Category

Welcome Guys

Pages

Send Quick Massage

Name

Email *

Message *

ads

Friday, October 2, 2015

BIDAN PRAKTEK SWASTA

by Unknown  |  in Makalah at  7:23 PM


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  latar Belakang
Para ahli mendefinisikan komunitas atau masyarakat dari sudut pandang yang berbeda. WHO (1974) mndefinisikan komunitas sebagai kelompok social yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta adanya saling mengenal dan saling berinteraksi antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan Spradlly (1985) mendefinisikan komunitas sebagai sekumpulan orang yang saling bertukar pengalaman yang penting didalam hidupnya.
Saunders, (1991) mendefinisikan komunitas sebagai tempat atau kumpulan orang atau sistem soaial. Dengan demikian , dapat disimpulkan bahwa komunitas terdiri dari sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, yang memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan. Selain itu, komunitas juga dipandang sebagai target pelayanan kesehatan. Untuk mencapai kesehatan komunitas, komunitas tersebut harus dilibatkan secara aktif.
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan professional yang ditunjukkan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan (Spradlly, 1985 : logan dan dawkin, 1987).
Kebidanan komunitas memberi perhatian terhadap pengaruh faktor lingkungan meliputi fisik, biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual terhadap kesehatan masyarakat dan memberi prioro\itas pada strategi pencegahan, peningkatan, dan pemeliharaan kesehatan.  






1.2  Rumusan Masalah

1.      Apa Pengertian Dari  Bidan Praktek Swasta ?
2.      Bagaimana Pelayanan Rawat Jalan Dan Rawat Inap Ditempat Bidan Praktek Swasta ?
3.      Bagaimana Pelayanan Rawat Jalan Di Klinik Mandiri Di Tempat Bidan Praktek Swasta  ?
4.      Bagaimana Manajemen Kebidanan Di Tempat Bidan Praktek Swasta ?
5.      Bagaimana Pelayanan Antenatal Ditempat Bidan Praktek Swasta ?
6.      Bagaimana Pelayanan Inpartu Di Tempat Bidan Praktek Swasta ?
7.      Bagaimana Pelayanan Asuhan Masa Nifas Ditempat Bidan Praktek Swasta ?

1.3  Tujuan

1.      Untuk Mengetahui Pengertian Dari  Bidan Praktek Swasta
2.      Untuk Mengetahui Bagaimana Pelayanan Rawat Jalan Dan Rawat Inap Ditempat Bidan Praktek Swasta
3.      Untuk Mengetahui Bagaimana Pelayanan Rawat Jalan Di Klinik Mandiri Di Tempat Bidan Praktek Swasta 
4.      Untuk Mengetahui Bagaimana Manajemen Kebidanan Di Tempat Bidan Praktek Swasta
5.      Untuk Mengetahui Bagaimana Pelayanan Antenatal Ditempat Bidan Praktek Swasta
6.      Untuk Mengetahui Bagaimana Pelayanan Inpartu Di Tempat Bidan Praktek Swasta
7.      Untuk Mengetahui Bagaimana Pelayanan Asuhan Masa Nifas Ditempat Bidan Praktek Swasta





BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bidan Praktek Swasta (BPS)
Adalah suatu institusi pelayanan kesehatan secara mandiri yang memberi asuhan dalam lingkup praktek kebidanan. Dalam pemberian pelayanan kebidanan, BPS tersebut menggunakan sistem pendokumentasian atau rekam medis untuk mempermudah administrasi. Praktek kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan atau asuhan kebidanan pada clien dengan pendekatan managemen kebidanan.
2.2 Pelayanan Rawat Jalan Dan Rawat Inap
Pelayanan rawat jalan dan rawat inap adalah salah satu bentuk dari pelayanan kedokteran secara sederhana, yang dimaksud rawat jalan adalah pelayanan kedokteran yang disediakan untuk pasien, bukan dalam bentuk rawat inap (hospitalisasi). Dibandingkan dengan pelayanan rawat inap, pelayanan rawat jalan ini memang tampak berkembang lebih pesat. Roemer (1981) mencatat terdapat peningkatan  angka multilasi pelayanan rawat janlan dirumah sakit, 2-3 kali lebih tinggi dari peningkatan angka pelayanan rawat inap.
2.3 Pelayanan Rawat Jalan Di Klinik Mandiri
Bentuk kedua dari pelayanan rawat jalan adalah yang diselenggarakan oleh klinik mandiri, yakni yang tidak ada hubungan organisasi dengan rumah sakit (free standing ambulatory center). Bentuk klinik mandiri ini banyak macamnya. Secara umum, dapat dibedakan menjadi 2 macam.
1.      Klinik mandiri sederhana. Bentuk mandiri sederhana (simple free standing ambulatory center) yang popular adalah praktik dokter umum atau praktik dokter spesialis secara perseorangan (solo practitioner). Untuk Indonesia ditambah lagi dengan praktik bidan.
2.      Klinik mandiri institusi. Bentuk mandiri institusi (institusional free standing ambulatory center) banyak macamnya mulai dari praktek berkelompok (group practitioner), poloklinik (klinik), BKIA (MCH center), puskesmas (community health center), dan di Amerika ditambah dengan HMO dan PPO.

