Category

Welcome Guys

Pages

Send Quick Massage

Name

Email *

Message *

ads

Saturday, October 10, 2015

M A K A L A H ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. K G7P6A0 DENGAN PREEKLAMSIA RINGAN DI PUSKESMAS PASEKAN

by Unknown  |  in Makalah at  6:49 PM


BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Pada saat ini kesehatan ibu dan anak merupakan masalah yang sangat penting karena merupakan tolak ukur derajat kesehatan suatu negara. Akselerasi pencapaian visi indonesia sehat 2010 melalui pembangunan kesehatan. Indikator derajat kesehatan yang utama adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi, salah satu penyebab kematian ibu secara langsung pada ibu hamil, bersalin dan ibu nifas yaitu pre eklamsia yang merupakan urutan kedua setelah penyebab perdarahan.
Perlu ditekankan bahwa sindroma preeklampsia ringan dengan hipertensi, edema, dan proteinuri sering tidak diketahui atau tidak diperhatikan oleh wanita yang bersangkutan. Tanpa disadari, dalam waktu singkat dapat timbul preeklampsia berat, bahkan eklampsia. Dengan pengetahuan ini, menjadi jelas bahwa pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin mencari tanda-tanda preeklampsia, sangat penting dalam usaha pencegahan preeklampsia berat dan eklampsia, di samping pengendalian terhadap faktor-faktor predisposisi yang lain.
Angka kejadian dapat diturunkan melalui upaya pencegahan, pengamatan dini, dan terapi. Upaya pencegahan kematian perinatal dapat diturunkan bila dapat di identifikasi faktor-faktor yang mempunyai nilai prediksi. Penentuan faktor yang mempunyai nilai prediksi serta pemantauan janin sangat penting agar kehamilan kalau perlu dapat diakhiri pada saat optimal.
Pada saat  melaksakan praktik klinik kebidanan (PKK 1) selama 1 bulan memperoleh data bahwa jumlah ibu yang memeriksakan kehamilan __ orang ibu hamil, jumlah normal __ orang,  jumlah yang anemia berat __ orang, jumlah yang anemia ringan __ orang dan jumlah yang mengalami preeklampsia ringan _ orang.
Berdasarkan data tersebut maka penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan judul ”Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Pre Eklamsia Ringan”.



1.2              Tujuan
1.2.1.      Tujuan Umum
Agar mahasiswi mampu menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan pre eklampsia ringan di puskesmas dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan menurut Varney dan pendokumentasian secara SOAP.

1.2.2.      Tujuan Khusus
·           Mahasiswi mampu melakukan pengumpulan data pada Ny. K Ibu Hamil dengan Pre Eklamsia Ringan
·           Mahasiswi mampu menginterprestasikan data  pada Ny. K Ibu Hamil dengan Pre Eklamsia Ringan
·           Mahasiswi mampu menentukan diagnosa dan mengidentifikasi masalah potensial pada Ny. K Ibu Hamil dengan Pre Eklamsia Ringan
·           Mahasiswi mampu mengambil tindakan segera atau kolaborasi dengan DSOG  pada Ny. K Ibu Hamil dengan Pre Eklamsia Ringan
·           Mahasiswi mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh pada Ny. K Ibu Hamil dengan Pre Eklamsia Ringan
·           Mahasiswi mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. K Ibu Hamil dengan Pre Eklamsia Ringan
·           Mahasiswi mampu mengevaluasi setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. K Ibu Hamil dengan Pre Eklamsia Ringan

1.3              Masalah
Dari uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah pada kasus ini adalah bagaimana memberikan asuhan kebidanan pada Ny. K Ibu Hamil dengan Pre Eklamsia Ringan.

1.4              Manfaat
Mengetahui dan memahami tentang kejadian Pre Eklampsi pada kehamilan serta penatalaksanaannya


BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1.            Pengertian
2.1.1.      Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri dari manusia, ovulasi, pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum. Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot-zigot terjadi nidasi (Implantasi) pada uterus. Pembentukan plasenta dan tumbang dengan aterm.

