Category

Welcome Guys

Pages

Send Quick Massage

Name

Email *

Message *

ads

Saturday, October 10, 2015

MAKALAH Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

by Unknown  |  in Makalah at  6:53 PM


BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Usaha  Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha untuk membina dan membangun kebiasaan dan perilaku sehat pada peserta didik  usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh (komprehensif) dan terpadu (Integrative). Perawat adalah salah satu petugas kesehatan yang terbanyak yang dapat diandalkan untuk pembinaan UKS.
Pendekatan pelayanan kesehatan adalah proses keperawatan yang dilaksanakan melalui asuhan keperawatan yang bertujuan meningkatkan status kesehatan, menurunkan faktor resiko dan membantu dalam proses rehabilitasi serta perbaikan fungsi tubuh secara optimal. Salah satu  yang memerlukan pelayanan keperawatan yaitu Komunitas anak – anak sekolah.
Dari kasus diatas ada beberapa aspek yang perlu di benahi pada TKIT Bina Insani terutama dari segi kesadaran tentang kebersihan. Oleh sebab itu, saya merasa tertarik sekali untuk mengkaji dan membuat makalah ini sampai selesai.

B.     TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Makalah ini disusun untuk meningkatkan kemampuan saya dalam membuat asuhan keperawatan dan untuk menggali kepekaan saya dalam mengidentifikasi masalah keperawatan terutama keperawatan komunitas.
2.      Tujuan Khusus
Makalah yang saya buat ini untuk memenuhi tugas mata kuliah komunitas. Selain itu untuk melakukan pengkajian sampan Rencana Keperawatan sesuai dengan kasus.



BAB II
TINJAUAN TEORITIS


A.    PENGERTIAN
Karies (Gigi Berlubang) Karies (gigi berlubang) merupakan sisamakanan yang berupa karbohidrat atau gula yang tertinggal di dalam mulut diuraikan menjadi asam. Asam inilah yang mengakibatkan proses demineralisasi (hilangnya unusr mineral ca) pada lapisan email yang terbentuk bercak putih. Inilah awal terjadinya karies

B.     ANATOMI
Gigi (dentis), dimana terdapat dua macam gigi yaitu : gigi sementara (gigi susu) yang terdiri dari 4 gigi insisisvus (gigi seri), 2 gigi caninus (gigi taring), dan 4 gigi molar (gigi graham) pada setiap rahangnya, dan pada orang dewasa disebut gigi tetap (gigi permanen) yang terdiri dari 4 gigi insisivus, 2 gigi caninus dan 6 gigi molar pada setiap rahangnya, bagian dari setiap gigi terdiri dari mahkota, leher dan akar.

C.    ETIOLOGI
Ada empat hal utama yang menyebabkan karies gigi yaitu:
1.      Permukaan gigi
2.      Bakteri kariogenis (penyebab karies)
3.      Karbohidrat yang di fermentasikan
4.      Waktu

D.    PATOFISIOLOGI
Sisa makanan (gula) pada mulut akbibat mulut tidak bersih
Difermentasikan oleh bakteri
Asam
Asam + bakteri + sisa makanan + air liur (menyatu)
Membentuk lapisan lengket
Melekat pada permukaan gigi
Plak gigi
Zat asam pada plak
Karomgam leras gigi larut
Karies gigi

E.     KLASIFIKASI
Secara umum, ada dua tipe karies gigi bila dibedakan lokasinya, yaitu karies yang ditemukan di permukaan halus dan karies di celah atau fisura gigi.
1.      Karies celah dan fisura
Celah dan fisura adalah tanda anatomis gigi. Fisura terbetnuk saat perkembangan alur, dan tidak sepenuhnya menyatu, dan membuat suatu turunan atau depresio yang khas pada struktur permukaan email. Tempat ini mudah sekali menjadi lokasi karies gigi. Celah yang ada daerah pipi atau bukal ditemukan di gigi graham.
2.      Karies permukaan halus
Ada tiga macam karies permukaan halus. Karies proksimal, atau dikenal juga sebgai Karies interproksimal, tebentuk pada permukaan halus antara batas gigi. Karies akar terbentuk pada permukaan akar gigi. Tipe ketiga karies permukaan halus ini terbentuk pada permkaan lainnya.

