Category

Welcome Guys

Pages

Send Quick Massage

Name

Email *

Message *

ads

Saturday, October 10, 2015

MAKALAH

by Unknown  |  in Makalah at  6:52 PM


BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan suatu pola hidup yang memenuhi standar hidup tertentu. Pola Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan Pola Hidup Bersih dan Sehat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah terjadinya resiko penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2006).
Semakin hari semakin kotor lingkungan yang kita huni itu semua disebabkan karena ketidakpedulian kita semua untuk menjaga lingkungan kita agar selalu tetap bersih. Itu semua akan berimbas pada makin maraknya penyakit – penyakit terutama diare yang sangat rentan. Oleh sebab itu ketika saya mendapat tugas membuat makalah ini saya merasa sangat senang karena dapat membuka wawasan saya mengenai diare.

B.     TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Makalah ini saya buat untuk mengingatkan diri saya sendiri dan teman – teman betapa sangat pentingnya PHBS.
2.      Tujuan Khusus
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas akhir semester mata kuliah Komunitas.





BAB II
TINJAUAN TEORITIS


A.    PENGERTIAN
Diare (atau dalam bahasa kasar disebut mencret) (BM = diarea ; Inggris = diarrhea) adalah sebuah penyakit dimana tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Dinegara berkembang, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya.

B.     ANATOMI
Oral/ Mulut
Pharinx (tekak)
Oesophagus
Gaster / Lambung
Usus Halus
Colon/ Usus Besar
Anus

C.    PENYEBAB/ ETIOLOGI
1.      Sebuah mikrograf electron dari rotavirus, penyebab hamper 40% dari diare pada anak di bawah umur 5 tahun.
2.      Memakan makanan yang asam, pedas atau bersantan sekaligus secara berlebihan dapat menyebabkan diare juga karena membuat usus kaget.
3.      Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bacteria. Dalam kondii hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam jiwa bila tanpa perawatan.
4.      Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alcohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup makan. Jadi apabila mau mengkonsumi alcohol lebih baik makan terlebih dahulu.

D.    PATOFISIOLOGI
Makanan yang tercemar kuman dan bakteri
Bakteri masuk melalui oral menuju ke lambung
                               Adanya peningkatan asam lambung     → Nyeri Lambung
Bakteri menuju usus halus
               Peristaltik usus ← Memproduksi toksin di usus
Meningkatkan kadar siklik AMP di dalam sel
Sekresi aktif anion clorida ke dalam lumen usus
Diikuti air, ion karbonat, kation, Natrium, dan Kalium
Feses encer dan banyak


E.     MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus disertai dengan rasa mulas yang berkepanjangan, dehidrasi, mual dan muntah. Tetapi gejala lainnnya yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung dan perut sering berbunyi.

F.     KLASIFIKASI
Ada dua klasifikasi diare yaitu :
1.      Diare akut adalah diare yang pada awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam sampai 7 – 14 hari.
2.      Diare kronis adalah diare yang berlangsung lebih dari tiga minggu (untuk orang dewasa) dan pada anak – anak dua minggu.

G.    KOMPLIKASI
-          Dehidrasi
-          Syok hipovolemik
-          GGA

H.    PENATALAKSAAAN
1.      Penanggulangan diare
Beberapa cara penanggulangan diare antara lain :
a.       Jaga hidrasi dengan elektrolit yang seimbang. Ini merupakan cara paling sesuai dengan kebanyakan kasus diare, bahkan disentri. Mengkonsumsi sejumlah besar air yang tidak diseimbangi dengan elektrolit yang dapat dimakan dapat mengakibatkan ketidak seimbangan elektrolit yang berbahaya dan dalam beberapa kasus yang langka dapat berakibat fatal (keracunan air)
b.      Mencoba makan lebih sering tapi dengan porsi yang lebih sedikit, frekuensi teratur dan jangan makan atau minum terlalu cepat.
c.       Cairan intravenous : kadangkala, terutama pada anak-anak, dehidrasi dapat mengancam jiwa dan cairan intravenous mungkin dibutuhkan.
d.      Terapi rehidrasi oral : Meminum solusi gula/garam, tang dapat disertap oleh tubuh.
e.       Menjaga kebersihan dan isolasi : Kebersihan tubuh merupakan factor utama dalam membatasi penyebaran penyankit.
2.      Pencegahan
Sebuah vaksin rotavirus memiliki potensi untuk mengurangi jumlah penderitaan diare. Saat ini ada dua vaksin berlisensi untuk menghadapi rotavirus. Vaksin rotavirus yang lainnya seperti, Shigella, ETEC, dan Chorela sedang dikembangkan, vaksin ini juga berfungsi untuk mencegah penularan diare.
Karena tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sering melakukan kontak langsung dengan benda lain, maka sebelum makan disarankan untuk mencuci tangan dengan sabun. Sebuah hasil studi Cochrane menemukan bahwa dalam gerakan-gerakan social yang dilakukan lembaga dan masyarakat untuk membiasakan mencuci tangan menyebabkan penurunan tingkat kejadian yang signifikan pada diare.
3.      Perawatan
Perawatan untuk diare melibatkan pasien mengonsumsi sejumlah air yang mencukupi untuk menggantikan yang hilang, lebih baik bila dicampur dengan elektrolit untuk menyediakan garam yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi. Oralit dan tablet zinc adalah pengobatan pilihan utama dan telah diperkirakan telah menyelamatkan 50 juta anak dalam 25 tahun terakhir. Untuk banyak orang, perawatan lebih lanjut dan medikasi resmi tidak dibutuhkan.
Diare di bawah ini biasanya diperlukan pengawasan medis :
a.       Diare pada balita
b.      Diare menengah atau berat pada anak-anak
c.       Diare yang bercampur darah
d.      Diare yang terus terjadi lebih dari 2 minggu
e.       Diare yang disertai dengan penyakit umu lainnya seperti sakit perut, demam, kehilangan berat badan, dan lain-lain.
f.       Diare pada orang yang bepergian (kemungkinan terjadi infeksi yang eksotis seperti parasit)
g.      Diare dalam institusi seperti rumah sakit, perawatan anak, institute kesehatan mental.






BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNIATAS


A.    PENGKAJIAN
Setelah saya kaji kasus TKIT Bina Insani di dapat data sebagai berikut :
1.      Data epidemiologi
a.       14 siswa (18%) pernah mengalami diare dalam 3 bulan terakhir
b.      38 siswa (47%) pernah memiliki kuku panjang dan kotor.
c.       Menurut wawancara dengan guru : kebanyakan soswa mengalami sakit diare dan cidara bermain.
d.      Rasio tempat mencuci tangan dengan jumlah siswa 1 : 15
e.       Terdapat banyak siswa yang mencuci tangan hanya dengan air mengalir saha tanpa menggunakan sabun setelah bermain.
2.      Perilaku dan lingkungan
a.       4 siswa tidak pernah cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
b.      4 siswa tidak pernah mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setelah BAK/BAB
3.      Edukasi dan organisasi
a.       4 siswa (5%) berpendapat bahwa mereka tidak setuju untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
b.      6 siswa (7%) berpendapat bahwa mereka tidak setuju untuk selalu mencuci tangan dengan sabun setelah BAK/BAB
c.       Belum terdapat pendidikan khusus mengenai perilaku hidup sehat pada siswa maupun guru.
d.      2 siswa (2%) berpendapat bahwa mereka tidak setuju untuk memotong kuku jika panjang dan kotor.
4.      Kebijakan
a.       Siswa TKIT Bina Insani di biasakan untuk mencuci tangan sebelum dan setelah makan, namun tidak ada hukuman khusus bagi siswa yang tidak melaksanakannya.
b.      Belum pernah diadakan penyuluhan tentang cara mencuci tangan dan gosok gigi yang benar kepada para siswa.

B.     ANALISA DATA
Data senjang
Etiologi
Masalah
Ds :
-     Menurut wawancara denga pihak guru kebanyakan siswa menjalani sakit diare dan cidera karena bermain.

Do :
-     Dalam rentang waktu 3 bulan terdapat 14 siswa (18%) pernah mengalami diare.
-     Terdapat 38 siswa yang memiliki kuku panjang.
-     Terdapat banyak siswa yang cuci tangan hanya dengan air mengalir saja tanpa menggunakan sabun setelah selesai bermain.
-     Rasio tempat cuci tangan dengan jumlah siswa 1:15
-     Ada 4 siswa yang tidak pernah mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

Kurangnya kesadaran para siswa akan pentingnya PHBS
Resiko tinggi menurunnya derajat kesehatan siswa akibat diare.
Ds :
-     Menurut guru belum pernah diadakan penyuluhan tentang cara mencuci tangan dan gosok gigi yang benar kepada siswa.