2.1.2.      Pengertian Pre Eklamsia
Pre eklampsia adalah suatu sindrom klinik dalam kehamilan (Usia kehamilan > 20 minggu dan atau berat janin 500 gram) ditandai dengan hipertensi, proteinuria dan oedema.
Diagnosis pre eklamsia ditegakkan berdasarkan adanya dua dari tiga gejala, yaitu penambahan berat badan yang berlebihan, edema, hipertensi dan proteinuria. Penambahan berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 Kg seminggu berapa kali. Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka. Tekanan darah > 140/90 mmHg atau tekanan sistolik meningkat >30 mmHg atau tekanan diastolik >15 mmHg yang diukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit. (Kapita Selekta Kedokteran, Mansjoer Arif, Media Aesculapius, Jakarta, 2000).

2.1.3.      Pengertian Pre Eklamsia Ringan
Pre-eklamsia ringan adalah kejadian yang ditandai dengan kenaikan tekanan darah, kenaikan berat badan dan proteinuria pada umur kehamilan 20 minggu atau lebih, atau pada masa nifas. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas.
Pre eklampsia ringan adalah tekanan darah siastolik dan diastolik 90-40 mmHg dengan 2 pengukuran bergerak 4 jam pada kehamilan > 20 minggu. Pre eklampsia ringan adalah tekanan darah tidak lebih dari 140/90 mmHg, proteinuria (+1) dan oedema minimal.
2.2.Etiologi Pre Eklamsia Ringan
Pre eklamsi sering terjadi pada kehamilan pertama dan pada wanita yang memiliki sejarah pre eklamsi di keluarganya. Resiko lebih tinggi terjadi pada  wanita yang memiliki banyak anak, ibu hamil, usia remaja, dan wanita hamil di atas usia 40 tahun. Selain itu, wanita dengan tekanan darah tinggi atau memiliki gangguan ginjal sebelum hamil juga beresiko tinggi mengalami pre eklamsi.
Ada beberapa faktor predisposisi yang diperkirakan dapat menjelaskan  etiologi dari kelainan tersebut di atas, antara lain:
1.        Primigravida atau multipara, terutama pada umur reproduksi ekstrim, yaitu remaja dan umur 35 tahun ke atas.
2.        Multigravida dengan kondisi klinis:
a.    Kehamilan ganda dan hidrops fetalis.
b.    Penyakit vaskuler termasuk hipertensi esensial kronik dan diabetes mellitus.
c.    Penyakit ginjal
3.      Hiperplasentosis
4.      Riwayat keluarga pernah pre eklamsi dan eklamsi
5.      Obesitas dan hidramnion
6.      Gizi yang kurang dan anemi
7.      Kasus – kasus dengan asam urat yang tinggi, defisiensi kalsium, defisiensi asam lemak tidak jenuh, kurang anti oksidan.

2.3.            Klasifikasi
Pre eklamsia ringan dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
  1. Pre eklamsia ringan bila disertai dengan keadaan sebagai berikut :
a.         Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring telentang, atau kenaikan sistdik 30  mmHg atau lebih cara pengukuran sekurang-urangnnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
b.         Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka : atau kehamilan berat badan 1 kg lebih atau lebih perminggu.
c.         Proteinuria kwantitatif 0,3 gram atau lebih perliter: kwalitatif (1+) atau (2+) pada urine kateter atau midstream.
  1. Pre eklamsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut :
a.         Tekanan darah 16/110 mmHg atau lebih.
b.         Proteinuria 5 gram atau lebih perliter.
c.         Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500cc per 24 jam.
d.        Adanya gangguian serbral, gangguan visus, dan rasa nyeri di pigastrium.
e.         Terdapat edema paru dan  sianosis

