pada ⅓ bagian paha kanan anterolateral
10.  Memberikan KIE tentang tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir à ibu mengetahui tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir dan akan merujuk segera apabila menemui tanda bahaya tersebut
11.  Mendokumentasikan hasil asuhan
 BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bedah kasus ini penulis akan membahas mengenai asuhan kebidanan pada Ny. M yang dimulai dari usia kehamilan 40 minggu, persalinan, nifas sampai dengan 1 hari, dan bayi baru lahir sampai dengan 1 hari di Rumah Sakit Umum Daerah Indramayu Tahun 2014.

A.    Asuhan Persalinan
1.      Kala I
             Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). proses ini terbagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam) servik membuka sampai 3 cm dan fase aktif (6 jam) servik membuka dari  4 sampai 10 cm. kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif (Saifuddin, 2006 : 100).
             Lama kala I fase aktif pada Ny. M berlangsung 3 jam dari pembukaan 7 sampai pembukaan 10. Hal tersebut dalam batas normal. Ny. M diantar oleh bidan atas diagnosa PEB .
             Dukungan dari pendamping selama persalinan erat kaitannya dengan hasil persalinan yang lebih baik. Penulis juga menganjurkan untuk mengatur posisi senyaman mungkin sesuai dengan keinginannya, menganjurkan teknik relaksasi bila ada his dengan cara menarik napas lewat hidung dan mengeluarkannya lewat mulut, Ny. M, memilih posisi setengah duduk karena merasa lebih nyaman dan mudah untuk beristirahat. Posisi setengah duduk sering kali mempercepat kemajuan persalinan dan nyaman bagi ibu dan ia bisa beristirahat dengan mudah diantara kontraksi. (Depkes RI, 2008 : 82)
             Selama kala I asuhan yang dilakukan pada Ny. M adalah pemantauan yang meliputi keadaan ibu dan janin, kemajuan persalinan. Selama pemantauan didapatkan hasil keadaan umum ibu dan janin baik, kontraksi baik, kemajuan persalinan kala 1 fase aktif pembukaan 7 cm dan tanda-tanda vital dalam batas normal kecuali tekanan darah mencapai 170/100 mmHg disertai dengan protein urine positif 2. Ny. M sudah diberikan terapi sesuai dengan advice dokter SpOG yaitu injeksi bolus SM 20% 10 cc ditambah dengan aquabides 10 cc dan diberikan infus 2 jalur drip SM 40% 15 tetes per menit dan drip oxy 5 IU 20 tetes per menit. Ny.S juga telah diberikan terapi per oral yaitu 1 tablet nipedipin 10 mg dan 1 tablet dopamet 250 mg, terapi yang didapatkan Ny.S sudah sesuai dengan prosedur.

