Category

Welcome Guys

Pages

Send Quick Massage

Name

Email *

Message *

ads

Saturday, October 10, 2015

MAKALAH Komunitas

by Unknown  |  in Makalah at  6:55 PM


BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Pola hidup bersih dan sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masing-masing, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatannya (Departemen Kesehatan RI, 2000)
Tujuan dari pelaksanaan program PHBS dalah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku serta kemanridian keluarga dalam mengatasi masalah kesahatan (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2006), sedangkan menurut Dep Kes RI (1997), tujuan dari PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peranan serta aktif masyarakat termasuk dunia usaha. Dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Dari pemaparan di atas saya ungkap kasus pada TKIT Bina Insani relevan untuk diangkat. Agar sesuai dengan tujuan PHBS.

B.     TUJUAN
1.      Tujuan umum
Untuk menggali potensi diri saya agar lebih memahami tentang aspek komunitas khususnya dengan carier gigi.
2.      Tujuan khusus
Untuk memenuji salah satu tugas akhir semester mata kuliah komunitas/
BAB II
TINJAUAN TEORI


A.    PENGERTIAN
Karies Gigi (kavitas) adalah daerah yang membusuk di dalam gigi yang terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap malarutkan email (permukaan gigi sebelah luaryang keras) dan terus berkembang ke bagian dalam gigi. Jika tidak diobati oleh seorang dokter gigi, karies akan terus tumbuh dan pada akhirnya menyebabkan gigi tanggal.

B.     ANATOMI
Gigi (dentis), dimana terdapat dua macam gigi yaitu : gigi sementara (gigi susu) yang terdiri dari 4 gigi insisisvus (gigi seri), 2 gigi caninus (gigi taring), dan 4 gigi molar (gigi graham) pada setiap rahangnya, dan pada orang dewasa disebut gigi tetap (gigi permanen) yang terdiri dari 4 gigi insisivus, 2 gigi caninus dan 6 gigi molar pada setiap rahangnya, bagian dari setiap gigi terdiri dari mahkota, leher dan akar.

C.    ETIOLOGI
Faktor Penyebab Karies GIGI 1. Gigi dan air ludah Bentuk gigi yang tidak beraturan dan air ludah yang banyakk lagi kental mempermudah terjadi karies 2. Ada bakteri yang menyebabkan karies adalah dari jenis Streptococcus dan Lactobaillus 3. Makanan yang kita dikonsumsi makanan yang mudah lengket dan menempel di gigi seperti permen dan coklat memudahkan terjadi karies

D.    PATOFISIOLOGI
1.      Kebersihan mulut berkurang
2.      Sisa makanan (karbohidrat)
3.      Oleh bakteri di fermentasi
4.      Diubah menjadi asam laktat
5.      Mengenai gigi
6.      Menyebabkan temineralisasi
7.      Gigi menjadi berlubang

E.     MANIFESTASI KLINIS
Sesorang sering tidak menyadari bahwa ia mendreiata kries sampai penyakit berkembang lama tanda awal dari lesi karies adalah sebuah daerah yang tampak coklat dan membentuk lubang. Proses tersebut dapat kembali ke asal atau reversible, namun ketika lubang sudah terbentuk maka struktur yang rusak tidak dapat diregenerasi. Sebuah  lesi tampak coklat dan mengkilap dapat menandakan karies. Daerah coklat pucat menandakan adanya karies yang aktif.