2.4.            Patofisiologi
Perubahan pada tekanan darah disebabkan spasmus pembuluh darah yang disertai dengan retensi garam dan air, bila spasmus pembuluh darah ditemukan diseluruh tubuh, maka tekanan darah yang meningkat merupakan usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar kebutuhan oksigen dalam jaringan  dapat dicakup. 
Kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan penimbunan cairan yang berlebihan dalam ruang intresititial belum diketahui sebabnya. Perubahan yang terjadi pada ginjal disebabkan oleh aliran darah keginjal menurun, menyebabkan filtrasi glomerulus berkurang sehingga menyebabkan diuresis turun dan pada kehamilan lanjut dapat terjadi disuria atau anuria.
Suatu keadaan hiperdinamika dimana temuan khas hipertensi dan proteinuria merupakan akibat hiperfusi ginjal untuk mengendalikan sejumlah besar darah yang berfungsi diginjal, timbul reaksi vaso spasme ginjal sebagai suatu mekanisme protektif, sehingga akan mengakibatkan keluhan nyeri kepala dan gangguan pengelihatan atau perubahan mental serta tingkat kesadaran yang akan menjadi eklamsia.

2.5.            Gejala Klinis
Gejala klinis pre eklamsia ringan meliputi:
·                    Hipertensi: sistolik/diastolik 140/90mmHg.
·                    Proteinuria: secara kuantitatif lebih dari 0,3gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif positif 2 (+2).
·                    Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tungkai.
·                    Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda pre eklamsia berat.

2.6.            Pemeriksaan Dan Diagnosis
·                    Kehamilan 20 minggu atau lebih        
·                    Kenaikan tekanan darah 140/90mmHg atau lebih dengan pemeriksaan dua kali selang 6 jam dalam keadaan istirahat (untuk pemeriksaan pertama dilakukan dua kali setelah istirahat 10 menit)
·                    Edema pada tungkai (pretibial), dinding perut, lumbosakral, wajah atau tungkai.
·                    Proteinuria lebih 0,3 gr/liter/ 24 jam, kualitatif (++).





















BAB III
KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY.K G7P6A0
DENGAN PREEKLAMSIA RINGAN

No Register                 : 001
Tanggal Pengkaian      : 16 januari 2013
Tempat                        : Puskesmas Pasekan

SUBJEKTIF
A.    Biodata
Nama ibu         : Ny. K                                    Nama suami    : Tn. K
Umur               : 40 Tahun                   Umur               : 45 Tahun
Pendidikan      : SD                             Pendidikan      : SD
Pekerjaan         : IRT                            Pekerjaan         : Nelayan                    
Agama             : Islam                         Agama             : Islam
Suku bangsa    : Jawa                          Suku bangsa    : Jawa
Alamat                        : Pagirikan                   Alamat                        : Pagirikan

  1. Alasan datang
Ingin memeriksakan kehamilannya.

  1. Keluhan utama
Ibu mengatakan kaki dan tangan terasa pegal dan kesemutan.

  1. Riyawat Obstetri
1.      Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan HPHT : 02-06-2012, TP : 09-05-2013. Pergerakan anak di rasakan pertama kali pada umur kehamilan 4 bulan. Ibu tidak mengkonsumsi jamu-jamuan / obat-obatan dari warung, ibu sudah memeriksakan kehamilannya 2 kali, di puskesmas 1 x, dan di bidan 1 x, ibu sudah suntik TT1
2.      Riwayat Haid
a.         Menarche         : 18 tahun
b.        Siklus Haid      : teratur
c.         Lamanya          : 3 hari
d.        Banyaknya      : 150cc (3 x ganti softex)
e.         Dismenorrhoe  : tidak ada