Do :
-     Terdapat 4 siswa yang tidak setuju untuk selalu mencuci tangan dengan sabun setelah BAK/BAB
-     Terdapat 6 siswa yang tidak setuju untuk mencuci tangan dengan sabun setelah BAK/BAB
-     Belum terdapat pendidikan kesehatan khusus mengenai perilaku hidup sehat kepada siswa maupun guru.
-     Terdapat 2 siswa yang tidak setuju untuk memotong kuku jika panjang dan kotor.
Tidak tersedianya informasi mengenai PHBS.
Kurangnya pengetahu tentang PHBS

C.    PRIORITAS MASALAH
Dx I      : Resiko tinggi turunnya derajat kesehatan siswa akibat diare berhubungan dengan kurangnya kesadaran para siswa akan pentingya PHBS.
Dx II    : Kurangnya pengetahuan tentang PHBS berhubungan dengan tidak tersedianya informasi mengenai PHBS.
D.    INTERVENSI
No
Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Rasionalosasi
I
Resiko tinggi turunnya derajat kesehatan siswa akibat diare berhubungan dengan kurangnya kesadaran para siswa akan pentingnya PHBS.
Ds :
-     Menurut wawancara denga pihak guru kebanyakan siswa menjalani sakit diare dan cidera karena bermain.
Do :
-     Dalam rentang waktu 3 bulan terdapat 14 siswa (18%) pernah mengalami diare.
-     Terdapat 38 siswa yang memiliki kuku panjang.
-     Terdapat banyak siswa yang cuci tangan hanya dengan air mengalir saja tanpa menggunakan sabun setelah selesai bermain.
-     Rasio tempat cuci tangan dengan jumlah siswa 1:15
-     Ada 4 siswa yang tidak pernah mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

-     Adakah pendekatan khusus pada para siswa sehingga timbul rasa saling percaya

-     Berikan pengertian betapa sangat pentingnya PHBS pada siswa

-     Tambah fasilitas mencuci tangan

-     Adakah pemeriksaan kuku setiap 1 minggu sekali.

-     Kepercayaan akan mengubah perilaku seseorang



-     Merubah cara pandang siswa mengenai PHBS.


-     Meningkatkan derajat kesehatan sekolah

-     Untuk memotivasi siswa agar mau memotong kuku

II
Kurangnya pengetahuan tentang PHBS berhubungan dengan tidak tersedianya informasi mengenai PHBS.
Ds :
-     Menurut guru belum pernah diadakan penyuluhan tentang cara mencuci tangan dan gosok gigi yang benar kepada siswa.
Do :
-     Terdapat 4 siswa yang tidak setuju untuk selalu mencuci tangan dengan sabun setelah BAK/BAB
-     Terdapat 6 siswa yang tidak setuju untuk mencuci tangan dengan sabun setelah BAK/BAB
-     Belum terdapat pendidikan kesehatan khusus mengenai perilaku hidup sehat kepada siswa maupun guru.
-     Terdapat 2 siswa yang tidak setuju untuk memotong kuku jika panjang dan kotor.
-     Gali apa yang siswa dan guru ketahui tentang PHBS

-     Adakah pendidikan kesehatan mengenai pencegahan diare dengan PHBS

-     Demonstrasikan cara mencuci tangan yang baik dan benar (7 langkah benar)

-     Beri apresiasi kepada siswa yang mampu mencontohkan cara mencuci tangan yang baik dan benar (7 langkah benar)
-     Dapat mengetahui kemampuan siswa


-     Untuk meningkatkan pengetahuan siswa dan guru

-     Siswa dapat mempraktekan cara mencuci tangan (7 langkah benar)


-     Dapat memotivasi siswa agar mencuci tangan.




BAB IV
PEMBAHASAN


Setelah saya melakukan pengkajian dari kasus tersebut saya mendapatkan beberapa kesenjangan teori dan yang ada di kasus.
1.      Tahap pengkajian
Pada tahap ini terdapat beberapa data mengenai PHBS yang kurangnya di sosialisasikan padahal PHBS sangat penting di terapkan pada anak-anak agar terbiasa hidup bersih dan sehat.
2.      Tahap Pengkajian
Di sini saya mengangkat dua diagnosis yang dianggap penting bagi kasus ini, yaitu :
Dx I      : Resiko tinggi turunnya derajat kesehatan siswa akibat diare berhubungan dengan kurangnya kesadaran para siswa akan pentingya PHBS.
Dx II    : Kurangnya pengetahuan tentang PHBS berhubungan dengan tidak tersedianya informasi mengenai PHBS.
3.      Tahap perencanaan
Tanpa menyepelekan hal yang lain, tetapi pada kasus di TKIT Bina Insani harus di tekankan pada meningkatkan pengetahuan para siswa dan guru mengenai PHBS.



BAB V
KESIMPULAN



Kesimpulan dari kasus KTIT Bina Insani adalah : di TK tersebut sangat kurangnya kesadaran para siswa mengenai PHBS di akibatkan karena kurangnya informasi tentang PHBS. Jadi harusnya perawat melakukan penyuluhan pada TKIT Bina Insani agar dapa merubah.
Kasus tersebut mengajarkan kita betapa pentingnya melakukan kunjungan ke Sekolah-sekolah untuk mensosialisasikan tentang PHBS

0 comments:

Proudly Powered by Blogger.