Category

Welcome Guys

Pages

Send Quick Massage

Name

Email *

Message *

ads

Sunday, October 11, 2015

MAKALAH KOTA SEMARANG

by Unknown  |  in Makalah at  6:42 PM

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Semarang adalah kabupaten dari berbagai wilayah seperti Ungaran dan sekitarnya. Sejarah dan asal usul Kota Semarang dimulai sekitar abad ke 8-M. Nama Semarang sendiri berasal dari kata Asem Arang yang berarti pohon asem yang jarang. Nama tersebut diberikan oleh putra seorang penyebar agam Islam dari Kerajaan Demak yaitu Raden Pandanarang.
Penulis memilih asal usul kota Semarang karena merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah dan karena mengetahui asal usul Kota Semarang.

B.    Rumusan Masalah
Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengambil beberapa masalah yang berkaitan dengan asal usul Kota Semarang :
1.       Bagaimana asal usul dan sejarah Kota Semarang ?
2.      Asal muasal nama Semarang ?

C.    Tujuan Penulisan
Dalam rumusan masalah di atas, penulis memiliki tujuan sebagai berikut.
1.       Mengetahui asal usul dan sejarah Kota Semarang.
2.      Mengetahui asal muasal nama Semarang.



BAB II
PEMBAHASAN


A.  ASAL USUL DAN SEJARAH KOTA SEMARANG
Sejarah Semarang berawal kurang lebih pada abad ke-8 M, yaitu daerah pesisir yang bernama Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno. Daerah tersebut pada masa itu merupakan pelabuhan dan di depannya terdapat gugusan pulau-pulau kecil. Akibat pengendapan, yang hingga sekarang masih terus berlangsung, gugusan tersebut sekarang menyatu membentuk daratan. Bagian kota Semarang Bawah yang dikenal sekarang ini dengan demikian dahulu merupakan laut. Pelabuhan tersebut diperkirakan berada di daerah Pasar Bulu sekarang dan memanjang masuk ke Pelabuhan Simongan, tempat armada Laksamana Cheng Ho bersandar pada tahun 1405 M. Di tempat pendaratannya, Laksamana Cheng Ho mendirikan kelenteng dan mesjid yang sampai sekarang masih dikunjungi dan disebut Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu).
Pada akhir abad ke-15 M ada seseorang ditempatkan oleh Kerajaan Demak, dikenal sebagai Pangeran Made Pandan (Sunan Pandanaran I), untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan Pragota. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu munculah pohon asam yang jarang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan nama daerah itu Semarang dari kata Asem Arang.
Sebagai pendiri desa, kemudian menjadi kepala daerah setempat, dengan gelar Kyai Ageng Pandan Arang I. Sepeninggalnya, pimpinan daerah dipegang oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II. Di bawah pimpinan Pandan Arang II, daerah Semarang semakin menunjukkan pertumbuhannya yang meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Pajang. Karena persyaratan peningkatan daerah dapat dipenuhi, maka diputuskan untuk menjadikan Semarang setingkat dengan Kabupaten.
Pada tanggal 2 Mei 1547 bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 rabiul awal tahun 954 H disahkan oleh Sultan Hadiwijaya setelah berkonsultasi dengan Sunan Kalijaga. Tanggal 2 Mei kemudian ditetapkan sebagai hari jadi kota Semarang.
Kemudian pada tahun 1678 Amangkurat II dari Mataram, berjanji kepada VOC untuk memberikan Semarang sebagai pembayaran hutangnya, dia mengklaim daerah Priangan dan pajak dari pelabuhan pesisir sampai hutangnya lunas. Pada tahun 1705 Susuhunan Pakubuwono I menyerahkan Semarang kepada VOC sebagai bagian dari perjanjiannya karena telah dibantu untuk merebut Kartasura. Sejak saat itu Semarang resmi menjadi kota milik VOC dan kemudian Pemerintah Hindia Belanda.
Pada tahun 1906 dengan Stanblat Nomor 120 tahun 1906 dibentuklah Pemerintah Gemeente. Pemerintah kota besar ini dikepalai oleh seorang Burgemeester (Wali kota). Sistem Pemerintahan ini dipegang oleh orang-orang Belanda berakhir pada tahun 1942 dengan datangya pemerintahan pendudukan Jepang.
Pada masa Jepang terbentuklah pemerintah daerah Semarang yang dikepalai Militer (Shico) dari Jepang. Didampingi oleh dua orang wakil (Fuku Shico) yang masing-masing dari Jepang dan seorang bangsa Indonesia. Tidak lama sesudah kemerdekaan, yaitu tanggal 15 sampai 20 Oktober 1945 terjadilah peristiwa kepahlawanan pemuda-pemuda Semarang yang bertempur melawan balatentara Jepang yang bersikeras tidak bersedia menyerahkan diri kepada Pasukan Republik. Perjuangan ini dikenal dengan nama Pertempuran Lima Hari.
Tahun 1946 Inggris atas nama Sekutu menyerahkan kota Semarang kepada pihak Belanda. Ini terjadi pada tanggal l6 Mei 1946. Tanggal 3 Juni 1946 dengan tipu muslihatnya, pihak Belanda menangkap Mr. Imam Sudjahri, wali kota Semarang sebelum proklamasi kemerdekaan. Selama masa pendudukan Belanda tidak ada pemerintahan daerah kota Semarang. Namun para pejuang di bidang pemerintahan tetap menjalankan pemerintahan di daerah pedalaman atau daerah pengungsian di luar kota sampai dengan bulan Desember 1948. daerah pengungsian berpindah-pindah mulai dari kota Purwodadi, Gubug, Kedungjati, Salatiga, dan akhirnya di Yogyakarta. Pimpinan pemerintahan berturut-turut dipegang oleh R Patah, R.Prawotosudibyo dan Mr Ichsan.
Pemerintahan pendudukan Belanda yang dikenal dengan Recomba berusaha membentuk kembali pemerintahan Gemeente seperti di masa kolonial dulu di bawah pimpinan R Slamet Tirtosubroto. Hal itu tidak berhasil, karena dalam masa pemulihan kedaulatan harus menyerahkan kepada Komandan KMKB Semarang pada bulan Februari 1950. tanggal I April 1950 Mayor Suhardi, Komandan KMKB. menyerahkan kepemimpinan pemerintah daerah Semarang kepada Mr Koesoedibyono, seorang pegawai tinggi Kementerian Dalam Negeri di Yogyakarta. Ia menyusun kembali aparat pemerintahan guna memperlancar jalannya pemerintahan.