  1. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Hamil ke
Tanggal partus
Usia kehamilan
Jenis partus
Penolong
Penyulit kehamilan & persalinan
Anak
Nifas
JK
BB
PB
ASI
Penyulit
1
22/12/1987
39 minggu
Normal
Dukun Paraji
Tidak Ada
Laki-Laki
2800 gr
49 cm
Non Ekslusive
Tidak Ada
2
12/04/1988
38 minggu
Normal
Dukun Paraji
Tidak Ada
Laki-Laki
2800 gr
49 cm
Non Ekslusive
Tidak Ada
3
24/03/1990
38 minggu
Normal
Dukun Paraji
Tidak Ada
Laki-Laki
3000 gr
52 cm
Non Ekslusive
Tidak Ada
4
27/01/1992
38 minggu
Normal
Dukun Paraji
Tidak Ada
Laki-Laki
2900 gr
50 cm
Non Ekslusive
Tidak Ada
5
11/12/1995
39 minggu
Normal
Dukun Paraji
Tidak Ada
Laki-Laki
3200 gr
50 cm
Non Ekslusive
Tidak Ada
6
14/01/1997
38 minggu
Normal
Dukun Paraji
Tidak Ada
Laki-Laki
3000 gr
49 cm
Non Ekslusive
Tidak Ada


SUBJEKTIF
  1. Pemeriksaan umum
·         Keadaan umum           : Baik
·         Kesadaran                   : Compos Mentis
·         TTV                             : - Tekanan Darah        : 140/90 mmHg
  - Nadi                        : 80 x/mnt
  - Pernafasan              : 16 x/mnt
  - Suhu                        : 36o C
  1. Status gizi                               : - Tinggi badan           : 165 cm
  - Bb Sebelum Hamil  : 96 kg
  - Bb Sekarang           : 107 kg
  - Lila                          : 30 cm
Pemeriksaan Fisik
  1. Muka               : tidak pucat, tidak ada oedema
  2. Mata                : seclera putih, konjungtiva merah muda
  3. Hidung            : bersih, tidak ada polip
  4. Mulut              : bibir tidak pucat, lidah bersih, tidak ada karies dan stomatitis
  5. Telinga            : simetris, bersih, tidak ada serumen, nyeri tragus kanan dan kiri (-/-)
  6. Leher               : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis
  7. Payudara         : simetris, bersih, tidak ada benjolan, puting susu kanan dan kiri menonjol
  8. Abdomen        : terdapat linea nigra, tidak ada bekas luka oprasi
Pemeriksaan Leopod
Leopod 1 :
TFU : 31 cm, teraba bulat, lunak dan tidak melenting (bokong)
Leopod II :
Bagian kanan → teraba tahanan memanjang ( punggung )
Bagian kiri → teraba bagian-bagian kecil ( extermitas )
Leopod III :
Bagian bawah teraba bulat, keras dan melenting ( kepala )
DJJ : 140 x/menit
TBJ : ( 31–13 ) x 155 = 2790 gram
  1. Extremitas :
Atas                 → tidak ada oedema
Bawah             → terdapat oedema, tidak ada varises,  reflek patela kanan dan kiri ( +/+)
  1. Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan karena psien menolaknya
  2. Anus : tidak dilakukan pemeriksaan karena pasien menolaknya
  3. CVAT : tidak ada nyeri tekan

Pemeriksaan pemunjang
-          Protein urine : positif  (+)
-          Glikosa urine : negatif (-)

ANALISA
G7P6A0 31 minggu, janin hidup tunggal keadaan  ibu dan janin baik dengan pre-eklamsi ringan

PENATALAKSANAN
  1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga à hubungan baik terbina
  2. Memfasilitasi informed consent à ibu menyetujui tindakan yang akan dilakukan
  3. Memberithu hasil pemeriksaan à ibu mengetahui dan mengerti
  4. Menganjurkan ibu untuk isirahat yang cukup pada malam hari yaitu ± 8 jam dan siang hari ± 2 jam à ibu akan melakukannya
  5. Menganjurkan ibu untuk makan dengan menu seimbang dan protein tinggi seperti daging, ikan, susu, telur, keju dan kancang-kacangan à ibu akan melakukannya
  6. Menganjurkan ibu untuk diet rendah garam, tinggi protein dan banyak makan sayuran dan buah-buahan à ibu mengerti dan akan melakukannya
  7. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi Tablet FE 1 Tablet/hari à Ibu mengerti dan akan melakukannya
  8. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya pre-eklampsia seperti sakit kepala yang hebat, pandangan kabur, nyeri perut yang hebat, bengkak pada kaki, tangan dan wajah à Ibu mengerti dan dapat mengulang penjelasan yang disampaikan
  9. Mendiskusikan kunjungan ulang 1 minggu kemudian yaitu tanggal 23-januari-2013 atau bila ada keluhan dan terdapat tanda bahaya pre-eklamsi à ibu akan melakukannya
  10. Mendokumentasikan hasil asuhan


