F.     KLASIFIKASI
Tergantung kepada lokasinya, pembusukan gigi dibedakan menjadi 4, yaitu :
1.      Pembusukan permukaan yang licin/rata. Merupakan jenis pembusukan yang paling bias dicegah dan diperbaiki, tumbuhnya paling lambat sebuah karies dimulai sebagai bintik putih dimana bakteri melarutkan kalsium dari email. Pembusukan jenis ini biasanya mulai terjadi pada usia 20-30 tahun.
2.      Pembusukan lubang dan lekukan biasanya mulai timbul pada usia belasan, mengenai gigi tetap dan tumbuhnya cepat. Terbentuk pada gigi belakang, yaitu di dalam lekukan yang sempit pada permukaan gigi untuk mengunyah dan pada bagian gigi yang berhadapan dengan pipi, daerah ini sulit dibersihkan karena lekukannya lebih sempit  dari pada bulu-bulu pada sikat gigi.
3.      Pembusukan akar gigi. Berawal sebagai jaringan yang menyerupai tulang, yang membungkus permukaan akar (sementum) biasanya terjadi pada usia pertengahan akhir. Pembusukan ini sering terjadi karena makanan yang kaya akan gula. Pembusukan akar merupakan jenis pembusukan yang paling sulit dicegah.
4.      Pembusukan dalam email. Pembusukan terjadi di dalam lapisan gigi yang paling luar dank eras, tumbuh secara perlahan. Setelah menembus ke dalam lapisan kedua (dentin, lebih lunak), pembusukan akan menyebar lebih cepat dan masuk ke dalam pulpa (lapisan gigi paling dalam yang mengandung saraf dan pembuluh darah) dibutuhkan waktu 2-3 tahun untuk menembus email, tetapi perjalanannya dari dentin ke pulpa hanya memerlukan waktu 1 tahun.

G.    PENATALAKSANAAN
1.      Untuk mencegah kerusakan gigi :
a.       Tidak banyak memakan makanan yang mengandung gula.
b.      Tidak memakan makanan yang mengandung dung gula.
c.       Menghindari benturan gigi dengan lidah.
d.      Menyikat gigi segera setelah makan.
e.       Memeriksa gigi setelah 6 bulan sekali.
f.       Memakan sayur-sayuran.
g.      Memakan buah-buahan.
h.      Menyikat gigi minimal 6 bulan sekali.
2.      Menyikat gigi yang baik dan benar :
a.       Bersihkan permukaan dalam dan luar dari gigi bagian atas dengan gerakan memutar ke bawah.
b.      Bersihkan permukaan dalam dan luar dari gigi bagian atas dengan gerakan memutar ke atas.
c.       Tekan dan putar sikat dengan lembut pada gusi untuk melakukan pemijatan pada gusi.
3.      Tips merawat susu pada anak. Gigi susu membentuk perawatan yang sama dengan gigi permanen. Mereka membentuk perhatian dari infeksi atau cedera langsung. Pengobatan cepat dan tepat harus diberikan pada gigi susu yang membusuk atau terluka karena jatuh atau terutama.
a.       Segera setelah gigi susu  pertama muncul, anda harus mulai menyikat gigi anak anda. Pada awalnya, anda cukup menggunakan jari atau kapas untuk membersihkan gigi anak. Pada usia sekitar satu tahun, anda dapat mulai menyikat gigi anak dan kemudian mengawasi dan membimbing anak untuk menyikat gigi. Bimbinglah anak untuk menyikat gigi sampai usia 3-4 tahun atau sampai anak mampu menyikat sendiri dengan baik. Kemudian, anda cukup mengawasinya.
b.      Pilihlah sikat gigi anak yang baik, yang memiliki bulu bulat dan lembut. Kepala sikat harus kecil agar dapat menjangkau semua sudut. Gagangnya harus cukup tebal namun cocok, nyaman dan aman di tangan anak.
c.       Bilaslah sikat gigi dengan baik dan keringkan di udara setelah selesaikan pemakaian. Gantilah sikat gigi tiga bulan sekali.
d.      Gunakan pasta gigi khusus anak-anak dengan bahan yang tidak berbahaya bila terletan. Carilah pasta gigi dengan kandungan fluoride sebesar 0,1% atau 1.000 ppm (maksimum 1.500 ppm). Fluoride sangat penting untuk membentuk gigi yang sehat.
e.       Gunakan pasta gigi secukupnya saja, hanya sebesar kacang tanah sudah cukup. Jangan termakan pengaruh iklan yang menunjukkan penerapan pasta gigi sampai menutupi semua permukaan gigi. Overdosis fluoride pada saat pembentukan gugu dapat mengakibatkan masalah yang disebut fluorosis. Gigi anak menjadi berwarna coklat dengan bintik-bintik putih permanen. Anak-anak  dibawah usia enam tahun terntan terhadap masalah ini.
f.       Berikan contoh kebiasaan menyikat gigi yang baik pada anak. Sikatlah gigi anda di pagi dan sore hari. Hal ini memotivasi anak-anak untuk meniru anda. Sikatlah gigi dalam waktu yang cukup (sekitar tiga menit) sehingga seluruh permukaan gugu anda betul-betul bersih.
g.      Kunjungi dokter gigi secara rutin minimal sekali dalam 6 bulan. Perawatan gigi tidak hanya dilakukan terhadap kerusakan atau cedera, tetapi juga bila ada maloklusi gigi anak. Kunjungan berkala memungkinkan dokter gigi mendeteksi dan mengoreksi masalah lebih awal.
h.      Hentikan kebiasaan menghisap jempol. Menghisap jempol adalah normal sampai usia sekitar 3-4 tahun. Jika menghisap jempol terus berlanjut setelah usia ini, sebaiknya dilakukan upaya untuk menghentikannya karena dapat berakibat buruk pada gigi. (cara tradisional untuk menghentikan kebiasaan ini adlaah dengan menerapkan sesuatu yang pahit (misalnya brotowali) di jempol anak.