2.      Kala II
             Dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Proses ini biasanya berlangsung 1,5 jam pada primi dan 0,5 jam pada multi (Wiknjosastro, 2005 : 184). Pada kala II kontraksi yang semakin kuat dan sering, dorongan meneran, anus terbuka, perineum menonjol, vulva membuka, dan pembukaan lengkap. (Depkes RI, 2008 : 79)
             Pada kasus Ny. M, kala II berlangsung selama 15 menit lahir secara spontan pervaginam dan tidak terjadi resiko pada bayi seperti perdarahan intracranial.
             Asuhan kebidanan yang diberikan pada Kala II antara lain menawarkan posisi sesuai dengan keinginan Ny. M dan menganjurkan untuk meneran bila ada his dan ada dorongan kuat untuk meneran dan beristirahat diantara kontraksi, juga memeriksa DJJ dengan hasil 144x/menit diantara his. Ny. M didampingi oleh suaminya dan memilih posisi setengah duduk. Dalam kala II penulis juga menganjurkan Ny. M untuk minum disela his atau bila menginginkannya. pukul 09.47 WIB bayi lahir spontan tidak segera menangis, warna kulit kemerahan, gerakan cukup aktif, jenis kelamin laki-laki, Apgar Skor 6/8
             Asuhan Kala II pada Ny. M dilakukan sesuai dengan langkah-langkah asuhan persalinan normal, yang berlangsung bersih dan nyaman. Fokus persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta mencegah terjadinya komplikasi (Depkes RI, 2008 : 77). Akan tetapi bayi Ny. M  tidak langsung difasilitasi IMD, karena bayi langsung dibawa ke ruang perinatologi untuk dilakukannya penanganan lebih lanjut.
3.       Kala III
               Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban (APN, 2008 : 95). Setelah bayi lahir, asuhan yang diberikan penuLIS pada Ny. M adalah palpasi abdominal untuk mengecek adanya janin kedua dan melakukan manajemen aktif kala III.
               Manajemen kala III terdiri dari tiga langkah utama yaitu pemberian suntikan oksitosin, dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, melakukan peregangan tali pusat terkendali, masase fundus uteri segera setelah plasenta dan selaputnya di lahirkan, masase fundus agar menimbulkan kontraksi hal ini dapat mengurangi perdarahan post partum (APN, 2008 : 97)
               Segera menyuntikan oksitosin 1 menit setelah bayi lahir dan melakukan penegangan tali pusat terkendali segera setelah ditemukan adanya tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu adanya perubahan bentuk dan tinggi fundus, tali pusat memanjang, semburan darah mendadak dan singkat (APN, 2008 : 96). Kemudian melakukan masase fundus 15 kali selama 15 detik atau sampai uterus keras. Kala III persalinan Ny. M berlangsung 5 menit, plasenta lahir secara spontan pada pukul 20.00 WIB, kotiledon lengkap dan selaput plasenta utuh
               Kala III persalinan Ny. M berlangsung normal karena lama kala III tidak lebih dari 30 menit. Asuhan yang diberikan pada kala III persalinan yaitu dengan melakukan manajemen aktif kala III sesuai dengan asuhan persalinan normal.

4.      Kala IV
               Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai  2 jam pertama post partum disebut dengan kala pengawasan (Saifuddin, 2006 : 101).
               Asuhan kebidanan kala IV yang diberikan pada Ny. M, antara lain memeriksa kelengkapan plasenta, memeriksa robekan jalan lahir, melakukan eksplorasi untuk memastikan tidak ada plasenta yang tertinggal, menilai kontraksi, mengajarkan pada ibu dan keluarga untuk melakukan massage uterus jika kontraksi jelek/lembek. Hasil asuhan kebidanan kala IV Ny. M adalah plasenta lahir lengkap, terdapat robekan jalan lahir derajat II (Mukosa vagina, komisura posterior, kulit perinium dan otot perinium) dan kontraksi uterus baik.
               Selama kala IV dilakukan pemantauan selama 2 jam pertama kelahiran bayi yaitu setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua untuk memantau tekanan darah, nadi, suhu, fundus uteri, kontraksi uterus, keadaan kandung kemih, perdarahan post partum yang bertujuan untuk mencegah perdarahan (Wildan, 2008 : 54). Pada pemantauan kala IV Ny. M didapatkan hasil tanda-tanda vital dalam batas normal kecuali tekanan darah masih 140/90 mmHg, secara keseluruhan sudah sesuai dengan nifas.