BAB IV
PEMBAHASAN

4.1.            Riwayat Pre Eklampsia Keluarga
Setelah melihat dari tinjauan teori dan hasil penelitian bahwa riwayat preeklampsia keluarga bukan termasuk penyebab preeklampsia pada Ny. K. Didalam teori dijelaskan bahwa riwayat preeklampsia adalah suatu penyakit yang diderita oleh keluarga yang ditandai dengan adanya kenaikan tekanan darah adanya oedema dan ditemukannya proteinuria. Ternyata riwayat preeklampsia keluarga bukan menjadi faktor penyebab terhadap Ny. K, karena Ny. K dan keluarga tidak mempunyai riwayat preeklampsia.

4.2.            Wanita dengan Obesitas
Setelah melihat dari tinjauan teori dan hasil penelitian bahwa Obesitas dapat menyebabkan terjadinya preeklamsia pada Ny. K. Karena Ny. K tidak dapat mengatur  pola makan. Untuk mengetahui Berat Badan  pada Ny. K menggunakan rumus sebagai berikut.
Remaja dan  dewasa BBI = (TB - 100) - (TB - 100) x10% atau BBI = (TB - 100) x 90%
TB = Tinggi badan (cm)

Tabel Klasifikasi BMI menurut WHO
Klasifikasi
BMI(kg/m2)
Nilai batas dasar
Nilai batas tambahan
Kurus
<18.50
<18.50
Sangat kurus
<16.00
<16.00
Kurus
16.00 – 16.99
16.00 – 16.99
Agak kurus
17.00 – 18.49
17.00 – 18.49
Normal
18.50 – 24.99
18.50 – 22.99
23.00 – 24.99
Kegemukan
>=25.00
>=25.00
Pra-obesitas
25.00 – 29.99
25.00 – 27.49
27.50 – 29.99
Obesitas
>=30.00
>=30.00
Obesitas kelas I
30.00 – 34.99
30.00 – 32.49
32.50 – 34.99
Obesitas kelas II
35.00 – 39.99
35.00 – 37.49
37.50 – 39.99
Obesitas kelas III
>=40.00
>=40.00


4.3.            Wanita yang Mengalami Kehamilan Ganda
Dalam teori menjelaskan bahwa wanita yang mengalami kehamilan ganda yaitu bila proses fertilasi menghasikan janin lebih dari satu dan setelah dilakuan Palpasi : uterus teraba besar, teraba tiga bagian, teraba 2 bagian, dan 2 punggung, teraba bagian-bagian kecil yang banyak. Kemudian dilakukan Inspeksi : perut yang lebih besar, dan membuncit kadang-kadang terlihat dikaki dibeberapa tempat dan dilakukan pemeriksaan Auskultasi : DDJ terdengar di dua tempat.
Wanita yang mengalami kehamilan ganda bukan menjadi faktor penyebab pre eklampsia pada Ny. K karena telah dilakukan palpasi dan janin 31 minggu. Setelah melihat dari tinjauan teori dan hasil penelitian ternyata ibu tidak mengalami kehamilan ganda. Jadi faktor wanita yang mengalami kehamilan ganda bukan menjadi faktor penyebab terjadinya preeklampsia pada Ny. K.