  


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


A.    PENGKAJIAN
Dari data-data pada soal setelah dikaji diperoleh data sebagai berikut :
1.      Data epidemiologi
a.       13 siswa (16%) pernal mengalami sakit gigi dalam 2 bulan terakhir.
b.      43 siswa (54%) mengalami caries gigi.
2.      Data perilaku dan lingkungan
a.       20 siswa TKIT Bina Insani (25%) mempunyai kebiasaan jajan es, permen, ciki.
b.      26 siswa (32,5%) tidak peranah menggosok gigi 2 kali sehari setelah makan dan sebelum tidur.
3.      Data edukasi dan organisasi
a.       2 siswa (2%) berpendapat bahwa tidak menggosok gigi tidak menyebabkan berlubang
b.      Belum terdapat pendidikan kesehatan mengenai perilaku hidup sehat pada siswa dan guru.
c.       16 siswa (32%) berpendapat bahwa mereka tidak setuju untuk menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur.
4.      Administrasi kebijakan
a.       Belum pernah diadakan penyuluhan tentang cara mencuci tangan dan gosok gigi yang benar kepada para siswa.







B.     ANALISA DATA
Data senjang
Etiologi
Masalah
Ds  : -
Do :
-     13 siswa mengalami sakit gigi dalam 3 bulan terakhir.
-     43 siswa mengalami caries gigi.
-     20 siswa mempunyai kebiasaan selalu jajan es, permen, coklat, ciki.
-     26 siswa tidak pernah menggosok gigi 2 kali sehari setelahmakan dan sebelum tidur

Kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan gigi.
Resiko tinggi sakit gigi akibat caries gigi.
Ds :
-     Belum pernah diadakan penyuluhan tentang cara mencuci tangan dan gosok gigi yang benar kepada para siswa.

Do :
-     26 siswa tidak pernah menggosok gigi 2 kali sehari setelah makan dan sebelum tidur.
-     2 siswa yang berpendapat tidak menggosok gigi tidak menyebabkan gigi berlubang.
-     Belum terdapat pendidikan kesehatan khusus mengenai perilaku hidup sehat pada siswa.
-     16 siswa berpendapat mereka tidak setuju untuk menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur.
Informasi yang tidak adekuat
Kurangnya pengetahuan tentang PHBS terutama mengenai kebersihan gigi

C.    PRIORITAS MASALAH
Dx I        :  Resiko tinggi sakit gigi akibat caries gigi berhubungan dengan kurangnya kesadaran akan pentingnya kebersihan gigi
Dx II      :  Kurangnya pengetahuan tentang PHBS terutama mengenai kebersihan gigi berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat.

D.    INTERVENSI
No
Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Rasionalosasi
I
Resiko tinggi sakit gigi akibat caries berhubungan dengan kurangnya kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi dengan kriteria.
Ds : -
Do :
-     13 siswa mengalami sakit gigi dalam 3 bulan terakhir.
-     43 siswa mengalami caries gigi.
-     20 siswa mempunyai kebiasaan selalu jajan es, permen, coklat, ciki.
-     26 siswa tidak pernah menggosok gigi 2 kali sehari setelahmakan dan sebelum tidur

-     Adakah pendekatan  dan gali untuk lebih mengenal siswa.