C.       Asuhan Masa Nifas
         Kunjungan pada masa nifas dilakukan paling sedikit 4 kali kunjungan, dengan tujuan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir, untuk mencegah, mendeteksi, dan mengenali masalah-masalah yang terjadi (Saleha, 2009 : 6).
         Dalam melaksanakan asuhan kebidanan masa nifas pada Ny.M penulis melakukan pemantauan selama 1 hari. Yaitu pemantauan 2 jam post partum, 6 jam, dan 1 hari post partum.
         Tujuan pemantauan 2 sampai 6 jam postpartum adalah mencegah perdarahan, memberi konseling kepada ibu dan keluarga tentang bagaimana cara mencegah perdarahan dengan cara melakukan massase, pemberian ASI awal, memfasilitasi ibu melakukan hubungan dengan bayi, menganjurkan untuk tidak menahan BAB, istirahat yang cukup dan personal hygiene (Saleha, 2009 : 6).
         Pada 2 jam post partum hasil asuhan yang diberikan pada Ny.M adalah memantau tanda-tanda vital, kontraksi uterus, TFU, kandung kemih dan perdarahan yang dilakukan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua (Wildan, 2008 : 54).
         Hasil asuhan pemantauan selama 2 jam – 6 jam post partum keadaan ibu baik, tekanan darah masih 140/90 mmHg, Ny.M sudah diberikan terapi 1 tablet nipedipin 10 mg dan dopamet 250 mg Hasil asuhan 6 jam nifas didapat keadaan ibu lebih baik, kontraksi uterus baik, TFU 1 jari dibawah pusat, perdarahan normal dan tidak ditemukan tanda-tanda komplikasi yang lainnya, dan infus 2 jalur digantikan den gan 1 jalur RL. Hasil pemantauan post partum 1 hari pada Ny. M didapat keadaan ibu baik, TTV dalam batas normal dan tidak terdapat komplikasi, tekanan darah sudah mencapai 130/100 mmHg, TFU 2 jari dibawah pusat dan dinyatakan sehat oleh dokter, Ny. M pulang pada jam 11.30 WIB.

D.       Asuhan Bayi Baru Lahir
            Segera setelah bayi baru lahir, penulis melakukan penilaian dengan cepat dan hasilnya adalah bayi lahir spontan tidak segera menangis dan terdapat 1x lilitan tali pusat longgar, asuhan yang dilakukan yaitu dengan menghisap lendir dimulut dan hidung bayi, merangsang taktil, mengeringkan, membungkus kepala dan badan bayi kecuali tali pusat kemudian tali pusat dijepit kira-kira 3 cm dari pusat bayi dengan klem umbilikal, dan memotongnya, bayi langsung dibawa ke ruang perinatologi untuk ditindak lanjuti untuk dilakukan asuhan Bayi Baru Lahir pada 2 jam pertama.
            Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah bayi diberi kesempatan mulai menyusu sendiri segera setalah lahir dengan cara membiarkan kulit bayi melekat pada kulit ibu setidaknya satu jam atau sampai menyusu awal selesai. (Roesli, 2008 : 3). Namun, pada bayi Ny. M tidak dilakukan IMD segera setelah lahir karena bayi langsung dibawa keruang perinatologi.
            Penulis melakukan asuhan pada bayi baru lahir selama 2 jam pertama setelah bayi lahir. Pada 1 jam bayi baru lahir asuhan yang diberikan adalah memberikan vitamin K dan salep mata gentamisin 0,3 mg untuk pencegahan penyakit mata karena klamida (penyakit menular seksual) (Saifuddin, 2006 : 135), dan langsung dilakukan pemeriksaan antropometri. Hasil asuhan 1 jam bayi baru lahir adalah keadaan bayi baik, diberikan injeksi vitamin K 1 mg pada 1/3 atas paha kiri dan bayi normal tidak kelainan.
            Pada 2 jam bayi baru lahir asuhan yang diberikan adalah menjaga kehangatan bayi, menilai keadaan umum dan pemeriksaan fisik. Penatalaksanaan awal dimulai sejak proses persalinan hingga kelahiran bayi dikenal dengan asuhan Esensial Neonatal. Setelah dilakukan pemantauan 2 jam dan didapatkan hasil keadaan umum bayi baik, pemantauan tanda-tanda vital dilakukan setiap 3 jam.
            Pada 6 jam bayi lahir asuhan yang diberikan adalah memantau tanda-tanda vital, menjaga kehangatan bayi, memantau muntah dan kembung bayi, memantau eliminasi dan melakukan test feeding dengan memberikan susu formula 5 cc setiap 3 jam atas advice dokter, bayi menghisap kuat.
            Pada pemeriksaan 6 jam sampai 1 hari, keadaan bayi Ny. M dalam keadaan baik  tidak terdapat muntah dan kembung, tanda-tanda vital dalam batas normal, bayi difasilitasi rawat gabung dengan ibunya druang kebidanan dan berhasil diberikan ASI . Memberikan vaksin HB unijek, imunisasi HB unijek sudah diberikan pada ⅓ bagian paha kanan anterolateral.
            Selama memberikan asuhan pada bayi Ny. M, penulis tidak menemukan kesenjangan antara kondisi yang seharusnya dengan kondisi yang dialaminya bayi Ny. M. Penulis berusaha memberikan asuhan kepada bayi Ny. M, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