4.4.            Molahidatidosa
Setelah melihat dari tinjauan teori dan hasil penelitian ternyata ibu tidak mengalami kehamilan dengan molahidatidosa, jadi molahidatidosa bukan menjadi faktor penyabab preeklamsia pada Ny. K.
Didalam teori dijelaskan bahwa molahidatidosa adalah suatu kehamilan yang tidak berkembang secra wajar dimana tidak ditemukan janin yang hampir seluruh villikorialis mengalami perubahan hidrofil, dan setelah dilakukan pemeriksaan auskultasi hanya ada bising usus, molahidatidosa bukan menjadi faktor penyebab pada Ny. K, karena Ny. K tidak mengalami kehamilan dengan molahidatidosa.

4.5.            Faktor Nutrisi
Setelah melihat tinjauan teori dan hasil penelitian bahwa faktor nutrisi Ny. K kurang baik sehingga nutrisi yang menyebabkan terjadinya pre eklampsia ringan pada Ny. K.
Didalam teori dijelaskan bahwa sejumlah besar garam yang masuk kedalam darah dapat menyebabkan volume darah bertambah. Akibatnya, jantung bekerja lebih kaut dan tekanan darah pun meningkat. Jadi aturlah menu makanan dengan kecukupan gizi seimbang dan protein tinggi.
Faktor nitrisi Ny. K kurang baik sehingga timbulnya pre eklampsia disebabkan oleh pola makanan Ny. K yang mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar garam tinggi terlalu banyak karena setelah dilakukan anamnesa dan menganjurkan Ny. K untuk mengurangi makan dengan kadar garam tinggi. 

4.6.            Faktor Umur
Setelah melihat tinjauan teori dan hasil penelitian faktor umur Ny. K dikategorikna beresiko. Dimana ibu berusia 40 tahun, maka hal ini sesuai dengan teori dimana umur >35 tahun dikategorika beresiko.
Dimana teori dijelaskan bahwa jika usia ibu < 20 tahun dan > 35 tahun dikategorikan beresiko.

4.7.            Kesehatan Fisik
Setelah melihat dari tinjauan teori hasil penelitian faktor Fisik Ny. K kurang baik. Didalam teori dijelaskan bahwa kesehatan fisik ibu hamil dengan pre eklampsia ringan ditandai dengan kenaikan tekanan darah atau kenaikan darah 140/90 mmHg atau lebih, odema umum dijari tengah kaki dan muka, kenaikan berat badan 1 kg atau lebih, protein urine 0,3 gram / liter atau kualitatif + 1 sampai 2 para urine kateter. Kesehatan fisik Ny. K yang kurang, karena itu berpantangan dengan tidur siang.

4.8.            Kondisi Psikologis
Setelah melihat dari tinjauan teori dan hasil penelitian, bahawa kondisi psikologi Ny. K mengalami kecemasan ringan. Didalam teori dijelaskan bahwa untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah ringan, sedang, berat atau berat sekali.
Faktor penyebab yang mempengaruhi terjadinya faktor preeklampsia biasa mempengaruhi kondisi psikologi terhadap penderita yang mengalami kehamilan dengan pre eklampsia.

4.9.            Komplikasi yang terjadi pada preeklamsia
4.9.1.      Elektrolit
Kadar elektrolit total menurun pada waktu hamil normal. Pada preeklamsia kadar elektrolit total sama seperti hamil normal, kecuali bila diberi diuretikum banyak, retraksi konsumsi garam atau pemberian oksitosin antidiuretik.
Preeklamsia berat yang mengalami hipoksia dapat menimbulkan gangguan keseimbangan asam basa. Pada waktu terjadi kejam eklamsia kadar bikarbonat menurun disebabkan timbulnya asidosis laktat dan akibat kompensasi hilangnya CO2. Kadar natrium dan kalium pada preeklamsia sama dengan kadar hamil normal yaitu sesuai dengan proporsi jumlah air dalam tubuh.
Karena kadar natrium dan kalium tidak berubah pada preeklamsia, maka tidak terjadi retensi natrium yang berlebihan ini berarti pada preeklamsi tidak diperlukan retraksi konsumsi garam.