-     Berikan pengertian oada siswa makanan apa saja yang dapat merusak gigi.


-     Ajak diskusi siswa bersama orang tuanya untuk membuat simulasi tentang menggosok gigi yang menyenangkan.

-     Anjurkan siswa untum membawa bekal dari rumah.

-     Berikan pasta gigi yang rendah fluoride.

-     Dengan mengenal siswa akan memudahkan untuk mensosialisasikan PBHS
-     Dapat merubah cara pandang siswa akan pentingnya menyikat menyikat gigi.

-     Agar menyikat gigi menjadi kegiatan yang menyenangkan.




-     Agar makanan siswa dapat terkontrol

-     Kelebihan fluoride dapat menyebabkan kerusakan gigi.

II
Kurangnya pengetahuan tentang PHBS terutama tentang kebersihan gigi berhubungan dengan informasi yang adekuat.
Ds :
-     Belum pernah diadakan penyuluhan tentang cara mencuci tangan dan gosok gigi yang benar kepada para siswa.
Do :
-     26 siswa tidak pernah menggosok gigi 2 kali sehari setelah makan dan sebelum tidur.
-     2 siswa yang berpendapat tidak menggosok gigi tidak menyebabkan gigi berlubang.
-     Belum terdapat pendidikan kesehatan khusus mengenai perilaku hidup sehat pada siswa.
-     16 siswa berpendapat mereka tidak setuju untuk menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur.
-     Berikan penyuluhan tentang gigi

-     Simulasikan cara menggosok gigi yang baik dan benar

-     Jadwalkan 2x seminggu menggosok gigi bersama di sekolah.
-     Jadwalkan makan sehat bersama satu kali dalam satu minggu.
-     Dapat meningkatkan pengetahuan siswa.
-     Siswa dapat mempraktekan cara menggosok gigi yang bak dan benar
-     Membiasakan siswa untuk menggosok gigi

-     Membiasakan siswa memakan makanan yang bergizi membuat gigi lebih sehat.
-     Meningkatkan kemampuan pengetahuan siswa mengenai kebersihan gigi.





BAB IV
PEMBAHASAN


Setelah melakukan asuhan keperawatan dan tinjauan teoritis, di temukan beberapa kesenjangan diantaranya :
1.      Tahap pengkajian
Dalam tahap pengjadian ditemukan banyak data-data pengembangan perilaku kesehatan (mulai dari siswa jarang menggosok gigi sampai adanya angka kejadian siswa yang mengalami caries gigi), setelah saya kaji lebih lanjut ternyata hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai gigi oleh siswa maupun guru.
2.      Tahap diagnisa keperawatan
Tahap ini saya diagnosis mengenai :
Dx I        :  Resiko tinggi sakit gigi akibat caries gigi berhubungan dengan kurangnya kesadaran akan pentingnya kebersihan gigi
Dx II      :  Kurangnya pengetahuan tentang PHBS terutama mengenai kebersihan gigi berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat.
3.      Tahap intervensi
Disini saya menitik beratkan pada penyuluhan mengenai gigi dan simulasi tentang bagaimana membuat kegiatan menyikat gigi menjadi sangat menyenangkan.


BAB V
KESIMPULAN


Setelah saya menyelesaikan makalah ini saya sangat menyayangkan mengapa sampai banyak siswa TKIT Bina Insani banyak yang menderita caries gigi (54%). Hal seperti ini harusnya dapat dicegah melalui pendekatan pada siswa dan memberikan pandangan siswa mengenai pentingnya kebersihan gigi, pendekatan tersebut juga harus kepada keluarga siswa terutama orang tuanya agar dapat mengontrol kebersiha gigi dengan cara membiat simulasi bersama antara perawat dan orang tua untuk membuat trik yang menarik agar menyikat gigi menjadi aktivitas yang menyenangkan.

0 comments:

Proudly Powered by Blogger.