F.     PENTALAKSANAAN
1.      Pemeriksaan
Pemeriksaan yang akan dilakukan oleh dokter gigi adalah pemeriksaan klinis, disertai dengan pemeriksaan raido grafik bila dibutuhkan, tes sensitivitas pada gigi yang dicurigai sudah mengalami nekrosisi, dan tes perkusi unuk melihat apakah infeksi sudah mencapai jaringan penyangga gigi.
2.      Pencegahan
a.       Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride dua kali sehari, pada pagi hari setalah sarapan dan malam hari sebelum tidur.
b.      Lakuakan flossing sekali dalam sehari untuk mengangkat plak dan sisa makanan yang tersangkut di antara celah gigi-gigi
c.       Hindari makanan yang terlalu manis dan lengket, juga kurangi minum minuman yang manis seperti soda.
d.      Lakukan kunjungan rutin ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali.
e.       Perhatikan diet pada ibu hamil dan pastikan kelengkapan asupan nutrisi, karena pembentukan benih gigi dimulai pada awal trimester kedua.
f.       Penggunaan fluoride baik secara local maupun sistemik.
3.      Pentalaksanaan medis
Biasanya perawatan yang diberikan adalah pemberishan jaringan gigi yang terkena karies dan penambalan (resorasi). Bahan tambal yang digunakan dapat bermacam-macam, misalnya resin komposit (penambalan dengan sinar dan bahannya sewarna gigi), glass ionomer cement, kompomer, atau amalgam (sudah mulai jarang digunakan)
Pada lubang gigi yang besar dibutuhkan restorasi yang lebih kuat, biasannya digunakan inlay atau onlay, bahkan mungkin mahkota tiruan. Pada karies yang sudah mengenai jaringan pulpa, perlu dilakukan perawatan saluran syaraf. Bila kerusakan sudah terlalu luas dan gigi tidak dapat diperbaiki lagi, maka harus dilakukan pencabutan.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A.    PENGKAJIAN
Setelah dilakukan pengkajian pada kasus TKIT Bina Insani didapat data-data sebagai berikut :
1.      Data epidemologi
a.       13 siswa (16%) pernah mengalami sakit gigi dan 67 siswa (84%) tidak pernah mengalami sakit gigi dalam 3 bulan terakhir
b.      43 siswa (54%) mengalami caries gigidan 37 siswa (46%) tidak mengalami ceries gigi.
2.      Data prilaku dan lingkungan
a.       20 siswa TKIT Bina Insani (25%) mempunyai kebiasaan selalu jajan es, permen, cokelat, ciki, 6 siswa (7,5%) kadang-kadang makan jajanan es, permen, cokelat dan ciki.
b.      26 siswa (32,5%) tidak pernah menggosok gigi 2 kali sehari setelah makan dan sebelum tidur
3.      Data edukasi dan organisasi
a.       78 siswa (98%) berpendapat bahwa tidak menggosok gigi menyebabkan gigi berlubang dan 2 siswa (2%) berpendapat bahwa tidak menggosok gigi tidak menyebabkan gigi berlubang
b.      Belum erdapat pendidikan kesehatan khusus mengenai perilaku hidup sehat pada siswa manapun pada guru
c.       54 siswa (68%) berpendapat bahwa mereka setuju untuk menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur dan 16 siswa (32%) berpendapat bahwa mereka tidak setuju untuk menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur.
4.      Data administrasi dan Kebijakan
a.       Belum pernah diadakan penyuluhan tentang cara mencuci tangan dan gosok gigi yang benar kepada para siswa.
B.     ANALISA DATA
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
DS      :   -   13 siswa (16%) pernah mengalami sakit gigi
DO      :   -   43 siswa (54%) mengalami carter gigi
-      20 siswa (25%) mempunyai kebiasaan selalu jajan es, permen cokelat, cream, 6 siswa (7,5%) kadang-kadang makan jajan es permen cokelat dan tuu

Kekurangan kendaraan akan pentingnya kebersihan gigi
Resiko tinggi sakit gigi di karenakan caries gigi
DS    :    - Belum pernah diadakannya penyuluhan tentang cara mencuci tangan dan gosok gigi yang benar bagi para siswa
DO     :    - 26 siswa (32,5%) tidak pernah gosok gigi 2 kali sehari setelah makan dan sebelum tidur
-   2 siswa (2%) berpendapat tidak menggosok gigi tidak menyebabkan gigi berklubang
-   Belum terdapat pendidikan kesehatan khusus mengenai prilaku hidup sehat pada siswa maupun pada guru
-   16 siswa (32%) berpendapat bahwa mereka tidak setuju untuk menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur.
Kurangnya informasi yang adekuat mengenai gigi
Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya kebersihan gigi

C.    PRIORITAS MASALAH
I.       Resiko tinggi sakit gigi dikarenakan caries gigi berhubungan dengan kurangnya kesadaran akan pentingnya kebersihan gigi
II.    Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya kebersihan gigi berhubungan dengan kurangnya informasi yang adekuat pada guru dan murid.