4.9.2.      Tekanan Osmotik Koloid Plasma/Tekanan Onkotik
Osmolaritas serum dan tekanan onkotik menurun pada umur kehamilan 8 minggu. Pada preeklamsia tekanan onkotik makin menurun karena kebocoran protein dan peningkatan permeabilitas vaskuler.

4.9.3.      Koagulasi dan Fibrino Lisis
Gangguan koagulasi pada preeklamsia, misalnya trombositopenia, jarang yang berat, tetapi sering dijumpai, pada preeklamsia sering terjadi peningkatan FDP, penurunan trombin III dan peningkatan fibronektin.

4.9.4.      Viskositas Dara
Viskositas darah ditentukan oleh volume plasma, molekul makro : fibrinogen dan hematokrit pada preeklamsia viskositas meningkat, mengakibatkan meningkatnya resistensi perifer dan menurunnya aliran darah ke organ.

4.9.5.      Hematokrit
Pada kegamilan normal hematokrit menurun karena hipervolemia, kemudian meningkat lagi pada trimester III akibat peningkatan produksi urine. pada preeklamsia hematokrit meningkat karena hipovolemia yang menggambarkan beratnya preeklamsia.

4.9.6.      Edema
Edema dapat terjadi pada kehamilan normal. Edema yang terjadi pada kehamilan mempunyai banyak interpretasi, misalnya 40% oedema dijumpai pada hamil normal, 60% edema dijumpai pada kehamilan dengan hipertensi dan 80% oedema dijumpai pada kehamilan dengan hipertensi dan proteinuria.
Edema terjadi karena hopoalbuminemia atau kerusakan sel endotel kapiler. Oedema yang patologik oedema yang non dependen pada muka dan tangan atau oedema generalisata, dan biasanya disertai dengan kenaikan berat badan yang cepat.

4.9.7.      Hematologik
Perubahan hematologik disebabkan oleh hopovolemia akibat vasospasme, hipoalbuminemia, haemolisis mikroangiopatik akibat sepasmearteriole dan hemolisis akibat kerusakan endotel arteriole.
Perubahan tersebut dapat berupa peningkatan hematokrit akibat hipovolemia, peningkatan viskositas darah, trombositopenia, dan gejala hemolisis mikroangiopatik. Disebut trombositopenia bila trombosit <100.000 sel / ml. Haemolisis dapat menimbulkan destruksi eritrosit.

4.9.8.      Hepar
Dasar perubahan pada hepar ialah vasospasme, iskemia, dan perdarahan. Bila terjadi perdarahan pada periportal lobus periver, akan terjadi nekrosis sel hepar dan peningkatan enzim hepar.
Perdarahan ini dapat meletus hingga dibawah kapsula hepar dan disebut subkapsular haematoma. Subkapsular haematoma dan dapat menimbulakan rasa nyeri didaerah epigastrium dan menimbulkan ruptur hepar sehingga perlu pembedahan.

4.9.9.      Neurologik
Perubahan neurologik dapat berupa:
·         Nyeri kepala disebabkan hiperpervusi otak, sehingga menibulkan vasogenik oedema
·         Akibat spasme areti retina dan oedema retina dapat terjadi gangguan visus. Gangguan visus dapat berupa :
v  Pandangan kabur
v  Skotomata
v  Amaurosis yaitu kebutaan tanpa jelas adanya kelainan dan ablsio retinae (retinal detachment)
·      Hiperefleksi sering dijumpai pada preeklamsi berat, tetapi bukan faktor prediksi terjadinya eklamsi.
·      Dapat timbul kejang eklamptik. Penyebab kejang eklamptik belum diketahui dengan jelas. Faktor-faktor yang menimbulkan kejang eklamptik ialah oedema serebri, vasospasme serebridan iskemia serebri
·      Perdarahan intra cranial meskipun jarang, dapat terjadi pada pre-eklamsia berat dan eklamsi

4.9.10.  Kardiovaskuler
Perubahan kardiovaskuler disebabkan oleh peningkatan cardiac averload akibat hipertensi dan penurunan cardiac preload akibat hipovolemia.