2.4  Manajemen Kebidanan

langkah-langkah menejemen kebidanan.
1.      Meneliti dengan mengumpulkan semua data yang perlu untuk evaluasi yang lengkap.
2.      Membuat identifikasi yang tepat dari masalah atai diagnosis berdasarkan interprestasi yang benar dari data yang terkumpul.
3.      Mengantisipasi masalah potensial atau diagnosis lainnya yang mungkin terjadi karena msalah atau diagnosis yang telah teridentifikasi.
4.      Mengevaluasi apakah perlu intervensi bidan atau dokter yang segera dan / atau untuk manajemen konsultasi ataua kolaborasi dengan anggota ti  kesehatan lainnya , seperti ditentukan oleh kondisi pasien itu.
5.      Membuat rencana asuhan yang menyeluruh yang didukung oleh penjelasan rasional yang tepat yang menggaris bawahi keputusan yang diambil berdasarkan langkah-langkah sebelumnya.
6.      Mengarahkan atau menerapkan rencana asuhan secara efisien dan aman.
7.      Evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan, mengulang secara tepat manajemen proses untuk semua asuhan yang tidak efektif.

2.5  Pelayanan Asuhan Antenatal

pada kunjungan pertama, pasien diperiksa dari ujung kepala sampai ujung kaki, termasuk semua sistem tubuh, penampilan umum, dan status psikologis. Pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1.      penampilan umum, termasuk postur tubuh, status nutrisi dan usia.
2.      Tinggi, berat badan, dan bentuk tubuh.
3.      Mata, telinga, hidung, gigi, dan mulut.
4.      Tekanan darah, jantung, dan paru
5.      Pemeriksaan abdomen dengan palpasi, pembesaran uterus, dengan denyut jantung janin (DJJ)
6.      Pemeriksaan ekstremitas
7.      Pemeriksaan vagina terhadap tanda kehamilan
8.      Pemeriksaan hemoglobin darah, protein dan reduksi urin.

Tujuan asuhan antenatal :

1.      Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh dengan normal .
2.      Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan bayi.
3.      Membantu kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
4.      Menganalisis secara dini adanya ketidaknormalan dan komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil.
5.      Mempersiakan ibu menghadapi masa nifas secara normal dan pemberian ASI ekslusif

Metode pendokumentasian yang digunakan dalam kebidanan meliputi SOAP(subjektif,objektif,assessment,planning),SOAPIER (subjektif,objektif,assessment,planning,intervensi/ implementasi,evaluasi dan revisi) atau SOAPIED (ditambahkan dokumentasi).
Subjektif,menggambarkan pendokumentasian hasil pengkumpulan data melalui anamnesis dan merupakan ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhan yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosis.
Objektif, menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksanaan, hasil analisis, dan interpretasi objektif dalam suatu identifikasi.
Planning, atau perencanaan,dibuat pada saat itu atau yang akan datang. Proses ini termasuk kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan pasien dan tindakan yang diambil harus membantu pasien mencapai kemajuan dalam kesehatan yang harus mendukung rencana dokter jika ada dalam manajemen kolaborasi atau rujukan.
Intervensi adalah pelaksanaan rencana tindakan untuk mengatasi masalah, keluhan, atau mencapai tujuan pasien. Tindakan ini harus disetujui oleh pasien. Oleh karena itu, jika pasien mengubah pilihannya, intervensi mungkin harus diubah.
Evaluasi adalah tafsiran dari efek tindakan yang telah dilakukan. Ini penting untuk menilai keefektifan asuhan yang diberikan. Analisis dari hasil yang dicapai menjadi fokus penilaian terhadap ketepatan tindakan . jika kriteria tujuan tidak dicapai, proses evaluasii dapat menjadi dasar untuk tindakan alternativ sehingga dapat mencapai tujuan.
Revisi adalah komponen evaluasi yang dapat menjadi petunjuk perlunya perbaikan dan perubahan tindakan, perubahan dari rencana awal, kolaborasi baru atau rujukan.
Dokumentasi, dibuat sebagai catatan perkembangan yang menggambarkan urutan kejadian pasien dari masuk pelayanan kesehatan sampai pulang atau pulih.

2.6  Pelayanan Inpartu

persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan pada serviks. Tanda-tanda inpartu meliputi pembukaan dan penipisan serviks, kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks, keluarnya lendir bercampur darah (blody show). Persiapan kelahiran meliputi hal-hal berikut.

