Category

Welcome Guys

Pages

Send Quick Massage

Name

Email *

Message *

ads

Friday, October 2, 2015

GAMBARAN PENGETAHUAN PADA SISWI SMP KELAS VII TENTANG DISMENORHOE DI SMP NEGERI 1 SLIYEG KECAMATAN SLIYEG KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2014

by Unknown  |  in SKRIPSI at  7:31 PM


BAB I
                                                  PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Tubuh manusia mengalami berbagai perubahan dari waktu ke waktu sejak lahir yang meliputi pertumbuhan dan perkembangan. Perubahan yang cukup mencolok terjadi ketika anak perempuan dan laki-laki memasuki usia 9-15 tahun. Pada saat itu mereka tidak hanya tumbuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar, tetapi juga terjadi perubahan-perubahan di dalam tubuh yang memungkinkan untuk bereproduksi. Masa inilah yang disebut dengan masa pubertas atau masa remaja. (Proverawati, 2009 : 1)
Masa remaja atau masa puber, merupakan masa penghubung antara masa anak-anak dengan masa dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja sangat pesat, baik fisik maupun psikologi. Perkembangan yang sangat pesat ini berlangsusng pada usia 11-16 tahun pada laki-laki dan 10-15 tahun pada perempuan. (Proverawati, 2009 : 1).
Anak perempuan lebih cepat dewasa dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada masa pubertas mulai ada rasa tertarik terhadap lawan jenisnya. Pesatnya perkembangan pada masa pubertas dipengaruhi oleh hormon seksual. Organ-organ reproduksi pada masa puber telah mulai berfungsi. Salah satu ciri masa pubertas adalah mulai terjadinya menstruasi pada perempuan. (Proverawati, 2009 : 2)
Menstruasi atau haid adalah salah satu proses alami seorang perempuan yaitu proses deskuamasi atau meluruhnya dinding rahim bagian dalam (endometrium) yang keluar melalui vagina (Prawirohardjo, 2010 : 137 )
Peran utama sistem reproduksi terletak pada ovarium. Bahkan sebelum lahir, ovarium sudah mengandung ratusan ribu sel telur yang akan dikeluarkan biasanya sekali dalam satu bulan selama masa subur siap untuk dibuahi sel sperma pria. Sel telur yang tidak terbuahi menempel pada lapisan rahim selama haid. Proses ini dikontrol oleh sistem keseimbangan hormonal, yang dimulai sejak awal masa puber dan berlangsung selama kurang lebih 40 tahun sampai pada akhir fase kesuburan yaitu saat menopause ( Jarvis, dkk. 2011 : 88)
Menstruasi adalah siklus kompleks yang diatur oleh hormon-hormon. Proses menstruasi merupakan peristiwa yang unik, apa yang normal bagi seseorang mungkin dapat menjadi hal yang abnormal bagi orang lain ( Jarvis, dkk. 2011 : 90). Menstruasi sebenarnya merupakan gejala biologis yang dialami, progesif, dan positif sebagai tanda biologis dari kematangan seksual. Sehingga peristiwa itu seharusnya diterima dengan sikap wajar. Namun bila peristiwa mentruasi menimbulkan kejutan (shock) yang sangat hebat disertai dengan iritasi (rangsangan yang mengganggu), biasanya anak gadis merasa sakit, disertai dengan mual-mual, cepat lelah, dan berbagai emosi depresif (Proverawati, 2009 : 79).
Salah satu masalah menstruasi adalah dismenorhoe. Dismenorhoe adalah nyeri menstruasi yang memaksa wanita untuk istirahat atau berakibat pada menurunnya kinerja dan berkurangnya aktifitas sehari-hari. ( Proverawati, 2009 : 82-83). Menurut Jarvis (2011), dismenorhoe terbagi atas dismenorhoe primer dan sekunder. Dismenorhoe primer yaitu terjadi begitu siklus ovulasi mapan (atau dari mulai menstruasi pertama) dan dismenorhoe sekunder yaitu terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak pernah mengalami nyeri haid.
Masa menstruasi pertama (menarche) terjadi sekitar umur 12-13 tahun, atau kadang lebih awal atau kemudian. Irreguler period (periode tidak menentu keluarnya menstruasi) biasanya untuk pertama atau dua tahun. Bagi sebagian wanita, adakalanya menstruasi merupakan sesuatu yang kehadirannya membuat rasa cemas manakala timbul rasa nyeri menstruasi atau dismenorhoe. (Proverawati, 2009 : 82)
Angka kejadian dismenorhoe didunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami dismenorhoe. Sementara di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh dismenorhoe. Angka kejadian (prevalensi) dismenorhoe berkisar 45-95% dikalangan wanita usia produktif). Angka kejadian dismenorhoe tipe primer di Indonesia adalah sekitar 54,89%, sedangkan sisanya adalah penderita tipe sekunder.
SMPN 1 Sliyeg terletak di wilayah Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu tepatnya di desa sliyeg, sehingga akses informasi yang didapatkan oleh siswi tentang dismenohoe hanya melalui organisasi ekstrakulikuler Palang Merah Remaja (PMR). Dengan keadaan demikian kemungkinan pengetahuan siswi masih rendah. Hal ini di buktikan dengan hasil studi pendahuluan yang di lakukan oleh peneliti pada beberapa siswi kelas VII.
Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan pada 10 responden siswi SMPN 1 Sliyeg yang telah mengalami menstruasi, didapatkan hasil : dari 10 responden yang mengalami dismenorhoe sebanyak 6 orang dan 4 orang lainnya tidak mengalami dismenorhoe. Namun ketika ditanyakan mengenai pengetahuan seputar dismenorhoe, hanya 3 responden yang hampir menjawab secara tepat tentang pengertian dismenorhoe, akan tetapi tidak dapat menjelaskan tentang jenis, penyebab, faktor resiko dan penanggulangan dismenorhoe.
Dismenorhoe sering terjadi pada siswi kelas VII, dimana pada usia tersebut menarche (salah satu faktor resiko dismenorhoe) umumnya terjadi. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil kunjungan UKS (Unit Kesehatan Siswa), dari setiap kehadiran dalam tiap mata pelajaran, praktik olahraga, dan organisasi dengan alasan dismenorhoe.
Seperti hal nya di SMPN 1 Sliyeg, kejadian dismenorhoe sering kali terjadi hampir setiap bulan. Ini di buktikan dengan laporan petugas UKS yang mendata setiap bulan kunjungan UKS karena alasan dismenorhoe mencapai 5-10 kasus perbulan. Penanganan kasus dismenorhoe tersebut hanya dengan istirahat dan di oleskan dengan kayu putih.
Berdasarkan data hasil kunjungan UKS pada bulan juli terdapat 12 kunjungan (6,7%) siswi dengan alasan dismenorhoe dari jumlah total siswi kelas VII sebanyak 178 siswi. Sementara dari data absensi pada bulan juli terdapat 23 siswi (12,9%) yang tidak mengikuti jam mata pelajaran dengan alasan dismenorhoe.
Kejadian dismenorhoe sering sekali terjadi pada wanita, bahkan terjadi secara berulang selama bertahun-tahun. Wanita kadang merasa terganggu dengan adanya dismenorhoe tersebut. Beberapa wanita yang mengalami dismenorhoe tidak mengetahui tentang apa yang terjadi pada tubuhnya, sehingga sering kali melakukan tindakan yang kurang tepat dalam menangani dismenorhoe.
Dismenorhoe biasanya terjadi mulai dari menarche (haid pertama). Menarche terjadi pada sekitar usia 12 tahun atau biasanya sudah memasuki tingkat SMP kelas VII.
Dari uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan Siswi SMP kelas VII tentang Dismenorhoe di SMP Negeri 1 Sliyeg Tahun 2014”.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Sejauh manakah pengetahuan siswi SMP kelas VII tentang dismenorhoe di SMP Negeri 1 Sliyeg Tahun 2014?”.