B.  ASAL MUASAL NAMA SEMARANG
Pada zaman dahulu di kerajaan Demak hidup seorang pangeran. Namanya Raden Made Pandan. Disamping sebagai bangsawan kerajaan ia juga dikenal sebagai seorang ulama atau ahli agama Islam yang cukup disegani berbagai kalangan masyarakat.
Dia mempunyai seorang putra bernama Raden Pandanarang. Raden Pandanarang dikenal sebagai anak yang baik, sopan santun, ramah dan hormat kepada kedua orang tuanya.
Pada suatu hari Raden Made Pandan mengajak putranya dan beberapa pengiring pergi dari wilayah kesultanan Demak. Setelah beberapa hari, sampailah mereka di tempat yang subur. Di sana mereka mendirikan rumah . Raden Made Pandan juga mendirikan pondok pesantren dan mengajarkan agama Islam ditempat itu.
Pada suatu hari Raden Made merasa bila akan menghadap Allah, maka ia berwasiat kepada putranya untuk meneruskan perjuangannya menyebarkan agama Islam. Ia berkata kepada putranya untuk tidak meninggalkan daerah ini dan berpegang teguh kepada ajaran para wali, dengan begitu hidupnya akan menjadi mulia, selamat dunia akhirat. Pesan itu selalu terngiang di teliga Raden Pandanarang.Setelah ayahnya meninggal dunia, ia terus melanjutkan perjuangannya mengajarkan agama Islam.
Pada suatu hari ketika menggarap sawah Raden Pandanarang dan pengikutnya melihat suatu keanehan. Di atas tanah yang subur disela-sela pepohonan yang hijau nampak beberapa pohon asam tumbuh saling berjauhan atau jarang-jarang. Semua orang merasa heran melihat jarak antara pohon asam yang satu dengan yang lainnya.
Raden Pandanarang bingung mengapa pohon asam itu tumbuh berjauhan, padahal tanahnya subur, mestinya pohon-pohon asam itu tumbuh berdekatan.  Beberapa orang pengikutnya membenarkan dan mengatakan bahwa hal tersebut tak lazim terjadi dan sangat aneh.
Raden Pandanarang berkata kalau daerah tersebut akan dinamainya Semarang yaitu dari kata asem yang jarang.

BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Dari pembahasan isi di atas, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
1.      Nama Semarang berasal dari Asem Arang yang berarti pohon asem yang jarang.
2.     Nama Semarang diberikan oleh Raden Pandanarang.

B.    Saran
Dalam karya tulis ini, penulis memberikan saran kepada beberapa pihak, antara lain :
1.     Untuk mengetahui asal usul Kota Semarang, pembaca disarankan untuk membaca laporan ini.
2.     Untuk mengetahui sejarah Kota Semarang, pembaca disarankan untuk membaca laporan ini.


  

  


DAFTAR PUSTAKA


Google, sejarah Semarang www.google.com






KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
Dalam laporan ini, penulis memilih asal usul daerah Semarang. Selanjutnya, laporan ini penulis memberi judul “ASAL USUL DAN SEJARAH KOTA SEMARANG”.
Dalam penyelesaian karya tulis ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.    Para guru pembimbing yang telah memberi nasihat untuk penyelesaian laporan ini
2.    Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis
3.    Teman-teman penulis yang telah bersedia berbagi informasi tentang asal usul kota Semarang kepada penulis
4.    Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu

Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran guna memperbaiki tugas mendatang yang berjenis sama. Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, apabila ada kesalahan dalam pembuatan laporan ini.



Sindang, 30 September 2015





DAFTAR ISI


Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan

Bab II Pembahasan                                         
A.    Asal usul Kota Semarang
B.     Asal muasal nama Semarang
Bab III Penutup
A.    Kesimpulan
B.     Saran
Daftar Pustaka



0 comments:

Proudly Powered by Blogger.