4.9.11.  Paru
Penderita pre-eklamsi berat mempunyai resikonya besar oedema paru. Oedema paru dapat disebabkan oleh payah jantung kiri, kerusakan sel endotel pada pembuluh darah kapiler paru, dan menurunnya diuresis.
Dalam menangani oedema paru, pemasangan central venous pressure (CVP) tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari pulmonary capillary wedge presure.

4.9.12.  Janin
Pre-eklamsi dan eklamsi memberi pengaruh buruk pada kesehatan janin yang disebabkan oleh menurunnya perfusi utero plasenta, hipovolemia, vasospasme, dan rusaknya sel endotel pembuluh darah plasenta.
Dampak pre-eklamsi dan eklamsia pada janin adalah :
·         Intra uterine growth restriction (IUGR) dan oligohidramnion
Kenaikan morbiditas dan mortalitas janin, secara tidak langsung IUGR, prematuritas, oligohidramnion dan solusio plasenta


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1    Kesimpulan
Preeklampsia adalah penyakit pada kehamilan yang ditandai dengan hipertensi, proteinuria, dan edema yang terjadi setelah kehamilan 20 minggu, yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil, penyakit ini ditandai dengan tekanan darah yang meninggi diikuti oleh peningkatan kadar protein dalam urine. Dan dapat menyebabkan gangguan peredaran darah pada plasenta. Hal ini menyebabkan berat badan bayi yang akan dilahirkan relative kecil, si ibu akan melahirkan secara premature.
Wanita yang terkena eklampsia juga sering mengalami peningkatan TD, gagal ginjal, kejang-kejang dan dapat menyebabkanm koma, atau bahkan kematian baik sebelum atau setelah melahirkan.
Preeklampsia yang terjadi pada Ny. K adalah preeklampsia ringan yang terjadi pada trimester ke III, penatalaksanaan yang dilakukan pada  kasus ini yaitu pemantauan terhadap tanda-tanda preeklampsia berat sehingga persalinan lancar dan tidak menjadi preeklampsia berat.
Hasil  usaha yang diberikan pada  Ny. K  menunjukkan bahwa ANC yang teratur merupakan tindakan yang tepat dilakukan oleh ibu sehingga kasus yang di alami dapat di antisipasi agar tidak terjadi keterlambatan penanganan kasus.

5.2.Saran
·         Tenaga kesehatan dapat memberikan antenatal care sesuai dengan standar pelayanan kesehatan ibu hamil
·         Tenaga kesehatan dapat memberitahukan sesering mungkin tentang tanda bahay pada kehamilan TM1, TM2, TM3.
·         Tenaga kesehatan dapat memberikan pengertian kepada ibu hamil dan keluarganya akan pentingnya pemeriksaan antenatal care.
·         Ibu hamil dan keluarganya bersedia berdiskusi, mendengarkan saran atau nasihat dari tenaga kesehatan (dokter atau bidan), dan melakukan antenatal care untuk kebaikan dirinya.
DAFTAR PUSTAKA

 Mansjoer, Arif, dkk, editor, Kapita selekta kedokteran, jilid I. edisi ketiga. Jakarta : Media Aesculapius FKUI, 2001

Mochtar, MPH. Prof. Dr. Rustam. Synopsis Obstetri. Jilid I. edisi kedua EGC. Jakarta, 1998.

http://www.scribd.com/doc/899951/laporan kasus preeklampsia nas.

http://www.blogdokter.net/2009/02/17/preeklampsia dan eklampsi pada kehamilan.

http://khuheimi.blogspot.co,/2006/08/preeklampsia dan eklampsi.html.

Hanifa. Ilmu Kebidanan ed. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo. Jakarta 2005

http://kuliahbidan.wordpress.com









 

0 comments:

Proudly Powered by Blogger.