D.    INTERVENSI
No
Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Rasionalosasi
I
Resiko tinggi sakit dikarenakan caries gigi berhubungan dengan kurangnya kesadaran akan pentingnya membersihkan gigi. Dengan kriteria :
DS  :    - 13 siswa (16%) pernah mengalami sakit gigi
DO :    -  43 siswa (54%) mengalami carter gigi
-    20 siswa (25%) mempunyai kebiasaan selalu jajan es, permen cokelat, cream, 6 siswa (7,5%) kadang-kadang makan jajan es permen cokelat dan tuu

-     Adakah pendekatan  dan gali untuk lebih mengenal siswa.


-     Berikan pengertian oada siswa makanan apa saja yang dapat merusak gigi.


-     Ajak diskusi siswa bersama orang tuanya untuk membuat simulasi tentang menggosok gigi yang menyenangkan.

-     Anjurkan siswa untum membawa bekal dari rumah.

-     Berikan pasta gigi yang rendah fluoride.

-     Dengan mengenal siswa akan memudahkan untuk mensosialisasikan PBHS
-     Dapat merubah cara pandang siswa akan pentingnya menyikat menyikat gigi.

-     Agar menyikat gigi menjadi kegiatan yang menyenangkan.




-     Agar makanan siswa dapat terkontrol

-     Kelebihan fluoride dapat menyebabkan kerusakan gigi.

II
Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya kebersihan gigi berhubungan dengan kurangnya informasi yang adekuat kepada guru dan murid.
Dengan kriteria :
DS     :  -   Belum pernah diadakannya penyuluhan tentang cara mencuci tangan dan gosok gigi yang benar bagi para siswa
DO    :  -   26 siswa (32,5%) tidak pernah gosok gigi 2 kali sehari setelah makan dan sebelum tidur
-     2 siswa (2%) berpendapat tidak menggosok gigi tidak menyebabkan gigi berklubang
-     Belum terdapat pendidikan kesehatan khusus mengenai prilaku hidup sehat pada siswa maupun pada guru
-     16 siswa (32%) berpendapat bahwa mereka tidak setuju untuk menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur.
-     Berikan penyuluhan tentang gigi

-     Simulasikan cara menggosok gigi yang baik dan benar

-     Jadwalkan 2x seminggu menggosok gigi bersama di sekolah.
-     Jadwalkan makan sehat bersama satu kali dalam satu minggu.
-     Dapat meningkatkan pengetahuan siswa.
-     Siswa dapat mempraktekan cara menggosok gigi yang bak dan benar
-     Membiasakan siswa untuk menggosok gigi

-     Membiasakan siswa memakan makanan yang bergizi membuat gigi lebih sehat.
-     Meningkatkan kemampuan pengetahuan siswa mengenai kebersihan gigi.







BAB IV
PEMBAHASAN


Setelah melakukan asuhan keperawatan dan tinjauan teoritis, di temukan beberapa kesenjangan diantaranya :
1.      Tahap pengkajian
Dalam tahap pengjadian ditemukan banyak data-data pengembangan perilaku kesehatan (mulai dari siswa jarang menggosok gigi sampai adanya angka kejadian siswa yang mengalami caries gigi), setelah saya kaji lebih lanjut ternyata hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai gigi oleh siswa maupun guru.
2.      Tahap diagnisa keperawatan
Tahap ini saya diagnosis mengenai :
Dx I        :  Resiko tinggi sakit gigi akibat caries gigi berhubungan dengan kurangnya kesadaran akan pentingnya kebersihan gigi
Dx II      :  Kurangnya pengetahuan tentang PHBS terutama mengenai kebersihan gigi berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat.
3.      Tahap intervensi
Disini saya menitik beratkan pada penyuluhan mengenai gigi dan simulasi tentang bagaimana membuat kegiatan menyikat gigi menjadi sangat menyenangkan.




BAB V
KESIMPULAN

Setelah saya menyelsaikan makalah ini dengan melalui proses penkajian, mendiagnosa masalah yang terjadi di TKIT Bina Insani dan memprioritaskannya lalu merencanakan tindakan asuhan keperawatan saya menyimpulkan :
1.       Masalah akan teratasi jika KHa benar-benar melakuakan pendekatan baik secara personal (antar siswa) maupun institusional.
2.      Tindakan yang paling tepat untuk mengatasi masalah TKIT Bina Insani adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan (dalam hal ini melalui demonstrasi, cerita bergambar, kuis) agar menarik minat para siswa karena usia mereka masih di usia sekolah.
3.      Masalah di TKIT Bina Insani bisa di cegah dengan cara meningkatkan pelatihan kepada para pendidik (khususnya guru TK) agar dapat mensosialisasikan secara nyata kepada para muridnya.

0 comments:

Proudly Powered by Blogger.