C.       Tujuan
1.         Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pengetahuan siswi SMP kelas VII tentang dismenorhoe di SMP Negeri 1 Sliyeg Tahun 2014.

2.         Tujuan Khusus
a.         Mendapatkan pengetahuan siswi SMP kelas VII tentang pengertian dismenorhoe di SMP Negeri 1 Sliyeg Tahun 2014
b.         Mendapatkan pengetahuan siswi SMP kelas VII tentang jenis dismenorhoe di SMP Negeri 1 Sliyeg Tahun 2014
c.         Mendapatkan pengetahuan siswi SMP kelas VII tentang penyebab dismenorhoe di SMP Negeri 1 Sliyeg Tahun 2014
d.        Mendapatkan pengetahuan siswi SMP kelas VII tentang faktor resiko dismenorhoe di SMP Negeri 1 Sliyeg Tahun 2014
e.         Mendapatkan pengetahuan siswi SMP kelas VII tentang penanggulangan dismenorhoe di SMP Negeri 1 Sliyeg Tahun 2014.

D.       Manfaat Penelitian
1.         Manfaat Teoritis
Mengembangkan kajian tentang pengetahuan dismenorhoe pada remaja, sehingga dapat memperluas pengetahuan remaja tentang dismenorhoe dan meminimalkan dampak negatif yang mungkin terjadi.
2.         Manfaat Praktis
a.         Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan referensi, dokumentasi dan bahan pustaka tentang dismenorhoe.
b.         Bagi Responden
Dapat memberikan informasi tentang dismenorhoe.

E.       Ruang Lingkup
1.         Lingkup Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer serta instrumen penelitian menggunakan kuesioner.
2.         Lingkup Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini yaitu 178 siswi kelas VII SMP Negeri 1 Sliyeg Tahun 2014. Sampel menggunakan total populasi yaitu seluruh siswi kelas VII SMP Negeri 1 Sliyeg Tahun 2014 yang berjumlah 178 siswi.
3.         Lingkup Tempat dan Waktu
Penelitian akan dilakukan pada bulan Agustus Tahun 2014 di SMP Negeri 1 Sliyeg.

 Download Semua File 
BAB 1
BAB 2
 BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
berserta halaman depan
Hub. : pksindangindramayu@gmail.com

0 comments:

Proudly Powered by Blogger.