BAB V
PENUTUP

A.       Kesimpulan
                        Preeklampsi merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang disebabkan langsung oleh kehamilan itu sendiri.
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria akibat kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi penyakit tropoblastik
Sebelumnya, Oedema termasuk ke dalam salah satu kriteria diagnosis preeklampsia, namun sekarang tidak lagi dimasukkan ke dalam kriteria diagnosis, karena padawanita hamil umum ditemukan adanya edema, terutama di tungkai, karena adanya stasis pembuluh darah.
            Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. M gravida 40 minggu dengan disertai pre-eklamsi berat di RSUD Indramayu, penulis melakukan pendokumentasian atas semua asuhan yang telah diberikan melalui penyusunan asuhan komprehensif yang disajikan dalam bentuk makalah dengan menguraikan dari Bab ke Bab, maka dapat disimpulkan hasil asuhannya adalah sebagai berikut :

1.         Asuhan Persalinan
            Pada saat intra partum asuhan yang diberikan kepada Ny. M, sesuai dengan asuhan kebidanan persalinan normal dan tidak ditemukan adanya kelainan. Namun pada kala IV terjadi robekan perinium yaitu terdapat robekan derajat I serta dilakukan penjahitan dengan anastesi lidokain 1%.



2.         Asuhan Nifas
Pada asuhan nifas, pemantauan yang diberikan penulis kepada Ny.M yaitu sampai 1 hari. Selama asuhan nifas 2 – 6 jam, keadaan ibu baik dan tidak terjadi masalah, hanya saja tekanan darahnya masih tinggi. Asuhan masa nifas sesuai dengan standar pelayanan kebidanan. Tidak lupa penulis juga mengingatkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang ke Rumah Sakit kembali atau ke petugas kesehatan terdekat apabila obat telah habis atau bila ibu ada keluhan.

3.         Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan pada bayi baru lahir terhadap bayi Ny. M, tidak terdapat masalah, Penulis memberitahukan kepada Ny. M untuk selalu menjaga kehangatan bayi, perawatan tali pusat dan pemberian ASI tanpa dijadwal, pemberian vitamin K (phytomenadione) 0,5 cc dan tetes mata gentamisin 0,3 mg. Tidak lupa penulis memberitahu pada Ny. M, untuk membawa bayinya ke petugas kesehatan bila mengalami tanda bahaya dan memanfaatkan sarana posyandu dan puskesmas untuk pemantauan pertumbuhan, perkembangan dan pemberian imunisasi pada bayi.

B.       Saran
1.      Bagi Institusi Pendidikan
           Diharapkan lebih memotivasi dan menekankan kepada mahasiswa untuk selalu memberikan asuhan yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.

2.      Bagi Pelayanan Kesehatan
           Diharapkan dapat lebih memberikan pelayanan pengobatan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan. Dan menjadi petugas kesehatan yang ramah.
3.      Bagi Klien
           Diharapkan apabila klien suatu saat hamil kembali agar lebih sering memeriksakan kehamilannya sehingga dapat terdeteksi tanda-tanda bahaya sedini mungkin.



0 comments:

Proudly Powered by Blogger.