1.      Menyiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi.
2.      Menyiapkan semua perlengkapan, bahan-bahan, dan obat-obatan esensial.
3.      Menyiapkan rujukan
4.      Memberi asuhan sayang ibu selama persalinan.
5.      Melakukan upaya pencegahan infeksi yang direkomendasikan.

2.7  Pelayanan Asuhan Masa Nifas
Pengertian nifas menurut prof.DR. RUSTAM, MPH adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi, yang digunakan untuk memulihkan kesehatannya (selama 6-8 minggu). Nifas menurut midwife rules UKCCadalah suatu periode yang berlangsung tidak kurang dari 10 hari dan melebihi dari 28 hari setelah berakhirnya masa persalinan yang masih memerlukan dukungan dan pendampingan terhadap bayi dan ibu. Perawatan yang dibutuhkan ibu dan bayi nya selama puerperium sebaiknya didasari pada prinsip meningkat kesejahteraan ibu, membentuk tanda” Good maternal child relationship, mendukung atau memperketat kepercayaan ibu, serta membantu ibu agar mampuh memenuhi tugas atau tanggung jawab atau sebagai seorang ibu.s
Tujuan asuhan masa nifas
1.      menjaga kesehatan ibu dan bayi fisik dan psikologis
2.      melaksanakan skrining yang komprerhensif mendeteksi masalah,mengobati, atau merujuk jika terjadi komplikasi
3.      memberi pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan dini, KB, menyusui, pemberian imunisasi dan perawatan bayi baru lahir

Peran dan tanggung jawab bidan pada masa nifas
1.      menyediakan dukungan secara konsisten
2.      ramah dan relevan untuk membantu agar ibu dapat pulih dari stress fisik persalinan dan mengembangkan kepercayaan diri saat merawat bayinya
3.      menjalankan fungsinya sebagai advicer dan  councelor
4.      mengunjungi ibu dan bayi
5.      meningkatkan,memperlancar menyusui ASI jika memungkinkan atau memberi nasehat mengenai pemberian makanan tambahan.
6.      Mencegah terjadinya infeksi dan mempertahankan hygene individu

Kebijakan program nasional masa nifas adalah minimal 4 kali kunjungan, minimal ibu dan bayi baru lahir mencegah,mendeteksi, dan menangani masalah-masalah terjadi.
Kunjungan
Waktu
Tujuan
Pertama
6-8 jam pasca-persalinan
1.      Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
2.      Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, serta merujuk jika perdarahan berlanjut
3.      Memberi konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga cara mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri
4.      Pemberian ASi awal
5.      Melakukan bonding attachment
6.      Menjaga bayi tetap seha,secara hipotermia
7.      Petugas kesehatan yang menolong persalinan harus mendampingi ibu dan BBL 2 jam pertama pascapartum atau sampai keadaan ibu dan bayinya stabil.

Kedua
6 hari pasca-persalinan
1.      Memastikan involusi uterus berjalan
2.      Menilai adanya tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
3.      Memastikan ibu dapat makan, minum dan cukup istirahat
4.      Memastikasn ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda penyulit
5.      Memberi konseling mengenai asuhan bayi, perawatan tali pusat dan perawatan sehari-hari
Ketiga
2 minggu pasca-persalinan
Sama seperti kunjungan ke-2
Keempat
6 minggu pasca-persalinan
1.      Menanyakan penyulit yang dialami
2.      Memberi konseling KB secara dini

Pemberian imunisai bertujuan mencegah terjadinya penyakit tertentu dan menghilangkan penyakit tertentu pada masyarakat. Imunisasi itu antara lain BCG, hepatitis B, polio, DPT dan campak
2.8     Keluarga Berencana
idealnya pasangan suami istri menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum hamil kembali. Pada umumnya, sebagian besar metode KB dapat dimulai setelah melahirkan. Jelaskan kepada ibu tentang keefektifan alat kontrasepsi yang dipilih dalam mencegah kehamilan, keuntungan dan kerugian efek samping, cara penggunaa, kapan dapat digunakan, khususnya kepada wanita pasca-persalinan.
























BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Bidan praktik swasta (BPS) adalah suatu institusi pelayanan kesehatan secara mandiri yang memberi asuhan dalam lingkup praktik kebidanan. dalam pemberian pelayanan kebidanan seperti : pelayanan rawat jalan dan rawat inap, pelayanan rawat jalan di klinik mandiri, manajemen kebidan, pelayanan asuhan antenatal, pelayanan inpartu, pelayanan asuhan masa nifas.

3.2  Saran
Semoga makalah kami dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis. Kami memohon maaf apabila dalam penulisan maupun informasi yang kami dapatkan belum lengkap maupun terdapat kesalahan.

0 comments:

Proudly Powered by Blogger.